Cara Allah Mengawasi Kita

21.38 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /

TIGA CARA ALLAH MENGAWASI MANUSIA
(Allah Maha Mengetahui – Al ‘Alim)

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
Wahuwal qoohiru fawqo 'ibaadihi wahuwal khakiimul khobiir
Dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-nya. Dan Dialah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui.
(QS. Al-An’am [6]:18)

Majelis Netizen Rohimatullah
·      Sebelumnya  kita panjatkan syukur kehadirat allah swt.. Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
·      Alhamdulillaahil ladzii  an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi allah yang telah melimpahkan  nikmat iman dan islam.
·      Wa nikmatan  ‘umrihi,  wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana sunnah rasul “barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (hr. Muslim).... Amien.
·      Berkat rahmat dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di rumah allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
·      Sholat subuh yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan allah ta’ala dalam qs. Al israa’-78, oleh rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa sholat shubuh, maka ia dalam jaminan allah....(HR. Muslim. No 1.050)
·      Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril anaam  Muhammadin shalalloohu ‘alaihi wassalam ,
 sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya  ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (qs ali imran (3:102)
·      Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu  dengan  melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
·      Dan meninggalkan semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya “belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak bisa gitu !!!
·      Abu hurairah r.a, menceritakan ia  mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(HR.Bukhari dan Muslim).
·      Apa yang akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah sempurna sampai rasululloh saw wafat,
·      Dakwah itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw.  (al ghosyiah [88]:21)
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
·      Hari ini kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan, ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (ali imran 104)
·      Dan  kata rasululloh saw, ad daallu ‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·      Dan mudah-mudahan saya tidak termasuk golongan yang diperingatkan Allah Ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri Watansawna an-fusakum  Wa-antum tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul turunya ayat 44 Surah Al Baqarah ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya, tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian ini.
·      Dakwah berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. 
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.

Majelis Netizen Rohimatullah
·      salah satu dari ‘asmaul husna” bahwa allah ta’ala adalah “al khoobir” yang maha mengetahui “ wahuwal qoohiru fawqo 'ibaadihi wahuwal khakiimul khoobiir / dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-nya. dan dialah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui.  [qs. al an’am (6:18)]
·      apa yang masih didalam batin manusiapun allah mengetahui, “alaa ya'lamu man kholaqo wahuwal-lathiiful khobiir ‘ / apakah allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia maha halus lagi maha mengetahui?
(qs. al-mulk [67]:14)
·      suatu ketika istri rasululloh saw aisyah r.a menyembunyikan sesuatu kepada beliau, rasululloh saw berkata :
لَتُخْبِرِينِي أَوْ لَيُخْبِرَنِّي اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
attakhbirnii au layukh-bironnaal lathiifu khobiiru
engkau harus memberitahukanku atau allah yang maha lembut dan maha mengetahui yang akan memberitahukanku.” (hr. muslim, no. 1625)
·      dalam 99 asmaul khusna, ada dua sebutan untuk dzat yang maha mengetahui yaitu (19) al ‘alim /yang maha mengetahui/memiliki ilmu dan (31) al khobir/ yang maha mengenal.
·      menurut imam ibnul qayyim (bada’i al fawaid, 2/131), al-‘alim dan al-khobir  sama-sama berarti yang mengetahui. akan tetapi dari sisi objek, keduanya memiliki perbedaan.
·      al-‘alim berasal dari kata al-‘ilmu, al-‘ilmu itu zhahir (bagian luar dari pengetahuan),  sedangkan al-khobir berasal dari kata al-khibroh merupakan batin (bagian dalam yang tersembunyi).
·      hanya allah swt yang memiliki kesempurnaan “ al ‘alim”  yang mampu menyingkap al-khibroh, karena allah memiliki asmaul husna keduanya
·      lalu bagaimana allah swt yang al ‘alim dan al khobir”  tersebut mengawasi kita hambanya... pertanyaan ini sepintas sepertinya hal yang tidak patut dipertanyakan,....
·      namun justru allah swt yang menunjukkan bagaimana allah mengawasi hambanya, yaitu ada 3 cara :
pertama, selalu berada bersama kita
·      allah swt melakukan pengawasan secara langsung, selalu bersama dengan kita dimanapun dan kapanpun saja, karena allah selalu bersama hambanya.
·      bahkan allah swt teramat dekat dengan kita yaitu lebih dekat dari urat leher kita sebagaimana firmannya dalam qs qaaf (50:16) :

wana
khnu aqrobu ilayhi min khablil wariid
“....... dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

