Shaum Romadhon

22.14 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /



MARHABAN YA ROMADHON
 (Kuliah Subuh Online-Seri Rukun Islam Ke-4)
http://poligami.jeeran.com/images/BASMALAH.gif
Ass wrwb
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
yaa ayyuhaalladziina aamanuu kutiba 'alaykumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alaalladziina min qoblikum la'allakum tattaquun
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Majelis netizen rohimatullah
·      Sebelumnya  kita panjatkan syukur kehadirat allah swt.. Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
·      Alhamdulillaahil ladzii  an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi allah yang telah melimpahkan  nikmat iman dan islam.
·      Wa nikmatan  ‘umrihi,  wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
·      Berkat rahmat dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
·      Sholat subuh yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim. No 1.050)
·      Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril anaam  Muhammadin shalalloohu ‘alaihi wassalam,  sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya  ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (Qs. Ali Imran (3:102)
·      Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu  dengan  melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
·      Dan meninggalkan semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya “belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak bisa gitu !!!
·      Abu Hurairah r.a, menceritakan ia  mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan Muslim).
·      Apa yang akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah sempurna sampai rasululloh saw wafat,
·      Dakwah itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw.  (Al Ghosyiah [88]:21)
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
·      Hari ini kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan, ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran 104)
·      Dan  kata Rasululloh saw, ad daallu ‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·      Dan mudah-mudahan saya tidak termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/2/2_44.png
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna an-fusakum  wa-antum tat luunal kitaaba Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul turunya ayat 44 surah al baqarah ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya, tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian ini.
·      Dakwah berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. 
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.

Majelis Netizen Rohimatullah
·      Begitu istimewa dan agungnya bulan ramadhon ini, maka kita sambut dengan ucapan “marhaban ya ramadhan” bukan dengan ucapan “ahlan wasahlan’ yang biasanya ditujukan kepada sebayanya.
·      Walaupun keduanya berarti “selamat datang” tetapi penggunaannya berbeda. Para ulama tidak menggunakan ahlan wa sahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan “marhaban ya Ramadhan”.
·      Al-Quran menggunakan kata shiyam : “Yaa ayuhaladziina amannu, kutiba alaikumushiam/Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (shiyamu)…….(QS. Al_Baqarah [2]:183) sebanyak delapan kali, kesemuanya dalam arti puasa menurut pengertian hukum syariat.
·      Shiyam atau shaum bagi manusia pada hakikatnya adalah menahan atau mengendalikan diri. Karena itu pula puasa dipersamakan dengan sikap sabar, baik dari segi pengertian bahasa (keduanya berarti menahan diri) maupun esensi kesabaran dan puasa.
·      Hadis qudsi yang menyatakan antara lain bahwa, “Puasa untuk-Ku, dan Aku yang memberinya ganjaran” dipersamakan oleh banyak ulama dengan firman-Nya dalam QS. Az-Zumar (39:10) : “…innamaa yuwaffaash-shoobiruuna ajrahum bighoyri hisaab /Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.  Orang sabar yang dimaksud di sini dapat dipersamakan dengan orang yang berpuasa.
·      Bab puasa/shiam Ramadhan, ditemukan dalam surat Al-Baqarah (2): 183, 184, 185, dan 187 (Gol Madaniyyah). Ini berarti bahwa puasa Ramadhan baru diwajibkan setelah Rasululloh saw tiba di Madinah, Para ahli tarikh menyatakan bahwa kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan ditetapkan Allah pada 10 Sya’ban tahun kedua Hijrah.
·      Diantara ayat-ayat yang menerangkan tentang Syiam di bulan Ramadhon secara berurutan pada ayat 183, 184, 185 kemudian loncat ke ayat 187.  Kenapa ayat 186 diloncati tidak menerangkan tentang syiam, semua itu bukan tanpa maksud, dan ada hikmah dibaliknya.
·      Dalam ayat 186, Allah menempatkan masalah do’a diantara ayat-ayat tentang puasa, ini terkandung rahasia, bahwa perbanyak do’a dibulan yang penuh berkah ini, seperti yang difirmankan Allah swt pada ayat tersebut : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku,……… “  Sabda Rasululloh SAW, :” Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari, pada bulan Romadhon, memiliki do’a yang mustajab” (HR Al Bazzar disahihkan oleh Albani)
Yang boleh tidak puasa
·      Dari ayat-ayat yang menjelaskan tentang shiyam (Al Baqarah 183, 184, 185 dan 187) terdapat kelompok yang diperbolehkan tidak puasa, yaitu :
1.  Orang yang tidak beriman, hal ini dapat dilihat dari firman Allah SWT “yaa ayyuhaalladziina aamanuu kutiba 'alaykumush-shiyaamu..” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (QS. Al Baqarah [2]:183).  Allah SWT berseru “yaa ayyuhalladziina aamannu..” bukan yaa ayyuhannass... atau yaa ayyuhal muslimun... “. Jadi berseru hanya kepada yang beriman yang wajib menjalankan ibadah puasa ini.
2.  Yang sedang sakit atau sedang safar/dalam perjalanan, seperti yang dijelaskan dalam ayat berikutnya (184) “...aw 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara wa'alaalladziina yuthiiquunahu fidyatun tha'aamu miskiinin /Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. 
Ini ditegaskan kembali dalam ayat selanjutnya (185), karena Allah SWT tidak menghendaki kesulitan bagi umatnya “yuriidullaahu bikumul yusra walaa yuriidu bikumul 'usra/Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
·      Dari pernyataan yang ada dalam Al Qur’anul Karim, tersebut jelas bahwa dibulan Romadhan ada kelompok yang memang tidak menjalankan ibadah puasa, karena itu hal yang wajar bila disiang hari masih ada orang yang masih membuka warung makanan untuk melayani bagi yang tidak puasa tersebut, jadi mengobrak-abrik orang berdagang makanan disiang hari bukanlah perilaku islami karena islam adalah “rahmatan lil’alamin”

