10 Janji Allah Untuk Mukminin

17.11 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /



INILAH 10 JANJI ALLAH KEPADA ORANG BERIMAN
http://poligami.jeeran.com/images/BASMALAH.gif
Ass wrwb
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin / Wash-sholaatu was-salaamu
‘alaa asyrofil ambiyaai wal mursaliin / Wa ‘alaa ‘aalihi wa shohbihi aj-maiin
Robbisy-rohlii shod-ri / Wa yas-sirlii  amri / Wahlul ‘uqdatam-millisanii/
Yaf qohuu – qoulii / Robbi -zidnii ‘ilman / War zughni  fahma./
Amma ba’du
Qolallohu ta’ala firqur’anil adzim,
A’udzubillahiminash-shaithonirrojiim
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/28/28_13.png
Farodad naahu ilaa ummihi kaytaqorro 'aynuhaa walaa takhzana
walita' lama anna wa' dalloohi khaqqun walaa kinna aktsarohum laa ya' lamuun
 [28:13] Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
 (Al-Qashash [28]:13)
Amma ba’du
Majelis Nitezen Rohimatullooh,
·      Sebelumnya  kita panjatkan syukur kehadirat allah swt.. Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
·      Alhamdulillaahil ladzii  an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi allah yang telah melimpahkan  nikmat iman dan islam.
·      Wa nikmatan  ‘umrihi,  wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
·      Washsholatu wassalamu ‘ala Rasulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya  ....amien
·      Sebelumnya saya ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan keluarga saya serta para jamaah netizen semuanya.
 “ ... yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.  (QS Ali Imran (3:102)
·      Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu  dengan  melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan berbaring,
·      Dan meninggalkan semua larangannya (secara sempurna)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alas an belum mampu melaksanakan, misalnya meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nelum bisa dilaksanakan karena belum mampu meninggalkan kebiasaan itu. Ya Tidak bisa gitu  bro!!!
·      Abu Hurairah r.a, menceritakan ia  mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(HR.Bukhari dan Muslim).
·      Dakwah bit Tadwin (dakwah tulisan) ini untuk melaksanakan Perintah Allah SWT : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung”  (QS. Al-Imran [3]: 104),
·      Dan Sabda Rasululloh SAW : “Barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul Islam), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Jamaah Netizen Rohimatullooh,
·      Ketika dulu kita dijanjikan sesuatu yang sangat kita idam-idamkan  oleh orang tua kita, walau syarat yang harus dipenuhi cukup berat untuk ukuran saat itu, misalnya sholatnya dan ngajinya, dan janji itu sudah memotivasi untuk kokoh melakukannya.
·      Mungkin demikianlah karakter perasaan kita saat mendengarkan janji dari orang-orang yang kita percayai. Kita akan memegang janji mereka, padahal bisa jadi janji tersebut akan tertunda atau bahkan tidak jadi terwujud sesuai rencana karena terhalang suatu keadaan.
·      Perasaan terhadap pengharapan terhadap suatu janji adalah anugerah Allah SWT, dan dengan anugerah itu pulalah yang dibarengi dengan kekuatan iman, kita memiliki  keyakinan akan janji Allah SWT kepada umatnya akan ditepati tanpa ada yang bisa menghalanginya.
·      Kekuatan keyakinan akan janji Allah inilah, yang membuat seorang ibu yang sangat menyayangi putranya yang masih bayi demi keselamatannya dari kekejaman rejim yang keji, dia hanyutkan di sunyai nil.
·      Saat Raja Fir’aun berkuasa, ada larangan hak hidup bagi lahirnya putra bani Israil, maka itulah kecemasan Ibunda Nabi Musa “Yokhebed” yang beriman kepada Allah SWT dengan keyakinan akan janji Allah SWT, maka demi keselamatan “Musa kecil” dihanyutkan di sungai nil.
·      Diceritakan dalam Surah ke 28- al Qoshosh ayat 7-13, Allah membuktikan janjiNya kepada Ibunda Musa....
fa-idzaa khifti 'alayhi fa-alqiihi fii lyammi walaa takhaafii walaa tahzanii/”jatuhkanlah dia kesungai nil, dan jangan kamu khawatir dan jangan bersedih hati, karena Allah akan mengembalikannya kepadamu....”
·      Yang kemudian Musa dipungut oleh keluarga Fir’aun yang kelak menjadi musuhnya, dan Istri Firaun sangat senang melihat bayi tersebut seraya berkata :
“(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat bagi kita atau kita ambil ia menjadi anak”...... (Al-Qashash: 9)
·      Ibunda Musa tak kuat menahan pedih kehilangan putranya, hampir tak kuat nahan dan hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Allah teguhkan hatinya, supaya ia tetap orang-orang yang beriman.” (Al-Qashash: 10)
·      Ibu Musa akhirnya memerintahkan kepada Saudara Musa yang perempuan, “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedangkan mereka tidak mengetahuinya.” (Al-Qashash: 11)
·      Sekenario Allah SWT untuk mempertemukan Kembali musa dengan Ibunya, dengan cara mencegah ... Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu;
·      Saudara perempuan Musa yang mengikuti terus itu, kemudian mmenawarkan seorang perempuan yang bisa menyusui Musa...” Maukah kalian aku tunjukkan sebuah keluarga yang akan dapat memeliharanya untuk kalian dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” (Al-Qashash: 12)
·      Allah membuktikan janjinya :
Farodad naahu ilaa ummihi kay taqorro 'aynuhaa walaa takhzana walita' lama anna wa' dalloohi khaqqun walaa kinna aktsarohum laa ya' lamuun
 [28:13] Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. (Al-Qashash: 13)

