HUMAS PEMERINTAH.

07.17 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /


PROFESIONALISME HUMAS PEMERINTAH
Oleh : Ach. Chambali Hasjim


PENGERTIAN.
(F.Horlaw ): Ilmu yang mempelajari dimana suatu organisasi mencoba memenuhi pertanggungjawaban masyarakat, menjamin pengakuan masyarakat dan bila perlu persetujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

(Institut of Public Relations/IPR) : Keseluruhan upya yang dilakukn secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayak.

(Frank Jefkins) : Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik kedalam maupun keluar, antara stau organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

(Mexico/ The Mexican Statement ) : Suatu seni sekaligus disiplin ilmu social yang menganalisa berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, member masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayak.

Dari keempat pengertian tersebut, Humas dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan upaya keseluruhan komunikasi yang terencana, baik kedalam maupun keluar untuk menciptakan saling pengertian antara organisasi dan khalayaknya dalam rangka tercapainya tujuan-tujuan spesifik yang telah ditetapkan.


TUGAS KEHUMASAN
1. To inform – menginformasikan
2. To explain – menjelaskan
3. To suggest – memberikan saran-saran
4. To persuade – membujuk/mempengaruhi
5. To invite – mengundang/mengajak
6. To convince – meyakinkan
7. To educate – memberikan pendidikan
8. To entertain – mengemas informasi


PROFESIONALISME HUMAS.
Seseorang dikatakan profesional karena dia sangat profes dalam menjalankan tugasnya, yaitu sangat ahli dan terampil melakukan tugas profesinya. Keahlian dan ketrampilannya itu disebabkan karena dari pengalaman (jam terbang), pendidikan dan pelatihan. Pekerjaan kehumasan sangat menuntut profesionalisme agar didapat hasil yang optimal.

Diera informasi yang didukung oleh pesatnya perkembangan ICT ( Information Comunication Technology) sekarang ini, persaingan komunikasi-informasi menjadi semakin ketat, para stakeholder masyarakat berebut perhatian public dengan menggunakan informasi sebagai mediumnya. Terpaan arus informasi datang dari segala penjuru, dan berada dimana-mana (ubiquitous), serta semakin beragam. Kini public tidak lagi dihadapkan pada persoalan mencari informasi, tetapi lebih pada memilih dan memilah informasi yang menjadi kebutuhannya.

Derasnya arus informasi dari berbagai kalangan dan stakeholder masyarakat, membuat kalangan media secara selektif menempatkan beritanya yang sesuai dengan minat pasar, karena diera modern ini media massa sudah lebih pada posisi industry jasa informasi, sehingga minat konsumen menjadi pertimbangan utama penempatan berita. Berita-berita yang rilis (press release) oleh Humas Pemerintah kurang diminati oleh kalangan media.

Persoalan yang dihadapi oleh Humas Pemerintah dalam menjalankan profesionalisme kehumasannya karena danya kendala pemahaman dalam profesi humas atau terjadi “disfungtionalisation of public relation practices”. Terjadi reduksi atas fungsi humas dipemerintahan. Humas dibebani tugas dan tanggung jawab atas reputasi pemerintah dan pencitraan atau membangun image positif pemerintah (brand image building), tetapi lebih banyak mengerjakan “among tamu”, dan kalau toh menjadi juru bicara (spokesperson), sebatas dipermukaannya, detail dan kedalaman informasi sering tidak dimiliki. Ini dapat dimaklumi karena posisinya tidak memiliki akses sampai ditingkat proses dan pengambilan keputusan.

Humas merupakan petugas yang bertanggung jwab mengumpulkan dan memanage informasi secara lengkap tentang berbagai isu/informasi yang akan disampaikan pada public, maupun dikoordinasikan kekalangan unit-unit pemerintahan sendiri. Fungsi melakukan koordinasi dalam humas pemerintah amatlah penting, agar semua komponen pemerintahan memiliki informasi yang lengkap, rasional, rasional, jujur dan untuk menghindari munculnya pernyataan yang saling bertentangan (conflicting statements) dikalangan mereka sendiri.

Sebenarnya dalam menjaga reputasi pemerintah, pencitraan dan membangun image positif pemetintah, para public relations officer yang bertugas pada Humas Pemerintah (Government Public Relations), meraka merupakan manajer-manajer komunikasi dan informasi yang mengatur lalu lintas komunikasi dan informasi dipemerintahan, termasuk mengatur performance simbul-simbul organisasi/pemerintah (para pemimpin pemerintahan) agar pencitraan pemerintah terus dapat ditingkatkan.

