KEMBALI
KE FITRAH
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ
الرَّجِيْمِ
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu kutiba 'alaykumush-shiyaamu kamaa
kutiba 'alaalladziina min qoblikum la'allakum tattaquun
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
(qs. Al baqarah [2]:186)
Jamaah netizen
rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt.
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pernah pilih kasih
dan maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil ladzii an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi
allah yang telah melimpahkan nikmat iman
dan islam.
· Wa nikmatan
‘umrihi-dan nikmat umur walau sudah terukur dan nafas-nafas yang terbatas, kerena
“...sekali-kali
tidak diperpanjang umur seorang, dan tidak pula dikurangi umurnya melainkan
sudah (sudah sitetapkan) dalam kitab (lauh
mahfutzh) ” (qs. faathir [35]:11 )
· Wa an jismihi, serta
nikmat badan yang sehat “mohonlah
kepada Allah kesehatan, sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah
kesehatan (HR. Ibnu Majah)
· Rasulullah saw berpesan
kepada Ibnu Abbas “ada dua
kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu
senggang (artinya,
saat-saat sehat dan waktu senggang orang sering menggunakannya untuk melakukan
perbuatan yang sia-sia dan terlarang). (hr. Bukhari). Dan Rasululloh saw
berpesan kepada Ibnu Umar (ya untuk kita juga), "… manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitkanmu…."
· Sehingga dengan semua nikmat itu, kita
diringankan langkahnya untuk hadir di
majelis ilmu ini dalam rangka melaksana
seruan rasuulloh saw “barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul
islam), maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” (hr. Muslim).... Amien.
· Washolaatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiyaa’i wal mursaliin _ solawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan penghulu alam-nabi
besar muhammad salallaahu alaihi wassalam.
· Wa ‘alaa alihi washokhbihi aj ma’iinn - berserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya semuanya dan para umat yang selalu mengikuti
sunnah-sunnahnya. Semoga pada yaumil hisab nanti kita mendapatkan syafaatnya.......
Amien.
Jamaah netizen
rohimatullah
·
Banyak
sudah fadilah dan keutamaan dari shaum romadhon yang kita ketahui, semoga
ibadah kita selama bulan romadhon diterima oleh Allah SWT dan membekas lekat
pada kalbu kita sehingga sebelas bulan kedepan apa yang sudah menjadi kebiasaan
dibulan romasdhon bisa tetap kita pertahankan.
·
Hadits dari abu hurairah ra, rasulullah saw
bersabda: “auwaluhu rahmah” -awal bulan
ramadhan adalah rahmah, “wa-ausathuhu maghfiroh” -pertengahannya
maghfirah, “wa akhiruhu itqun minan-nar”. Dan
akhirnya itqun minan nar (pembebasan
dari api neraka)”.
·
Dari 3 fase
itu, bila sempurna ibadah shaum kita insya-Allah hikmahnya 11 bln kedepan
terhadap umat muslim adalah :
~Menjadi penyayang
kepada sesama dan lingkungannya (belajar dari rahmad Allah)
~Menjadi lapang dada dan pemaaf (belajar dari
maghfiroh Allah)
~Dan selalu selalu
menjaga agar dijauhkan dari api neraka (terlatih saat shaum, inqun minan-nar...
Amien.
Shaum, meningkatkan kualitas keislaman
seseorang
·
Bulan
romadhon dengan berbagai fadilah dan keutamaan yang menyertainya, juga sebagai wahana untuk meningkatkan
kualitas keislaman, keimnan, ketauhidan, ketaqwaan.
·
Setidaknya
ada 3 kondisi yang mendukungnya.
Pertama, Meningkatnya Maqom Keislaman
· Dengan melaksanakan
ibadah shaum, meningkat maqom keislaman kita, dari “maqom muslimun” meningkat ke “maqom
mukminun” karena allah memerintahkan
shaum romadhon hanya kepada yang beriman “yaa
ayyuhalladziina aamannu “ bukan yaa
ayyuhal muslimun atau yaa ayyunnas.
· Insya allah akalu
shaumnya sempurna, akan meningkat maqonya ke “maqomam-mahmudah” maqom yang mulya disisi allah yaitu “maqom
muttaqin” karena target shaum somadhon adalah “laa’alakun
tattaquun”
Ø Karena, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
allah, ialah orang yang paling taqwa diantara kamu./….inna akromakum
‘indallohi atqookum. (qs. Al-hujarat_49:13).