Target Ibadah Shiam
·      Seperti yang ditegaskan dalam QS. Al_Balqarah (2:183), target ibadah shiyam Romadhon adalah , “la’alakum tattaqun /agar kamu bertakwa  (menjaga diri dari perbuatan munkar).  Karena, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling taqwa diantara kamu./….inna akromakum ‘indallahi attaqwa….. (QS. Al-Hujarat_49:13).  Artinya, kalau kita benar-benar ingin mengejar kemuliaan dunia akherat, jalan satu-satunya adalah melalui pintu ’Taqwa’ (sebenar-benar taqwa dan istiqomah).
·      Orang yang bertaqwa atau “muttaqin” merupakan dambaan semua umat Muhammad, karena ini merupakan “maqoman-mahmudah” (derajat tertinggi di sisi Allah SWT).
·      Untuk dapat sampai disana, diperlukan kesungguhan hati untuk menggapainya, ibarat suatu perjalanan perlu melewati beberapa “Terminal Blok M” mulai dari Maqom Muslimim” (setelah bersahadat sebagai seorang muslim/ibarat masih TK, semua amalannya diukur dengan pahala dan dosa semata), kemudian menuju terminal berikutnya “Maqom Mukminin” (ibadahnya sudah dibarengi dengan keimanan, diyakini dalam hati, dikrarkan dengan lisannya dan terwujud dalam perilakunya, ibarat sudah naik ke SD) ), kemudian Maqom Muhsinin (ikhsan artinya baik, keislaman dan keimanannya terimplementasi dalam sikap dan perilaku yang baik/akhlakul karimah, naik ke SMP);
·      Selanjutnya Maqom Mukhlisin (Ikhlas), Seorang muslim yang mukmin, dan mukhsin, yang selalu melakukan kebaikan/ikhsan, ikhlas semata-mata karena Allah SWT. (sudah tingkatan SLTA). Allah SWT menggambarkan seorang mukhlisin sbb. “alladziina yunfiquuna fiis-sarroo-i wadhdharroo-i walkaatsimiinal ghoyzha wal'aafiina 'aninnaasi walaahu yukhibbul mukhsiniin/(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS. Ali_Imran (3:134)]. 
·      Pada derajat ini, syaitan laknatullah tidak mampu menggoda dan mempengaruhinya (menyesatkan) karena sang hamba dijaga langsung oleh Allah SWT. Subhanallah! . Ini dapat dilihat dialog syetan dengan Allah SWT (QS. Al-Hijr [15]:39-40): Qoola, robbi bimaa aghwaytanii lauzayyinanna lahum fiil-ardhi walaughwiyannahum ajma'iin /[15:39] Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, illaa 'ibaadaka minhumul mukhlashiin/[15:40] kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
·      Dan puncaknya Maqoman Mahmudah, yaitu Muttaqin, (taqwa atau takut ), Secara istilah adalah orang melaksanakan perintah Allah secara sempurna, dan menjauhkan perintah Allah, Islam Kaffah (sudah tingkat Universitas), Dalam QS. Al-Hujurat [49]: 13) ditegaskan bahwa :…” Waja’alnakum – syu’uuban – waqobaa-ila/Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku Lita- ’Aarofu/Supaya kamu saling mengenal Inna Akromakum ‘Indallahi At-Qookum…/sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
·      Kata taqwa, kalau diurai secara harfiah dari huruf ta’ – kaf – waw – dan ya’  yang memiliki makna (Ta’) Tawaddu’, yaitu rendah hati, tidak sombong, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabbur (sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita.  Sifat sombong/takabur itu merupakan sikap yang mengingkari kebenaran, karena ia menutupi kebohongan dirinya, dan berakibat terjadinya kerusakan di muka bumi ini.  Rasulullah SAW  bersabda, : “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”  (HR. Muslim). Dalam QS. Al-Qoshosh (28 -83.), Allah SWT telah memperingatkan :
Tilkad-daarul aakhiroti naj’alukaa lil ladziina laa yuriduuna ‘uluw-wan fil arddzi wa laa fasaadaa, wal ‘aaqibatu lil muttaqiin.
[28:83] ”Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan di muka bumi dan kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa .

