Muhassabah Nikmat Ilmu dan Sehat

22.08 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /



MUHASSABAH
(Atas Nikmat Ilmu )

http://poligami.jeeran.com/images/BASMALAH.gif

Ass wrwb

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/16/16_18.png
Wa-in ta-'udduu ni' matalloohi
Laatukh-suuhaa innallooha laghofuurur- rokhiim
“dan jika kamu menghitung-hitung nikmat allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya allah benar-benar maha pengampun lagi maha penyayang”. [QS. An-Nahl_16:18]

Qoola  rasulullloh saw
Laa tadzuulu qodamaa ‘abdi
Yaumal qiyaamati khatta yus ala ‘an arbain :
An ‘umrihi fiima atnaahu;
Wa ‘an ‘ilmiihi fiima fa’ala;
Wa ‘an maalihi min aynak-tasabahu
Wa fii ma anfaqohu;
Wa ‘an  jismihi fiimaa ablahu

Majelis netizen rohimatullah
·      Sebelumnya  kita panjatkan syukur kehadirat allah swt.. Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
·      Alhamdulillaahil ladzii  an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi allah yang telah melimpahkan  nikmat iman dan islam.
·      Wa nikmatan  ‘umrihi,  wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
·      Berkat rahmat dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
·      Sholat subuh yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim. No 1.050)
·      Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril anaam  Muhammadin shalalloohu ‘alaihi wassalam,  sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya  ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (Qs. Ali Imran (3:102)
·      Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu  dengan  melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
·      Dan meninggalkan semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya “belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak bisa gitu !!!
·      Abu Hurairah r.a, menceritakan ia  mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan Muslim).
·      Apa yang akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah sempurna sampai rasululloh saw wafat,
·      Dakwah itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw.  (Al Ghosyiah [88]:21)
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
·      Hari ini kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan, ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran 104)
·      Dan  kata Rasululloh saw, ad daallu ‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·      Dan mudah-mudahan saya tidak termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/2/2_44.png
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna an-fusakum  wa-antum tat luunal kitaaba Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul turunya ayat 44 surah al baqarah ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya, tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian ini.
·      Dakwah berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. 
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.

Majelis Netizen Rohimatullah
Muhassabah.
·      Sebagai seorang muslim yang cerdas, maka hendaknya selalu melakukan  muhassabah atau instropeksi agar perjalanan kehidupan kedepan selalu terkontrol bahwa jalan yang kita tempuh “on the track”   tidak mengalami out of sidetidak keluar dari jalur yang diperintahkan allah swt.
·      Pentingnya melakukan muhassabah dengan menghisabnya didunia agar ringan khisab diakherat.
·      Imam turmudzi juga meriwayatkan ungkapan Umar bin Khattab mengenai urgensi dari muhasabah. Shohabat umar r.a. Mengemukakan: hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia “
·      Seperti diterangkan dalam ayat diatas, kita tak akan mampu menghitung nikmat allah swt yang telah dilimpahkan kepada kita, bahkan sering kita merasa itu bukan anugerah tetapi seperti menjadi hak kita untuk mendapatkannya, begitu arrahman dan arrohim allah swt kepada ummatnya.
Khisab terhadap empat nikmat
·      Ada empat nikmat Allah swt yang akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat kelak, sebagaimana sabda rasululloh saw yang diriwayatkan oleh at tirmidzi :
Laa ta-dzuulu qodamaa ‘abdi 
Yaumal qiyaamati khatta yus ala ‘an arbain : 
”tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya hari kiamat nanti, empat perkara (yaitu), tentang :
An ‘umrihi fiima atnaahu;
(1) umurnya untuk apa ia habiskan?; 
Wa ‘an ‘ilmiihi fiima fa’ala;
(2) ilmunya untuk apa ia amalkan?; 
Wa ‘an maalihi min aynak-tasabahu
Wa fii ma an-faqohu; 
(3) hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?;
Wa ‘an  jismihi fiimaa ablahu
(3) hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?;