Kedua, Meningkatnya
Kecerdasan Qolbiyah (QQ)
· Syahrul romadhon sebagai
syahrut tarbiyahtul bisa
meningkatkan kecerdasan qolbiyah, terutama pada “irodah syar’iyyah diniyah”.
· Dalam
irodah kauniah qodari, Allah “berkehendak” manusia hanya
menerima apa yang telah dikehendaki atau ditakdirkan Allah swt, tidak mampu
menolaknya, misalnya saya dilahirkan sebagai orang jawa dengan kulit
sawo mentah tidak bisa minta dan tidak bisa menolak.
Ø Irodah kauniah qodari
itu, misalnya : innamaa amruhu idzaa arooda syay-an
an yaquula lahu kun fayakuun [sesungguhnya
keadaan-nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "jadilah!" maka terjadilah
ia]. (qs. Yaasin [36]: 82)
· Dalam
irodah syar’iyyah diniyah, Allah menciptakan isi alam dengan
berpasangan, ada baik dan buruk, ada taat dan
ingkar, ada halal dan haram, dst.
Ø Manusia diberi
kebebasan untuk memilih dan akan mendapatkan imbalan pahala sesuai dengan
perbuatan pilihannya.
Ø Agar tidak salah
dalam memilih apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan, Allah telah menyiapkan “buku panduan” berupa “Kitabullaoh
al Qur’anul Kariim- yang merupakan “hudanlinnaasi -walfurqoon”
Ø Irodah syar’iyyah
dhiniyah ini, dalam
bahasa gaulnya “lu ingkar ama perintah Allah—tuh
neraka balesannya, lu baik taat ama perintahNya – tuh syurga balesannya” up to
you !!!.
· Manusia dilengkapi
dengan kemauan yang menuju pada kebaikan (maunah
qolbiyah/mengikuti bisikan hatinya) dan kemauan yang mengarah kepada
keburuka yang dikendalikan oleh nafsu (mutmainah/keutamaan, aluamah/serakah dan
amarah),
· Maunah qolbiyah akan terus dibina oleh keimanannya, dan
berpacu dengan maunah nafsiah yang
banyak maunya....
Ø Orang itu kalau
ditanya “apa yang ia mau” jawabnya mesti “apa-apa mau” Coba
kalau lagi jalan-jalan ke mall, yang dilihat rasanya pingin semua yang dilihat pinginnya dibeli, ... Sayangnya fulus
didompetnya cupet jadi ya harus ngempet......
· Nafsu dalam diri
manusia sudah menjadi irodah kauniyah qodari,
maka harus diterima, yang harus dilakukan adalah selalu dibimbing dengan keimanan.
· Nafsu untuk “menjadi
orang kaya” tidak salah, orang bilang
nggak usah ngumpulin harta, toh tidak bisa dibawa mati. Ungkapann ini ada benarnya kalau cuma untuk
dikumpulin
· Yang harus dilakukan
adalah “hartanya” diajak untuk ikut beramal soleh, untuk mengoptimalkan
ibadahnya,
· Kalau banyak harta
biasa naik haji bisa kapan saja, bisa nyumbang pembangunan masjid dalam jumlah
yang signifikan, bisa memberi santunan anak yatim, fakir miskin para dhuafa,
dll. Inilah
wujud harta yang kita punya yang kita bawa mati nanti, yaitu amal sholeh dari harta kita.
· Dalam mencari harta,
hendaknya dijauhkan dari nafsu aluamah / keserakahan, dan
mencari harta yang halalan thoyyibah. Mencari yang baik -
dengan cara yang baik, dan istiqomah dengan kebaikannya.
· Yang sering terjadi,
setelah banyak harta jadi sombong, pelit
bin kikir dan jauh dari rasa bersyukur seperti qorun dengan mengatakan “qoola innamaa uutii-tuhu 'alaa 'ilmin ….qorun berkata: "sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku".
(al_qoshash (28:78)
· Di bulan romadhon yang merupakan syahrut
tarbiyatul irodah,
untuk mendidik dan membina “kecerdasan spiritual/SQ dan kecerdasan
qolbyah/QQ”,
· Sehingga irodah kauniyah dalam bentuk “qolbu yang penuh iman” terus
dapat mengendalikan “nafsu” mengecilkan nafsu alumah/serakah dan amarah,
mengembangkan nasfu mutmainah/keutamaan
· Makanya dibulan romadhon biasanya ‘amal sholeh atau amal kebajikan mendapat lahan subur untuk tumbuh bak jamur
dimusim becek.