Tetapi yang harus diingat, karena sebagai Humas Pemerintah/lembaga public maka strategi komunikasi yang dibangun harus tetap berorientasi kepada kepentinganpublic (public interest oriented), baik public internal ( dalam lingkungan pemerintahan ) maupun public eksternal ( masyarakat). Dengan demikian, pimpinan Humas Pemerintah yang professional itu ada 2, yaitu pemerintah yang harus dijaga reputasinya, dan masyarakat yang memiliki hak masyarakat untuk tahu ( people’s right to know) apa yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah.

Untuk menjadi Public Relation Officer yang professional harus memiliki beberapa persyaratan seperti yang ditulis oleh Stephen Hess dalam bukunya the Government Connection (1998) meliputi:
  1. Berstamina tinggi;
  2. Punya rasa ingin tahu;
  3. Ingin membantu;
  4. Kuat ingatannya;
  5. Sopan;
  6. Tenang;
  7. Mengerti psikologi;
  8. Mampu memperhitungkan dan menangani sesuatu secara detail;
  9. Mampu mempelajari fakta secara cepat dan dapat menangani hal-hal tak terduga;
  10. Bisa menjalankan tugas secara simultan;
  11. Sanggup menerima complain, dan interupsi ;
  12. Bisa beraksi cepat;
  13. Harus obyektif dengan wartawan
  14. Tidak menganakemaskan siapapun
  15. Memiliki etika dan integritas tinggi.

SARANA YANG DIGUNAKAN.
Untuk melancarkan persoalan komunikasi, Government Public Relations yang professional berusaha menyediakan beberapa sarana informasi untuk semua pihak, baik untuk internal lingkungan organisasi/pemerintah, juga untuk para wartawan (cetak, elektronik, cyber media) juga masyarakat secara langsung. Beberapa sarana komunikasi yang disediakn itu antara lain :
  1. Press Release ( siaran pers );
  2. Media Advisory ( pemberitahuan untuk media ) seperti agenda kegiatan pejabat, dll.
  3. Fact sheet or backgrounder (Lembaran fakta atau latar belakang informasi)
  4. Visual (gambar) seperti foto, grafik, diagram, peta untuk melengkapi siaran pers;
  5. Curuculum vitae (CV) pejabat yang diperlukan untuk melengkapi siaran pers.
  6. Pitch Letter, berisi ringkasan ide cerita dalam suatu paragraf, menjelaskan mengapa hal ini penting bagi public.
  7. Radio Actuality (Aktualita radio) semacam rekaman audio pengumuman pejabat pemerintah yang dibuat seolah-olah seperti wawancara.
  8. Hardcopy Pidato pejabat.
  9. Feature, berisi cerita diluar bentuk hard news
  10. Situs internet /Portal Pemerintah.
  11. E-mail, untuk penyampaian informasi/siaran pers kepada media.
  12. Press Converence
  13. Wawancara
  14. Media Tour.

PRESS RELEASE WRITING.
Tujuan penulisan siaran pers adalah untuk :
  • Memberitahu khalayak tentang kejadian atau perkembangan baru;
  • Ada sesuatu yang baru yang harus diperkenalkan kepada orang banyak
  • Meluruskan informasi yang mengandung kekeliruan atau ketidak-jelasan;
  • Bantahan yang harus disiarkan setelah dilingkungan khalayak beredar informasi yang tidak benar;
  • Membuat agar public tetap tahu akan keberadaan suatu institusi (institution exisity), menjaga citra dan cridibilitas.

Hal pokok yang harus diperhatikan dalam penulisan siaran pers, adalah : nilai berita berguna bagi orang banyak (derajatnya, penting, menaruik, penting dan menarik); Hak-hak public akan informasi yang benar, jelas,dan jujur ; actual, fakta dan realita.

RAGAM KARYA JURNALISTIK
Bersifat Informatif :
News (Berita) : Yaitu untuk mengabarkan dengan segera, sesuatu yang baru terjadi atau perkembangan baru tentang sesuatu (sehingga audience menjadi tahu) dengan mengungkapkan fakta mutakhir yang dapat menjawab 5W + 1H. Yang termasuk dalam News ini adalah Hard News (penting dan langsung) ,Soft News (menarik, diterbitkan selang beberapa waktu). Talk News (berita dari percakapan)

Featrue : untuk menerangkan sesuatu, peristiwa maupun masalah (sehingga audience menjadi paham atau mengerti duduk persoalannya) dengan mengungkapkan 5W+1H dan member penekanan pada unsur Why dan How. Yang termasuk dalam feature adalah : Bright ; Profile ; Pengalaman Pribadi; Feature Sejarah ; Feature Yang Mengajarkan Sesuatu ; Feature Yang Memperkenalkan Sesuatu ; Tulisan Ilmiah Popular; dan News Feature.

