Syahadat Rasul

02.46 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /



KALIMAH  SYAHADATAIN
( kuliah Subuh Online_Episote Syahadat Rasul)
http://poligami.jeeran.com/images/BASMALAH.gif
Ass wrwb
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ

man yuthi'ir-rosuula faqod athoo 'allooha waman tawallaa famaa arsalnaaka 'alayhim khafiizhoo
[4:80] Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka
(QS. An Nissa’ [4]:80)

Majelis netizen rohimatullah
·      Sebelumnya  kita panjatkan syukur kehadirat allah swt.. Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
·      Alhamdulillaahil ladzii  an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi allah yang telah melimpahkan  nikmat iman dan islam.
·      Wa nikmatan  ‘umrihi,  wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
·      Berkat rahmat dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
·      Sholat subuh yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim. No 1.050)
·      Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril anaam  Muhammadin shalalloohu ‘alaihi wassalam,  sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya  ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (Qs. Ali Imran (3:102)
·      Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu  dengan  melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
·      Dan meninggalkan semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya “belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak bisa gitu !!!
·      Abu Hurairah r.a, menceritakan ia  mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan Muslim).
·      Apa yang akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah sempurna sampai rasululloh saw wafat,
·      Dakwah itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw.  (Al Ghosyiah [88]:21)
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
·      Hari ini kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan, ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran 104)
·      Dan  kata Rasululloh saw, ad daallu ‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·      Dan mudah-mudahan saya tidak termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/2/2_44.png
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna an-fusakum  wa-antum tat luunal kitaaba Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul turunya ayat 44 surah al baqarah ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya, tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian ini.
·      Dakwah berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. 
·      Selebihnya, tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.

Majelis netizen rohimatullah
·      Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari dua kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat), yaitu “Syahadat Tauhid” dan “Syahadat Rasul”
·      Dua kalimah syahadat itu laksana ‘anak kunci’ yang dengannya manusia masuk kedalam alam keselamatan ( keislaman ), dan dengan dua kalimah syahadat, itu pula seseorang telah berhijrah dari alam kafirum kepada alam muslimun.

SYAHADAT RASUL
Syahadat2.gif
wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.
·      Syahadat rasul ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat ”’abduhu warosuuluhu’ (hamba dan utusanNya).  Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam .
·      Beliau adalah hamba Allah dari golongan manusia. Tetapi beliau sebagai Rosul Allah makhluk yang paling sempurna dengan sifat yang mulia.  Allah SWT menegaskan tentang siapa Muhammad saw.: qul innamaa anaa basyarun mitslukum yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaahun waahidun…./Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". …….. [QS. Al-Kahfi ( 18:110)]
Q.S. Al-Ahzab (33:40) :
Maa kaana Muhammadun aabaa akhadim-mir rijaalikum wa laakir-rosuulallohi wa khootaman-nabiyyiin, wa kaanalloohu bi kulli syai’in ‘alimaa.
 [33:40] Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu1224, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
·      Persaksian untuk Rasulullah Saw dengan dua sifat ini meniadakan ifrath (berlebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah saw . Karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah (penyembahan) untuknya selain dari Allah Subhannahu wa Ta'ala .
·      Mereka ber-istighotsah (minta pertolongan) kepada beliau, dari selain Allah. Juga meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup melakukannya selain Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian orang mengingkari kerasulannya atau mengurangi haknya (inkarunsunnah), sehingga ia bergantung kepada pendapat-pendapat yang menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri dalam me-na'wil-kan (mengimplementasikan) hadits-hadits dan hukum-hukumnya.
·      Syahadat Rasul, memiliki makna mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: menta'ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan menjadikannya sebagai suri tauladan dalam sikap dan perilaku hidupnya.
QS.An_Nisaa’ (4:59):
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/images/4/4_59.png
yaa ayyuhaalladziina aamanuu athii'uullooha wa-athii'uur-rosuula, wauliil-amri minkum, fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaalloohi warrasuuli, in kuntum tu/minuuna bilaahi walyawmil-aakhiri dzaalika khoyrun wa-akhsanu ta/wiilaa
[4:59] “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Konsekuensi Ar-Rasul Qudwatuna (Rasul Teladan kami)
Meneladani sikap dan perbuatan Nabi Muhammad Rasululooh SAW dalam kehidupan sehari-hari merupakan konsekuensi seorang muslim ketika berikrar dengan dua kalimah syahadat.
Kesempurnaan Rasululloh SAW yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya menjadikan Rasululloh SAW sebagai tauladan dan panutan kita sebagai seorang mulim baik dalam aspek ibadah, aspek zuhud, aspek tawadu’, aspek akhlak dalam kesabaran dan pemaaf, aspek kekuatan fisik (menjaga kesehatan) aspek keberanian (fisabilillah), aspek manajemen (mengelola kekuasaan), aspek keamanahan, aspek kesantunan dan etika, aspek aqidah dan syariah, serta aspek-aspek dalam kehidupan yang imani.
Meneladani kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebagai konsekyensi dari ikrar dua kalimah syahadat, pada rukun syahadat kedua, yaitu Syahadat Rasul, “wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah” , ada beberapa sikap dan perilaku yang bisa dilakukan, untuk mewujudkan Rasulullah SAW sebagau ‘qudwatuna’ atau teladan kami, adalah :
Pertama, Mencintai Rasul. Kecintaan kepada Rasululloh SAW ditempatkan pada urutan kedua, setelah kecintaan kita kepada Allah SWT. Ini dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam firmanNya QS. At_Taubah (9:24)
qul in kaana aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa'asyiiratukum wa-amwaalun iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa ahabba ilaykum minallaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu hattaa ya/tiyallaahu bi-amrihi walaahu laa yahdiil qawmal faasiqiin
[9:24] Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Hadits Rasululloh SAW diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasululloh SAW bersabda : “Tidak beriman salah seorang diantara kamu sehingga aku lebih dicintai dari pada dirinya, anak serta orang tuanya serta manusia seluruhnya” (HR. Bukahri-Muslim)
Kedua, Membenarkan, mengikuti dan mentaatinya.  Sebuah sikap dan prinsip yang harus dimiliki oleh setiap seorang muslim sebagai pengikut Rasululloh SAW. Sikap dan prinsip ini akan dapat member ampunan bila kita melakukan kekhilafan, sebagaimana Firman Allah SWT (QS. Ali_Imran [3:31]) :