Ø Misalnya, banyak orang tiba-tiba jadi dermawan (yuk nyumbang mumpung bulan
puasa), banyak orang sangat menjaga perkataannya-ucapannya – perilakunya.
·
Kalau
ini bisa dipertahankan terus sampai 11 bulan berikutnya sampai ketemu bulan
romadhon lagi, untuk kemudian nge “cas” lagi, Maka
insya allah, kita mengakhiri hidup ini dengan khusnul
khotimah, yang dipanggil Allah dengan
kelembutan :
Yaa ayya-tuhan-nafsul
muthma-innah
Hai jiwa
yang tenang.
Irji'ii ilaa
robbiki roodiyatan mardhiyyah
Kembalilah
kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-nya.
Fad khulii fii 'ibaadii
Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-ku,
Wadkhulii jannatii
Masuklah ke dalam
syurga-ku.
(QS. Al Fajr [89]: 27-30) :
Ketiga, Serasa didekatkan dengan “aroma” syurga,
· Bulan romadhon,
sangat diistimewakan oleh allah swt, bertebaran “bonus” dari allah swt, seolah
umat muslim sedang didekatkan dengan “aroma” surga allah, dan dijauhkan dari
“panasnya” neraka.
· “jika datang ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu
surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu.” (hr. Muslim)
· Allah swt menyiapkan
khusus bagi yang shaum romadhon salah satu surha dari 8 jenis surganya, yaitu
surga ar-royyan : “siapa yang termasuk ahli
puasa, akan dipanggil dari pintu surga ar-royyan.” (hr. Bukhari
muslim)
· Shaum romadhon akan menjadi saksi amal sholeh pada yaumil hisab
nanti :”...puasa
berkata, ‘wahai rabbku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwatnya di
siang hari, maka izinkan aku memberi syafa’at kepadanya.’ (hr. Imam ahmad
dalam musnadnya, no. 6626 dari jalur ibnu umar)
· Sebagai puncak kenikmatan dari pahala shaum romadhon
adalah, bertemu dengan allah swt : “bagi orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan.
Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat kelak perjumpaannya dengan allah
karena ibadah puasanya.” (hr bukhari)
Keempat,
Mengembalikan
Manusia Kepada “fitrahnya”
· Puncak
kesempurnaanya shaum kita akan tutup dengan “idul fitri” kembali
kefitrah manusia. “barangsiapa yang
melaksanakan ibadah shaum selama satu bulan penuh dengan penuh keimanan kepada
allah maka apabila ia
memasuki idul fitri ia akan kembali menjadi fitrah seperti bayi dalam rahim
ibunya”.
(hr bukhari).
Ø Dulu jaman jahillah (persia kuno)
mereka punya 2 hari raya, ‘’nairuz
dan mahrajan yang dirayakan dengan tari-tarian dan mabuk-mabukan.
Ø Hadis
yang diriwayatkan abu dawud dan an-nasa’i, rasulullah saw bersabda, ‘’sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari
raya yang lebih baik, yakni idul fitri dan idul adha.’’
Ø Hari
raya idul fitri untuk pertama kalinya dirayakan umat islam, pada 17 ramadhan 2 hijiriyah. (selepas kemenangan dalam perang badar (319 tentara muslim melawan 1000 kaum qurais)
ADA 2 MAKNA, “KEMBALI KE FITRAH” TERSEBUT :
Makna yag pertama, kembali ke-fitrah ketauhidan ruh,
·
Pada
hakekatnyanya manusia dilahirkan dalam keaadaan bertauhid kepada Allah swt,
karena sebelum ruh ditupkan kepada janin manusia itu sudah dimintai
kesaksiannya oleh Allah swt.
·
Allah
mengumpulkan ruh-ruh “calon manusia” ini, “....wa-asyhadahum
'alaa anfusihim_mengambil kesaksian dari
mereka, seraya berfirman :
“alastu birobbikum” – apakah aku ini tuhanmu ? Mereka menjawab : balaa
syahidnaa – betul (engkau tuhanku) kami menjadi saksi (diceritakan
dalam QS Al A’raf (7:172) Setelah membuat kesaksian tentang
Allah selanjutnya satu persatu ruh tersebut dihembuskan allah kedalam rahim ibu
“ Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As Sajadah (32:9)
·
Kapan ditipukannya ?