Bersifat Persuasif:
Indepth Report : Untuk menerangkan sesuatu, peristiwa maupun masalah (sehingga audience menjadi paham atau mengerti duduk persoalannya) dengan mengungkapkan 5W+1H dan member penekanan pada unsure Why dan How, dengan mendekati tema cerita secara lebih komprehensif. Termasuk jenis ini adalah Interpretative Report dan Investigative Report.

Artikel Opini : Untuk menerangkan sesuatu (sehingga audience sependapat, memperoleh pemikiran pembanding, atau sekedar memahami masalah) dengan menunjukan fakta dan gagasan tentang itu, disertai argument. Termasuk jenis ini adalah Analisa, Komentar, Esei Jurnalistik, Kritik, Tajuk Rencana, Pojok, Surat Pembaca.


BERITA.
Karakter Berita :
  • Lead (teras berita) harus kuat
  • Straight Lead ( digunakan dalam straight news, unsure 5W+1H dalam satu alinea)
  • Delayed Lead (dipakai media mingguan/bulanan, unsure 5W+1H tidak dalam satu alinea)
  • Struktur artikel : piramida terbalik
  • Background information and explanatory
  • Paragraphing
  • Kutipan dan paraphrase harus dibedakan dengan jelas
  • Bahasa yang dipakai haruslah hemat dan jelas,
  • Berita tidak ditulis dengan berprasangka, dan opini pelapor/berita tidak boleh masuk didalamnya
  • Fair, jujur, balance, dan cover both sides.
  • Akurat
  • Ditulis secara colourful, tidak kering,
  • Menjawab 5W+1H
  • Menerangkan unsure-unsur kajadian terakhir
  • Anglenya tajam
  • Tidak melanggar kode etik jurnalistik
  • Tidak membuka peluang untuk digugat orang lain

Penulisan :
Menjawab 5W + 1 H, yaitu :
  • (What) Apa yang terjadi ?
  • (Who) Siapa pelaku dalam peristiwa itu ?
  • (Where) Dimana peristiwa itu terjadi ?
  • (When) Kapan peristiwa itu terjadi ?
  • (Why) Mengapa peristiwa itu terjadi ?
  • (How) Bagaimana peristiwa itu terjadi ?

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai berita :
• Conquence (Dampak/akibat )
• Un usual ( keanehan)
• Prominence (ketokohan)
  • Conflict (konflik)
  • Magnitude (daya tarik)
  • Proximity (kedekatan)
  • Human Interest ( manusiawi)
  • Timeliness (tepat waktu)
  • Sensational (sensasional)


FEATURE
Karakter Feature.
Faktual,
Feature adalah tulisan yang dibuat berdasarkan fakta, tentang suatu kenyataan, bukan fiktif.

Menerangkan Masalah, Bukan Memberitakan.
Feature menerangkan kejadian/masalah dengan mengungkapkan jawaban unsure why dan how secara lebih rinci, lebih mengutakan background masalah untuk mengantar orang pada pemahaman suatu masalah ( tidak selalu harus menjawab 5W+1H), karena lebih pada menerangkan maka kebanyakan lebih tahan akan waktu.

Tidak Memaksanakan Opini.
Feature pada dasarnya tidak boleh dimasuki oleh opini penulis, tetapi subyektivitas dan interpretasi penulis dalam kenyataannya tak mungkin dibendung.

Penulisan Tidak Dikekang Pola Piramida Terbalik.
Karena feature tidak dibebani tugas ‘mengabarkan’ maka ia tidak perlu ditulis dengan mendahulukan fakta paling penting atau fakta paling menarik (piramida terbalik)

Lead Ditulis Atraktif.
Lead feature lebih mengandalkan uraian yang atraktif dalam mendaulat perhatian pembaca. Pola penulisan feature tidak setegas pola penulisan news lead. ( biasanya penulisan lead menggunakan pola : News Summary Lead ; Picture Lead; Descriptive Lead ; Analogy Lead; Contrast Lead dan Kutipan Lead (kutipan dari tokoh, peribahasa, ungkapan tokoh terkenal, kata menggoda, kalimat pendek).

Bahasa Mirip Bahas Cerita Pendek.
Feature sangat mengutamakan bahasa cerita pendek kelancaran bahasa. Bersifat popular, dibuat dengan sense bahasa yang baik, istilah harus tepat, mempertimbangkan irama kalimat.

Angle Tunggal
Dalam memaparkan masalah, feature selalu memilih satu sudut pandang, makin dipersempit masalahnya makin baik.

Akhirnya, untuk meningkatkan profesionalisme kehumasan, para public relations officer harus terus memberdayakan “authentic power”, yaitu kemampuan untuk melakukan (to do), bertindak (to act), menghasilkan (to produce) dalam dirinya sehingga menghasilkan sesuatu yang positif.(18/04/2010)*********



Label:

0 komentar:

Posting Komentar