·      Adapun janji-janji Allah SWT dalam kehidupan hambanya yang beriman secara eksplisit/terang-terangan ada 10 yaitu :
1.  Diberi pertolongan.
"... wakaana haqqon 'alaynaa nashrul mu/miniin...Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman."
(QS. Ar-Ruum [30]: 47).
2.  Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa').
 innallooha yudaa fi'u 'anilladziina aamanuu
innallooha laa yukhibbu kulla khowwaanin kafuur
[22:38] Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni'mat.  (QS. Al-Hajj [22]:38).
3.  Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah).
Allah melindungi orang yang beriman, sedang orang kafir pelindungnya setah.
allaahu waliyyulladziina aamanuu
Allah Pelindung orang-orang yang beriman;
yukhrijuhum minazh-zhulumaati ilaannuuri
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).
walladziina kafaruu awliyaa uhumuth thoo ghuutu
Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan (toghut),
yukhrijuunahum minannuuri ilaazhzhulumaati
yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
ulaa-ika ash-khaabunnaari hum fiihaa khooliduun
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
(QS. Al-Baqarah [2]:257).
4.  Ditunjukkan kepada jalan yang benar (Al-hidayah).
·      Orang yang beriman dalam perjalanan hidupnya tidak akan kesasar-sasar, sampai tidak tau mana yang haq dan mana yang bathil, karena diberi hidayah/petunjuk oleh Allah mana jalan yang lurus yang diridhoi oleh Allah SWT
“...wa-innallooha lahaadil-ladziina aamanuu ilaa shiroothin mustaqiim
”... Dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus”  (QS. Al-Hajj [22]:54).
5.  Dijaga keberadaannya di bumi.
·      Allah SWT menjamin keberadaan orang yang beriman tidak akan punah oleh ulah orang-orang kafir di bumi ini sampai sampai akhir jaman nanti
·      walan yaj'alallaahu lilkaafiriina 'alaa almu/miniina sabiilaa
"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”   (QS. An-Nisai [ : 141).
6.  Diberikan kekuasaan di dunia.
ü Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh,
ü ...layastakh lifannahum fiil-ardhi kamaa istakh lafalladziina min qoblihim walayu makkinanna lahum diina humulladzii irtadaa lahum
...Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,...”
 (QS. An-Nuur [24]: 55).
7.  Diberi keberkahan dari langit dan bumi,
(Al-barokah wa ar-rizqu ath-thoyyib).
·      Keberkahan ini hanya akan diberikan kepada suatu kaum dinegeri yang beriman dan bertaqwa, tidak untuk yang kufur terhadap ayat-ayat Allah.
walaw anna ahlal quroo aamanuu wattaqow lafatakhnaa 'alayhim barokaatin minas-samaa-i wal-ardhi walaakin kadzdzabuu fa-akhadznaahum bimaa kaanuu yaksibuun
[7:96] Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.  (QS. Al-A'raaf [7]: 96).
8.  Diberi kemuliaan dan kejayaan (Al-izzah).
ü Kemuliaan, kekuatan dan kejayaan bagi orang yang beriman, ditunjukan Allah saat terjadi Perang Murasi, didekat telaga Murasi jalur Makah-Madinah.
ü Perang antara Bani Musthaliq di bawah pimpinan Hârits bin Dhirar dengan kaum muslimin (Anshor dan Muhajirin) yang dipimpin Rasululloh SAW.
ü Keberanian kaum kuffar terhadap kaum Muslimin tidak terlepas dari peristiwa pahit yang menimpa kaum Muslimin dalam perang Uhud.
ü Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya."
ü Allah menujukannya :“....minhaal-adzolla walillaahil 'izzatu walirosuulihi walilmu/miniina walaakinnal munaafiqiina laa ya'lamuun
Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang beriman (mukmin), tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.  .....  (QS. Al-Munafiquun [63]: 8).