·      Kemudian (Kaf) Kona’ah, Secara maknawi, konaah berarti menerima apa adanya, merasa ikhlas dengan kondisi apapun yang dialami. Dalam bahasa Jawa adalah (nip)“nrimo ing pandum”.  Kalau pemaknaannya hanya sampai disini, maka akan lebih pada putus asa. Dalam konsep Ilahiyah, qona’ah adalah berserah diri dan ikhlas menerima apa yang diberikan Allah swt, dengan tawakkal.  Konsep tawakkal, manusia hanya pada proses, sedang pada penetapan hasil berserah diri pada Allah swt.
QS. Ali Imraan (3:160)
Iyyan-shurkumulloohu fa laa ghooliba lakum/Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; wa iyyakh-dzulkum /jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), faman dzal-ladzii yanshurukum mim ba’dih /maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? wa ‘alallohi fal yatawakkalil mu’minuun /Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.

·      Sedang (Waw) Warro’ / Wirra’i, maksudnya menjauhkan diri dari hal-hal mungkar/malu untuk berbuat munkar kepada Allah swt dan kepada sesamanya. Untuk mencegahnya dengan ibadah sholat, karena sholat dapat mencegah perilaku munkar. ”.. “…wa aqimish-shalaata innassh-shalaata tanhaa ‘anil-fakhsyaa’I wal-munkar …..”/Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang mungkar. (QS. Al_’Ankabuut [29] : 45)
·      Dan (Ya’) Yaqin, Artinya kemantapan hati/tidak ada keraguan sedikitpun, haqul yakin dan tidak ada keraguan dalam menikuti perintah dan mejauhi larangan Allah swt.   Dengan mengimani Al_Qur’an sebagai petunjuk Allah swt, ”za-likal kitabbu laa roiba fih,/Kitab  (Al quran) ini tidak ada keraguan padanya; hudal lil muttaqin, /petunjuk bagi mereka yang bertaqwa  (QS. Al-Baqoroh [2]:2)
·      Takwa dalam konsep Al Qur’an, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.  Ciri-ciri orang bertaqwa adalah, Allaziina Yu’minuuna,/yaitu, mereka yang beriman; Bil-Ghoibi /percaya kepada yang ghoib; Wa-Yuqiimuunas-Sholaata/mendirikan sholat; Wa Mimma Razaqnaahum Yunfiquun/ menafkahkan sebagian rezekinya yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. Al-Baqoroh [2]:3)