·      allah juga selalu menyertai hambanya, bila kita sendiri maka dia yang kedua, bila berdua, maka dia yang ketiga, bila bertiga, maka dia yang keempat. bila kita berlima, maka dia yang keenam
 (qs. al mujaadilah [58]:7).
o  alam taro annallooha
o  ya'lamu maa fiissamaawaati wamaa fiil-ardhi
o  maa yakuunu min najwaa tsalaatsatin illaa huwa roobi 'uhum
o  walaa khamsatin illaa huwa saadisuhum
o  walaa adnaa min dzaalika
o  walaa aktsaro illaa huwa ma'ahum
o  ayna maa kaanuu tsumma yunabbi-uhum
o  bimaa 'amiluu yawmal qiyaamati
o  innallaaha bikulli syay-in 'aliim
o  tidakkah kamu perhatikan,
o  bahwa sesungguhnya allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi?
o  tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan dia-lah keempatnya.
o  dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan dia-lah keenamnya.
o  dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.
o  kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
o  sesungguhnya allah maha mengetahui segala sesuatu.

·      terus katanya kalau “ikhwan/laki2 dan akhwad/wanita” berkhalwat/berudaan, maka yang ketiga adalah setan, yang akan membisikan kemunkaran.
·      ya, rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.”[ hr. ahmad 1/18]

kedua, melalui malaikat
·      pengawasan juga dilakukan dengan menggunkan perangkat “malaikat” allah, yang tidak pernah akan menyelisi perintah allah ta’ala.
 (qs. qaaf [50]:17-18)
idz yatalaqqool mutalaqqiyaani 'anil yamiini wa'anisy-syimaali qo'iid
[50:17] (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
maa yalfizhu min qowlin illaa ladayhi roqiibun 'atiid
[50:18] tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
·      kedua malaikat ini akan mencatat segala amal perbuatan kita yang baik maupun yang buruk; yang besar maupun yang kecil. tidak ada yang tertinggal.
·      catatan tersebut kemudian dibukukan dan diserahkan kepada kita di yamumil khisab nanti.
(qs. al kahfi [18]:49).
wawudhi'al kitaabu fatarool mujrimiina musyfiqiina mimmaa fiihi wayaquuluuna yaa waylatanaa maa lihaadzaal kitaabi laa yughoodiru shaghiirotan walaa kabiirotan illaa akhsaahaa wawajaduu maa 'amiluu khadliran walaa yadzlimu robbuka akhadaa
[18:49] dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".

ketiga, melaalui diri kita sendiri
·      allah swt melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri.
·      ketika kelak nanti meninggal maka anggota tubuh kita seperti tangan dan kaki akan menjadi saksi bagi kita.
·      kita tidak akan memiliki kontrol terhadap anggota tubuh tersebut untuk memberikan kesaksian sebenarnya.
·      ini ditegaskan dalam QS. Yaasiin (36:65) :
alyawma nakhtimu 'alaa afwaahihim watukallimunaa aydiihim watasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun
[36:65] pada hari ini kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

o  kesimpulannya,
~     kita hidup tidak akan bisa terlepas dimanapun dan kapanpun saja dari pengawasan allah swt.
~     tidak ada tempat untuk mengingkari allah swt.
~     yakinlah bahwa perbuatan sekecil apapun akan tercatat dan akan dipertanyakan oleh allah swt dihari perhitungan kelak.

demikian yang saya sampaikan bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena sifat-nya yang  al haaq/yang maha benar,

kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya sebagai manusia,
yang sifatnya memang deket dengan kekhilafan
seperti kata pepatah arab :
al insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.

waloohu a’lam bishowab
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
subhanakallahumma wabihamdika
asyhadualla ilahailla anta
astagfiruka wa’atubu ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr. tirmidzi, shahih).
nas-alullah as-salamah wal ‘afiyah/
hanya kepada allah kita mohon keselamatan.

wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
wassalamu’alaikum warahmatulloohi wabarokatuh




Label:

0 komentar:

Posting Komentar