9.  Kehidupan yang baik (al-hayah ath-thayyibah)
ü Allah SWT menjamin kehidupan orang yang beriman dan beramal sholeh (dalam surah-surah Al Qur’an dua hal ini sering menyatu (“aqimushsholata wa atudzdzakah)
man 'amila shoolihan min dzakarin aw untsaa
wahuwa mu/minun fala nukh yiyannahu khayaatan thoyyibatan
walanaj ziyannahum ajrohum bi-akhsani maa kaanuu ya'maluun
[16:97] Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
 (QS. An- Nahl [16]:97).
10.  Diberikan kemenangan (Al-fAth).
·      Kalau kita terus berpegangan kepada keimanan, maka kita akan beri rahmat kemenangan, kemenangan melawan kemunkaran, kemenangan atas hawa nafsu
“....fa'asaallaahu an ya/tiya bilfathi aw amrin min 'indihi fayushbihuu 'alaa
”Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenang­an (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.."
(QS. Al-Maa'idah [5]:52).
Imannya diuji dulu oleh Allah
·      Dengan janji-janji yang menggiurkan tersebut tentu kualifikasi (penyeleksian) orang-orang yang dikategorikan sebagai memiliki keimanan sangat ketat.
·      Jika tidak, tentulah banyak orang, bahkan semua orang, yang akan mengaku-aku diri sebagai orang beriman.
·      Untuk menghindari ini dan untuk mengukur pula seberapa kadar keimanan manusia, dilakukanlah proses tes terlebih dahulu, tes keimanan, sebagaimana tes ini dilakukan terhadap generasi-generasi dahulu.
·      akhasibannaasu an yut rokuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun
[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
·      walaqod fatannaalladziina min qoblihim falaya' lamannalloohul ladziina shodaquu walaya' lamannal kaadzibiin
[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
 (QS. Al-'Ankabuut [29]: 2-3)

Waloohu a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena sifat-nya yang  al haaq/yang maha benar,

Kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
al insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadualla ilahailla anta
astagfiruka wa’atubu ilaik
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
(HR. Tirmidzi, Shahih).
( dipostkan : Sya’ban 1436 H_Hamhas)***



Label:

0 komentar:

Posting Komentar