Muhassabah Nikmat Ilmu.
·      Dengan Seni hidup jadi indah_dengan Ilmu hidup jadi mudah dan dengan Agama hidup jadi terarah.  Seorang muslim wajib hukumnya untuk selalu menambah ilmu.  Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap Muslim (orang Islam)” (HR. Ibnu Majah). 
·      Orang yang berilmu menjadi tempat orang bertanya, dan dapat memberi pencerahan kepada sesamanya, sebagai amalan kebaikan dari ilmu yang dimilikinya.  Allah SWT telah menegaskan dalam hal ini seperti pada QS. Al_Anbiyaa’ (21 :7) :
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/21/21_7.png
wamaa arsalnaa qoblaka illaa rijaalan nuukhii ilayhim fas-aluu
ahladz-dzikri in kuntum laa ta'lamuun
Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.
Ilmu Yang Bermanfaat.
·      Namun perlu diingat, bahwa ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, bukan ilmu untuk kehancuran, bukan ilmu untuk mewujudkan ambisi pribadi memperoleh kekuasaan dll.
·      Rasulullah SAW mamberi peringatan: “Barang siapa yang belajar ilmu yang semestinya untuk meraih ridha Allah Azza wajalla, tetapi ia gunakan untuk meraih kedudukan dan kesenangan di dunia, maka ia tidak akan mendapatkan surga sedikitpun, walau hanya baunya”. (HR Abû Dâwud, no. 3664, dan Ibnu Mâjah, no. 252).
·      Maksudnya siapapun yang dikaruniai ilmu dan kepintaran lalu digunakannya untuk menipu manusia, berlaku sombong dan untuk kepentingan pribadinya saja maka orang seperti ini tidak layak masuk ke dalam surga Allah. Setiap manusia akan ditanyai untuk apa ilmunya diamalkan.
Amalan Ilmu tetap jadi sumber pahala.
·      Ilmu yang bermanfaat, yang member kemaslahatan umat merupakan amal ibadah yang bersangkutan yang akan mengiringi jazat sampai akherat.
·      Hadits Rasululloh SAW, riwayat Bukhosi dan Muslim :
qoola rosulullohi sholallohu ‘alaihi wassalam,  idzaa maata ibnu adama,
in-‘atho’a ‘amaluhu illa min tsalaatsin,  shodaqotin_jaariyatin,
au ‘ilmin yuntafa ‘ubihi  auwaladin shoolikhin yad’uulahu. 
Rosuululloh saw bersabda; Bila seseorang telah meninggal, terputuslah  untuk semua pahala segala amal, kecuali dari tiga hal yang kekal : Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, Dan anak sholeh yang senantiasa mendo’akannya   (HR. Bukhori dan Muslim)
Bahwa setiap manusia ditemani oleh tiga teman setianya, yaitu hartanya yang menemani selama hidupnya, keluarganya yang menemani sampai liang lahat, dan amalannya yang menemani sampai akhiratnya (HR. Bukhari dan Muslim),
Ilmu yang bermanfaat merupakan amalan yang akan menemaninya sampai akhirat kelak.
Nikmat Badan Yang Sehat.
·      Kenikmatan badan yang sehat akan sangat terasa, disaat kenikmatan ini dicabut oleh Allah SAW menjadi orang dalam keadaan sakit.
·      Nikmat badan sehat merupakan kenikmatan kedua setelah iman yang diberikan oleh Allah SWT.
Mohonlah kepada Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan). (HR. Ibnu Majah)
·      Nikmat badan sehat  memberi peluang dan kesempatan bagi sesorang untuk dapat melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, apakah itu perbuatan baik atau buruk.
·      Itulah sebabnya kenikmatan sehatnya badan ini akan dimintakan pertanggung jawabannya kelak,  
·      Sabda Rasululloh SAW :  Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba dari kenikmatan-kenikmatan Allah kelak pada hari kiamat ialah ucapan, "Bukankah telah Kami berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air minum yang sejuk?" (HR. Tirmidzi)
·      Suatu ketika Rasulullah SAW berpesan kepada Ibnu Abbas tentang dua kenikmatan yang sering membuat manusia lupa, lalai, dan tertipu. Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang (Artinya, saat-saat sehat dan waktu senggang / luang orang sering menggunakannya untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan terlarang). (HR. Bukhari). 
·      Rasululloh SAW mengistilahkan orang-orang seperti itu sebagai maghbun, yaitu mereka yang sering melupakan atau meremehkan kondisi sehat dan kesempatan (waktu luang). 
·      Dalam riwayat yang lain Rasul saw pernah memberi nasihat kepada Ibnu Umar, "… dan (manfaatkanlah) kesehatanmu sebelum datang waktu sakitkanmu…."
·      Sabda Rasulullah SAW, ''Kondisi sehat dan kesempatan luang adalah dua nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia, namun sering mereka lupakan.''
Dari hadis ini, ada dua pesan yang Rasululloh SAW sampaikan.
Pertama, Ketika sehat, kita sebetulnya diberi sinyal agar selalu ingat bahwa kesehatan adalah nikmat luar biasa, dan umumnya kalau dicabut nikmat sehat tersebut baru merasakan.
Kedua, manusia hendaknya selalu mengoptimalkan kesempatan yang ada untuk melakukan hal-hal yang positif bagi dirinya dan orang lain.
·      Kesehatan dan kesempatan adalah dua hal utama yang sering membuat manusia melupakan Allah SWT.
Inilah yang disinyalir oleh ulama besar Ibnu al-Jauzi, '
o  'Terkadang manusia itu sehat, tapi tidak memiliki kesempatan luang karena kesibukannya dengan urusan dunia.
o  Ada juga yang memiliki kesempatan luang, namun tidak sehat.
o  Ketika dua hal ini ada pada diri manusia, ternyata membuat mereka malas untuk taat kepada Allah, maka inilah orang-orang yang maghbun.''
·      Orang yang maghbun, Yaitu, orang-orang yang sama sekali tidak memahami hakikat kesehatan yang dimilikinya, sehingga tidak mensyukurinya.
·      Rasulullah SAW bersabda: “Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa semangat, dan tiap-tiap semangat ada masa lelahnya, maka barang siapa yang letih karena melaksanakan ajaranku maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barang siapa yang letih bukan karena telah menjalankan ajaranku, maka ia termasuk orang yang binasa” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

Waloohu a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena sifat-nya yang  al haaq/yang maha benar,

Kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
al insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadualla ilahailla anta
Astagfiruka wa’atubu ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr. Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum warahmatulloohi wabarokatuh

Ya Rabb..
"Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii,
wa aafinii, warzuqnii."
Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku,
selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku

“Allaahumma innii as’aluka
‘ilman naafi’an
wa rizqan waasi’an
wa syifa’an min kulli daa’in”
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat,
rezeki yang luas, dan penawar (kesembuhan) dari segala penyakit.
(H.R. Thabrani)”

Amien



Label:

0 komentar:

Posting Komentar