Para
ulama menghitung 120 hari sejak pertama kali janin
terbentuk. Dihitung dari ketiga masa , bentuk nuthfah
(bersatunya sperma dengan ovom) 40 hari, menjadi ‘alaqoh (segumpal
darah) 40 hari, dan menjadi mudhghoh
(segumpal daging) 40
hari, sehingga ketiga masa itu selama 120 hari
·
Kemudian
seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan untuk menulis empat hal,
yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya,
amalnya, dan celaka atau bahagianya. (HR. Bukhari muslim)
---- Dari sini banyak orang selamatan kehamilan itu pada bulan keempat,...
Bukan bulan ketujuh.
·
Fitrah ruh,
fitrah bertauhid kepada Allah swt, baik
tauhid rubbubiyyah, mengimani
hanya allah yang maha mencipta, menguasai dan mengatur alas semesta ini,
sehingga konsekuensi logisnya adalah tauhid secara ulluhiyyah, mengimani hanya allah yang patut disembah dan
dan dimintai pertolongan.
·
Kedua
ketauhidan ini, sudah menjadi komitmen dalam setia sholat kita ucapkan “ iyyaaka na’budu/hanya kepada
engkau kami menyembah); wa iyyaka nasta’in/dan
hanya kepada engkau kami minta pertolongan (QS. Al-Fatihah (1:5)
·
Apakah
komitmen selama ini kita pegang teguh, kadang masih banyak yang suka “sesaji
untuk minta pertolongan” kepada yang kuasa selain Allah, misalnya untuk
mendapatkan jabatan atau proyek masih harus menyogok/menyuap memberi
gratifikasi agar mendapatkan “pertolongan dari yang berkuasa” terhadap hal
itu. Ini adalah bentuk jahiliyah modern
dengan “sesaji” yang sudah bermutasi sesuai jamannya, tujuannya sama, mengharap
‘pertolongan terhadap yang berkuasan, dalam hal ini manusia.
·
Atau
juga masih suka dengan khurafat , tahayul, mistik, kahin (dukun), arraf (peramal), munajjimun (astrolog/
ramalan bintang) , tathoyyur ( berprasangka sial, misalnya kejatuhan
cicak bakal sial, ada gagak hitam bakal ada yang meninggal, dlll)
·
Padahal Allah tidak memperlihatkan
kepada seorangpun tentang yang
ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang
diridhai-nya,
(QS. Al jiin [72]:26-27) Kalau
ada bisa melihat jin, iblis, gondoruwo, itu tipudaya setan, .....setan melihat
kamu dari suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka. ( QS. Al A’raaf [7]:27 ), j
·
Hati-hati : barangsiapa yang datang ke tukang ramal (kahin,
arraf, munaj-jimun) lalu mempercayai apa
yang dikatakan maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari. (hr. Muslim
no. 2230).
·
Masih
banyak yang sering melakukan ritual budaya yang tidak ada tuntunannya baik
dalam Al Qur’an maupun sunnah Rasul, seperti kita mengerjakan sesuatu hanya
karena semua orang melakukannya, meisalnya, kalau
ada yang melahirkan ari-arinya ditanam kemudian dikerobongi dan diberi lampu,
kalau ditanya kenapa gitu, gak tahu semua orang juga melakukan, sebenarnya
kita ini mau ber i’ttiba’ kepada Rasul
apa berittiba’ kepada jamaah/orang banyak.