Pemaknaan Romadhon.
·      Makna yang dapat diperoleh dari shiam di bulan Romadhon, sangat tergantung dari suasana bathin dan qolbu dalam menyambut datangnya bulan Romadhon ini. Terdapat dua golongan dalam menyikapi kehadiran bulan Romadhon.
·      Golongan pertama, sedih atau kurang senang dengan datangnya romadhon, karena bulan romadhon dipandang sebagai “penghalang atau penghambat” aktivitas dan kebebasannya urusan keduniawiannya. Banyak keterbatasan yang dapat dilakukan saat berpuasa (kurang produktif).
·      Golongan ini sering bilang “eh puasa jangan ngomong jorok, atau jangan korupsi, atau jangan kikir and bakhil, dll. Artinya nanti kalau udah puasa usai, itu semua dilakukan dianggap pantas. Golongan ini menempatkan Romadhon hanya berfungsi sebagai ‘rem sementara waktu’ saja. Ini yang disinyalir oleh Rasululloh SAW : ”Banyak orang berpuasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga” (HR. Bukhori-Muslim).
·      Golongan kedua, penuh suka cita dengan berucap ‘marhaban ya romadhon’, disambut dengan lapang data, kebersihan hati, keikhlasan dan bersyukur karena dapat dipertemukan dengan romadhon, Rasulullah saw pernah bersabda, “siapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadan, maka Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka”.
·      Romadhon sebagai Shahrut_Tarbiyyah” atau “bulan pendidikan meliputi : Tarbiyah Jasadiyah, berpuasa dengan manahan lapar dan dahaga, memperbaiki metabolism tubuh, mereparasi aktivitas tubuh setelah selama 11 bulan tak henti siang dan malam.
·      Tarbiyah Fikriyah/akal, di bulan romadhon diperbanyak aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan keber-agama-an, dengan taddarus dan taddabur serta majelis-majelis ‘ilmu/memperbanyak kegiatan tausiah.
·      Dan Tarbiyah Qolbiyah, bentuknya ya seperti sholat qiyamul lail, iktikaf, sodaqoh, beramal sholeh lainnya. Dan puasa juga dapat meningkatkan kecerdasan qolbiyah (“Qolbiyah Quotient” /QQ), yaitu kepekaan kita terhadap kaum dhuafa yang banyak menahan lapar dan dahaga.
·      Sebagai “Shahrut-Tarbiyyah”, satu bulan kita belajar, berlatih dan diuji mengenai keimanan, kesabaran dan kejujuran.  Dan kualitas proses dan output dari”madrosatun atau tarbiyyah”  di bulan romadhon ini sangat tergantung dari inputnya, yaitu saat menyambut kehadirannya, sehingga pesertanya bisa saja DO, karena memandang puasa sebagai rem sementara waktu, sehingga abis puasa ya kembali asal.
·      Bisa juga Lulus dengan nilai pas-pasan, kalau sebelum romadhon dengan sesudah romadhon sama saja keislaman dan keimnanannya.  Yang diharapkan adalah lulus dengan predikat “cumloude” atau “mabrur” ibadah puasanya, yaitu meningkat kebaikannya setelah usai menjalani shaum dibulan Romadhon ini. (Secara terminologis, kata “mabrur”  dari kata “al-birru” – “al birra” berarti kebaikan atau mendapatkan kebaikan atau menjadi baik )
·      Kemabruannya terlihat pada 11 bulan berikutnya, dengan indicator :
~     Tidak pelit, kikir bin bachil/menjadi dermawan, karena romadhon adalah syahrur aj_juud” (bulan kedermawanan), … Menurut Rasululloh SAW, orang yang beramal tdk dengan riya’ termasuk salah satu dari 7 gol yang dilindungi Allah di hari akhir. 
~     Sembuh dari penyakit rohaniah, seperti gibah, iri dengki, sirik, tinggi hati, sombong, takabur dan lainnya, karena romadhon adalah syahr an-najjah bulan pelepasan diri dari neraka.
~     Bisa lebih sabar, karena romadhon sebagai “syahr ash-shobri” .
~     Rajin membaca Al_Qur’an, karena romadhon merupakan “Syahr at-tilawah”. dll, pokoknya meningkat kesalehan personal yang berdampak pada kesalehan social.
·      Disamping itu, seorang muslim_mukmin yang puasanya ‘mabrur’ terlihat juga dari tanda-tanda seperti :
~     Wajhun sholikhun, wajahnya baik bersih dan berseri, tidak suntrut, mbesengut bin mrengut aja. 
~     Lisanun shodiqun, ucapannya dapat dipercaya, benar dan menyejukan, tidak asal omong yang tidak bermanfaat malah menyakiti.
~     Qolubin Taqqinun, hatinya semakin ketaqwaannya.
~     Yad’un yakhinun, tangannya suka bersedekah.  Dan semua itu akan  itu tercermin dalam sikapnya yang baik (Amalun sholikhun)