qul in kuntum tuhibbuunallaaha fattabi'uunii yuhbibkumullaahu wayaghfir lakum dzunuubakum walaahu ghafuurun rahiim
[3:31] Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat berikutnya (QS. Ali_Imran [3:32])  Allah juga menegaskan :
qul athii'uullaaha warrasuula fa-in tawallaw fa-innallaaha laa yuhibbu lkaafiriin
[3:32] Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

Membenarkan dan mentaati Rasululloh SAW sudah menjadi keharusan mutlak bagi umat muslim sebagai pengikut Rasululloh SAW, sesungguhnya kunci kemuliaan seorang muslim terletak kepada ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasululloh SAW, ini merupakan konsekuensi mutlak dari ikrar dua syahadat, yaitu syadat tauihid dan syahadat rasul  yang telah diucapkan. Untuk hal in I Allah berfirman :
(QS. An_Nisaa’ [4:59])
yaa ayyuhaalladziina aamanuu athii'uullaaha wa-athii'uu rrasuula waulii l-amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaallaahi warrasuuli in kuntum tu/minuuna bilaahi walyawmi l-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaa
[4:59] Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

(QS. An_Nisaa’ [4:80])
man yuthi'i rrasuula faqad athaa'allaaha waman tawallaa famaa arsalnaaka 'alayhim hafiizhaa
[4:80] Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka321.

(QS. Al_Hujarat [49:1])

yaa ayyuhaalladziina aamanuu laa tuqaddimuu bayna yadayillaahi warasuulihi wattaquullaaha innallaaha samii'un 'aliim
[49:1] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya1408 dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya ketaatan kepada Rasululloh SAW sama kedudukannya dengan ketaatan kepada Allah SWT. Manakala seorang muslim taat kepada Rasul maka ia juga akan taat kepada Allah SWT demikian juga sebaliknya ketaatan kepada Allah SWT berimplikasi pada ketaatan kepada RasulNya.
Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasululloh SAW kan berdampak pada kenikmatan hidup sebagaimana yang dirasakan oleh para nabi, orang-orang yang sholeh, yang mati syahid. Dan mereka itu adalah sahabat yang paling baik kita dalam mengarungi hidup ini. Firman Allah SWT (QS. An_Nisaa’ [3:69]) :
waman yuthi'illaaha warrasuula faulaa-ika ma'alladziina an'amallaahu 'alayhim mina nnabiyyiina washshiddiiqiina wasysyuhadaa-i washshaalihiina wahasuna ulaa-ika rafiiqaa
[4:69] Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin314, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Ketaatan kepada RasulNya, juga dapat menghantarkan dan menjadikan kunci untuk masuk surga, seperti yang disabdakan Rasululloh SAW : “ Semua umatku akan masuk surge, kecuali yang tidak mau” Sahabat bertanya : “Siapa yang tidak mau ya Rasululloh”; Beliau menjawab : “ Siapa yang taat kepadaku ia akan masuk sorga dan siapa yang durhaka kepadaku, ia termasuk orang yang tidak mau atau masuk neraka”  (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a)

Ketiga, Berdakwah dan melanjutkan tugas risalah Muhammad SAW. Misi dan tugas utama Rasululloh SAW adalah untuk menyampaikan risalah illahiyah, yaitu mengajak dan menyeru seluruh umat manusia untuk bertauhid, beriman dan tunduk kepada Allah SWT.  Tugas ini harus terus berlanjut mengiringi putaran bumi sampai akhir zaman. Apa yang akan terjadi bila seruan beramar ma’ruf tidak ada lagi yang melakukan, gempuran iblis syaithonirrojin akan meraja lela menuntun umat manusia kejalan kekufuran dan kemusyrikan, menjauhkan dari kehidupan yang islamiyah-imaniah illahiyah yang telah dicontohkan oleh Rasululloh SAW.  Karena itu melanjutkan berdakwah, beramar ma’ruf harus menjadi tugas para pengikut Rasululloh SAW, Allah SWT berfirman :
(QS. Ali_Imran [ 3:104]) :
waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar217; merekalah orang-orang yang beruntung.