·
Idul fitri, mengembalikan
manusia kefitrah ruhnya yaitu fitra ketauhidan, setelah sebulan penuh kita
menjalankan ibadah shaum, dalam perjalanan hidup 11 bulan sebelumnya ada
kemungkinan iman kita kecampuran kesyirikan
·
Apakah itu syirik
besar
(menyekutukan Allah), ada seperti :
~
Syirik
ibadah, dalam berdo’a selain
kepada Allah terselib kepada selain allah,
baik saat isti’anah (minta tolong),
istighotsah
(minta tolong di saat sulit) “ Maka
apabila mereka naik kapal mereka mendo'a kepada Allah dengan memurnikan
keta'atan kepada-Nya1159; maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah) (QS. al Ankabut [29]
:65) “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu
adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi [18]:110)
~
Syirik
niat,
menunjukan suatu ibadah tidak semata kepada Allah “ Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna
dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan” (QS al Huud [11]:15-16)
~
Syirik
keta'atan, menta'ati
selain Allah, ketaatannya memelbihi ketaatan kepada allah (kadang lebih taat kepada adat dari pada syariat) “Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah639 dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih
putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan (QS At
Taubah [9]:31)
~
Syirik
mahabbah (kecintaan), menyamakan
selain Allah dengan dalam hal kecintaan (misalnya mencintai hartanya atau
anaknya lebih diatas mencintai Allah) “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). “(QS. Al Baqarah
[2]:165)
·
Atu Apakah itu syirik kecil, memang syirik kecil tidak menjadikan
pelakunya keluar dari agama islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan
wasilah (jalan, perantara) kepada syirik besar. Misalnya :
~
Syirik
zhohir (nyata), yang
dalam bentuk ucapan dan perbuatan, dalam bentuk ucapan misalnya bersumpah
dengan selain allah ta’ala “barangsiapa bersumpah dengan selain nama allah, maka ia
telah berbuat kufur atau syirik.” [hr. At-tirmidzi (no. 1535) dan
al-hakim (i/18, iv/297), ahmad (ii/34, 69, 86) dari ‘abdullah bin ‘umar
radhiyallahu anhuma
~
Contoh lain syirik
dalam bentuk ucapan yaitu perkataan:
مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ.
|
Maasyaa alloh wa
syiauta
Atas
kehendak allah dan/wa kehendakmu
( ini ucapan yang salah)
|
مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.
|
Maasyaa alloh tsumma syiauta
Atas
kehendak allah kemudian /tsumma karena kehendakmu (ini ucapan yg betul)
|
~
Hadits
dari ibnu ‘abbas r.a ) (baca at takwir [81]:29) -
~
Contok syirik dalam
perbuatan,
seperti memakai gelang, akik , kalung, jimat, dll yang dipercayai memberi
keselamatan, rejeki karir dll.
·
Syirik
khafi (tersembunyi), syirik
dalam hal keiginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah
(ingin didengar orang), misalnya berlama-lama dalam sholat saat
dilihat orang agar dibilang khusu’ (ingin pujian), atau bershadaqah dengan
mengundang rame-rame kerumahnya agar dipuji sebagai dermawan. Dll
·
Ancamannya, “...innallooha laa
yagh-firu an yusyroka, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, (QS An-Nisaa’ [4]:48) .... Kecuali dengan tobat nasuha...
Makna yang
kedua, Kembali fitrah-suci
tanpa dosa seperti saat dilahirkan,
· Hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, :“maa min mauludin
illaa yuu-adu ‘allaa fitroh - setiap
anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah.
· Kalau kemudian
terjadi perubahan aqidah, apakah menjadi Yahudi (yang dimurkai Allah) atau
menjadi nashoro (yang sesat), sebagaimana ditegaskan dalam surah al fatihan: ghoyril maghdhuubi'alayhim
walaadh-dhoolliin - bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
· Itu semua karena : kedua orang tuanyalah yang membuatnya-fa-abawaa hu yuhau wadaa nihi ... Wayu-nashshoroo nihi - menjadi seorang nasoro/nasrani...wayumaj-jasaa nihi - menjadi seorang yahudi maupun seorang majusi.) (HR.
Imam Malik, Imam Achmad, Imam Bukhari, dan Imam Muslim)
· Manusia tumbuh di
lingkungan sosialnya, karena memang manusia adalah makhluk sosial yang tidak
bisa terpisah dari lingkungan sosialnya, namun justru itupula maka lingkungan
sosial punya andil “mengotori” jiwa yang suci pada jabang bayi tersebut.