Shaum Meningkat Keimanan
·      Yang Lulus dari “Sharut Tarbiyah” sebulan penuh di bulan Romadhon dengan predikat “qumloude” akan tampak pada perubahan yang lebih baik dalam berkehidupan keislaman dan keimnanannya.
·      Tanda-tanda itu sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al Mu’minuuna (23:2-7), yaitu meliputi 7 tanda-tanda :
1.  sholaatihim khoosyi'uun /Khusyuk dalam sholat,  Ikhsan dalam sholat (kalau sholat seolah-olah melihat_Nya, maka sesungguhnya Ia melihat engkau), tenang dan konsentrasi.
2.  'anillaghwi mu'ridhuun/Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna.  Dari Abu Hurairah R.a, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (H.R. Bukhari-Muslim). Sabda Rasulullah SAW : "Sebagian kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."
3.  lizzakaati faa'iluun/Menunaikan Zakat. Zakat memiliki banyak manfaat bagi orang mukmin, antara lain, membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta yang berlebihan pada dunia dan mensucikan hati sehingga tumbuh sifat - sifat kebaikan dalam hati. “….dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan(QS. At_Taaubah [9]:103).
4.  lifuruujihim khoofizhuun/Menjaga kemaluan dari perbuatan keji zina. Imam Ahmad berkata : "saya tidak dapat mengetahui setelah pembunuhan ada dosa besar daripada perzinaan".  Allah SWT berfirman : walaa taqrobuuzzinaa innahu kaana faakhisyatan wasaa-a sabiilaa / Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al_Isra’ [17]:32).
5.    humul 'aaduun/menjaga pandangannya/tidak melampaui batas. Barangsiapa mencari yang di balik itu (seperti yang dimaksud ayat 6, yaitu dengan isterinya, dengan zina, homo, hetero) maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. An_Nuur [24]:30) : qullilmu/miniina yaghudhdhuu min abshoorihum wayakhfazhuu furuujahum dzaalika azkaa lahum, innallooha khobiirun bimaa yashna'uun Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

6.  li-amaanaatihim wa'ahdihim roo'uun/Memelihara amanat dan menepati janji. Sabda Rasulullah SAW : "tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berkhianat". (H.R. Syaikhani dari Abu Hurairah r.a). Firman Allah SWT (QS. Al_Ma’aarij [70]:32) : walladziina hum li-amaanaatihim wa'ahdihim roo'uun / Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

7.  'alaa sholawaatihim yukhoofizhuun/Memelihara sholat, Sholat adalah pembeda antara muslim dan musyrik kafir, Rasulullah SAW bersabda : "beda antara muslim dan musyrik atau kafir adalah meninggalkan sholat"(H.R. Muslim). Firman Allah SWT dalam QS. Al_Baqarah (2:43), wa-aqiimuushshalaata wa aatuuzzakaata warka'uu ma 'arrooki 'iin Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'

·      Balasan bagi yang mampu menjadi orang iman dengan 7 karakteristik tersebut , maka balasan dari Allah SWT adalah, “menjadi pewaris syurga Firdaus dan kekal didaklamnya” (pada ayat 10-11).
·      Semoga kita termasuk golongan umat yang telah meningkat keimanannya, sehingga pantas sebagai pewaris syurga Firdaus yang dijanjikan Allah Ta’ala tersebut.. Amein.
·      Sebagai penutup mari kita renungkan sindiran dari Allah SWT seperti difirmankan dalam Surah An Nahl (16) : 92 : walaa takuunuu kallatii naqadhat ghazlahaa min ba'di quwwatin ankaatsan tattakhidzuuna ( Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembalI,….)
·      Apa yang sudah kita ‘pintal’ dibulan romadhon, misalnya kita pintal ‘benang-benang’ syiam, qiyamul lail, sodaqoh, tilawatil qur’an, maashshobirin, dan ibadah-ibadah lain sehingga menjadi ‘kain’  pembungkus sebagi muttaqin, setelah usai romadhon jangan di urai lagi “bebang-benang ibadah’ tersebut, sehingga yang didapat hanya tumpukan benang kusut. 

Waloohu a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena sifat-nya yang  al haaq/yang maha benar,

Kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
al insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadualla ilahailla anta
Astagfiruka wa’atubu ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr. Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum warahmatulloohi wabarokatuh


Ya Rabb.
Robbanaa taqobbal minnaa
innaka antassamii'ul 'aliim
Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Robbanaa waj'alnaa muslimayni
laka wamin dzurriyyatinaa
ummatan muslimatan
laka wa-arinaa manaasikanaa
watub 'alaynaa innaka antat tawwaaburrahiim
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
QS. Al_Baqoroh (2:128,128)
Amien !!

Label:

0 komentar:

Posting Komentar