(QS. An_Nahl [ 16:125]) :
ud'u ilaa sabiili rabbika bilhikmati walmaw'izhati lhasanati wajaadilhum billatii hiya ahsanu inna rabbaka huwa a'lamu biman dhalla 'an sabiilihi wahuwa a'lamu bilmuhtadiin
[16:125] Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah845 dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dalam sebuah hadits Rasululloh SAW bersabda :” sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat “ (HR. Ahmad, Bukhari dan At_Tirmidzi)

Menyampaikan dan menyerukan kalimah Allah SWT ini bila dilakukan dengan baik, maka kita akan memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah SWT dan dimasukan dalam golongan umat yang baik atau ‘khoiru ummah’ sebagaimana firman Allah SWT :
(QS. Ali_Imran [3:110])
kuntum khayra ummatin ukhrijat linnaasi ta/muruuna bilma'ruufi watanhawna 'ani lmunkari watu/minuuna bilaahi walaw aamana ahlu lkitaabi lakaana khayran lahum minhumu lmu/minuuna wa-aktsaruhumu lfaasiquun
[3:110] Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

(QS. Fushshilat [41:33])
waman ahsanu qawlan mimman da'aa ilaallaahi wa'amila shaalihan waqaala innanii mina lmuslimiin
[41:33] Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Dalam hadits Rasululloh SAW bersabda : “Barang siapa menunjukan pada suatu kebaikan atau kebajikan, maka ia akan mendapat pahala seperti yang mengerjakan”  (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Keempat, Menghidupkan sunnah-sunnah Rasul. Menjalankan dan menghidupkan sunah-sunah rasul adalah bentuk kecintaan kita terhadap keteladanan Rasululloh SAW. Beliau telah mewariskan kepada kita Al_Qur’an dan Al-Hadits yang harus digunakan sebagai rujukan dalam menjalani kehidupan di dunia ini, bila kita menginginkan kehidupan di akherat kelak yang lebih baik. 
Dengan berpegangan kepada Al_Qur’an dan Al_Hadits kita dihindarkan dari perbuatan bi’ah dalam perkara-perkara ubudiyah, karena Rasululloh SAW sudah mengingatkan dalam sabdanya : “ Sesungguhnya siapa yang hidup sesudahku, akan mengalami banyak pertentangan. Oleh karena itu, kalian semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut. Dan waspadailah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka “ (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim,. Baihaqi dan at_Tirmidzi).
Agar berpegang pada Al Qur’an dan al hadits tersebut memang ditegaskan oleh rasululloh SAW dalam sabda beliau : “Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, yang kalian tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh dengannya, yaitu kitab (Al Qur’an) dan sunnahku” (HR. Hakim)

Kelima, Menghormati para ulama’. Ulama merupakan pewaris para nabi, Dalam hadits Nabi bersabda :“Sesungguhnya ulama adalah pewaris nabi”. Rasululloh SAW memerintahkan agar menghormati para ulama. Ulama yang dimaksud adalah orang yang berilmu, dan dengan ilmunya itu menjadikan ia sangat takut (bertaqwa) kepada Allah SWT, yang demikian itulah ulama khoir, bukan ulama syu’ akhir jaman, yaitu ‘ulama’ yang mengikuti hawa nafsunya yang halal menjadi haram dan yang haran menjkadi halal, dunia jadi tujuannya, seruannya mebuat kegaduhan umat, tidak amanah dan tidak istiqomah. Allah berfirman (QS Fathir [35:28] :
wamina nnaasi waddawaabbi wal-an'aami mukhtalifun lwaanuhu kadzaalika innamaa yakhsyaallaaha min 'ibaadihi l'ulamaau innallaaha 'aziizun ghafuur
[35:28] Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama1258. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[([1258]. Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.]

Demikian itu, seharusnya seseorang yang telah berikrar dengan dua kalimah syahadat, syahadat tauhid dan syahadat rasul dalam menjalani kehidupannya, karena ia telah hijrah dari alam kafirun kea lam muslimun. ***

Waloohu a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena sifat-nya yang  al haaq/yang maha benar,

Kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
al insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallohumma
wabihamdika
asyhadualla ilahailla anta
astagfiruka wa’atubu ilaik
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
(HR. Tirmidzi, Shahih).

Ya Rabb,
Nas-alullah as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada Allah kita mohon keselamatan.

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum warahmatulloohi wabarokatuh






Label:

0 komentar:

Posting Komentar