· Pada dewasa ini,
polusi lingkungan sosial sudah pada tingkat “masif dan sistemik”, Lihat saja perilaku sosial yang jauh dari
aqidah dan syariat islam sudah secara kasat mata ada didepan kita. Sekarang ini
yang namanya kebohongan sudah merambah sampai pada wilayah dapur... Beras
palsu, kemiri palu, kecap palsu, daging palsu, telur palsu
· Dengan ibadah shaum, yang penuh keimanan
dan keikhlasan semata-mata karena Allah, akan diampuni dosa-dosanya sehingga
kembali seperti bayi yang tanpa dosa : Man shooma romadhoona Imaanan
wakhti saaban – Ghu-firo-lahu maa
taqod-dama - min dzam bih “barangsiapa yang berpuasa
ramadhan karena keimanan dan hal mengharap pahola, dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni.” (Hadits
dari Abu Hurairah r.a, diriwayatkan Bukhari-Muslim )
· Kemudian
disempurnakan saling memaafkan, sambil
bersilaturahmi setelah sholat ied. Seharusnya
saling memaafkan juga dilakukan sebelum memasuki romadhon, sebagaimana hadist shahih yang menerangkan bahwa
malaikat jibril berdo’a : ya allah, abaikan
puasa umat nabi muhammad saw, apabila sebelum ramadhan dia belum: memohon maaf
kepada kedua orang tua jika keduanya masih hidup. Bermaafan antara suami istri; bermaafan
dengan keluarga kerabat serta orang sekitar.”
·
Yang perlu diperhatikan, seringnya pada
momen untuk saling memaafkan akad ucapannya tidak mengandung makna yang
substansial tentang “minta maaf” atau “memaafkan”. Misalnya dengan mengucapkan
“Selamat hari taya, lahir bathin ya,
atau selamat lebaran ya”, semua itu tidak ada akad untuk minta maaf atau
memaafkan, padahal kesempurnaan kembali fitrah itu, selama sebulan ibadah shaum
urusan dengan Allah sudah mendapat maghfiroh/ampunan, tetapi dengan sesama
manusia harus kita selesaikan dengan manusia, yaitu saling memaafkan...
·
atau “tahniah”
(ucapan selamat) dengan kata “minal
‘aidin wal faidzin” (kita kembali dan meraih kemenangan). Kita kembali kemana,
kalau sebelumnya ahlul maksiyat, masak mau kembali lagi, jangan-jangan karena ucapan ini, orang yang
sudah beribadah puasa selama sebulan penuh, abis puasa kembali lagi keasalnya,
asalnya peminum habis puasa kembali jadi peminum lagi......heheee semoga
tidaklah.
·
Ada
kebiasaan yang harus diluruskan dalam mengucapkan saat iedul fitri, seperti “minal
‘aidin wal faidzin” (kita kembali
dan meraih kemenangan). Kita kembali
kemana (kalau sebelumnya ahlul maksiyat, masak mau kembali lagi),
·
Karena itu dalam “tahniah” pasca romadhon ini,
hendaknya akadnya harus jelas “mohon
maaf lahir dan batin” kemudian diteruskan dengan mendo’akan sebagaimana dalam hadits dari Al-Hafiz
Ibnu Hajar mengatakan, “dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, ‘dahulu,
apabila para sahabat nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam saling bertemu pada hari raya, mereka saling
mengucapkan, ‘taqabbalallahu minna wa minkum.”
(semoga Allah menerima amal kami dan
kalian) (sanadnya hasan; fathul
bari, 2:446), dan biasanya djawab “taqobbal ya kariim”
· Semoga kita termasuk
golongan umat yang telah meningkat keimanannya, sehingga pantas sebagai pewaris
syurganya allah ta’ala yang dijanjikan allah ta’ala tersebut.. Amein.
· Sebagai penutup mari kita renungkan sindiran dari allah swt
: dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang
menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali,….
Walaa takuunuu
kallatii naqadhat
ghazlahaa min
ba'di quwwatin ankaatsan
tattakhidzuuna (qs. An nahl (16) : 92 :)
· Apa yang sudah kita ‘pintal’ dibulan romadhon, misalnya
kita pintal ‘benang-benang’ syiam, qiyamul lail, sodaqoh, tilawatil qur’an,
maashshobirin, dan ibadah-ibadah lain sehingga menjadi ‘kain’ pembungkus sebagi muttaqin, setelah usai
romadhon jangan di urai lagi “bebang-benang ibadah’ tersebut, sehingga yang
didapat hanya tumpukan benang kusut.
Waloohu a’lam
bishowab
Demikian yang saya sampaikan bila itu
kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena
sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya
sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket dengan
kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al insaanu makhallul khoto wan
nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
Asyhadualla
ilahailla anta
Astagfiruka
wa’atubu ilaik
“maha
suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon pengampunan-mu dan bertaubat
kepada-mu.”
(hr.
Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh