Komunikasi, Verbal-Nonverbal

23.10 / Diposting oleh Drs. Achmad Chambali Hasjim, SH /

KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL


Komunikasi merupakan suatu proses dimana para ‘partisipan komunikasi’ bertukar lambang-lambang informasi. Lambang-lambang informasi itu bisa saja bersifat verbal, non verbal dan paralinguistic. Lambang-lambang verbal meliputi kata-kata dan angka-angka. Baik yang lisan maupun yang tertulis.

Lambang-lambang non verbal menurut De Lozier (1976) meliputi ekspresi fasial, gerak anggota badan (gesture), pakaian, warna, music, waktu, dan ruang. Juga sentuhan dan bau. Sedang lambang-lambang paranguistik ialah lambang-lambang yang terdapat diantara komunikasi verbal dan non verbal. Lambang-lambang ini meliputi kualitas suara seperti :tekanan/intonasi suara, kecepatan berbicara, dan vokalisasi yang bukan kata yang digunakan untuk menunjukan makna dan emosi tertentu (Amri.J.1993)

Biasanya orang beranggapan bahwa proses komunikasi hanya bersifat verbal, seperti yang dilakukan dua orang yang sedamng mengobrol. Padahal situasi yang menyelimuti proses komunikasi yang sedang berlangsung tersebut, meliputi komunikasi verbal, non verbal bahkan juga paralinguistic. Misalnya saat ngobrol, ada ekspresi wajah dari keduanya yang menunjukkan keseriusan atau sedang bertengkar atau bercanda, dan tekanan-tekanan suaranya menunjukan situasi ngobrolnya.

KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan lambang-lambang atau kata-kata , baik yang dinyatakan dengan lisan maupun tulisan.

Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia, karena tidak ada makhluk lain ciptaan Allah SWT yang mampu mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya dengan kata-kata dan tulisan kecuali manusia.

Dengan kata-kata atau tulisan manusia dapat mengungkapkan suasana kebatinannya, isi hatinya, alam pikirannya berupa idea dan gagasan. Dengan kata baik yang terucap maupun yang tertulis, dunia menjadi dinamis, romantic, bahkan tragis. Kata bisa membuat orang tersanjung sekaligus tersungkur.

Pesan-pesan verbal terangkai dari satu kata atau lebih dalam wujud bahasa. Bahasa merupakan seperangkat lambang-lambang yang teratur dan tersusun sesuai dengan aturan yang digunakan dan dipahami oleh suatu komunitas tertentu (komunitas pengguna bahasa tersebut).

Fungsi bahasa.
Menurut Larry L. Barker (Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi : penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.

  1. Penamaan (penjulukan) merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk / disebut dalam komunikasi.
  2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
  3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Keterbatasan Bahasa:

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Kata memiliki sifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda karena latar belakang sosial budaya, maka maknanya juga akan berbeda pula. Ada pula bahasa dengan makna denotatif dan konotatif.

Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya (faktual), seperti yang kita temukan dalam kamus dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Makna konotatif adalah makna yang subyektif, mengandung penilaian tertentu atau emosional (lihat Onong Effendy, 1994, h. 12).


Misalnya: Kata susah mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam, baik secara denotatif atau konotatif. Susah bisa berarti hidupnya susah, susah bisa berarti sulit mengerjakan soal, susah berjalan, berarti sulit berjalan.dll

Kata-kata mengandung bias budaya.

Bahasa terkait erat dengan sosio kultural, kondisi budaya. Manusia didunia ini berkelompok dalam komunitas-komunitas dengan budaya yang berbeda sehingga melahirkan bahas yang berbeda pula. Bila terjadi penyebutan yang sama pada budaya yang berbeda bisa bermakna yang berbeda pula. Dalam komunikasi dapat berakibat kesalahpahaman (miss-communiction). Misal untuk orang Sundakata ”atos” menunjuk makna ” sudah”, tetapi bagi orang Jawa berarti ”keras”

Rancunya fakta, penafsiran, dan penilaian.

Saat kita melihat sesuatu, bahasa yang terucapkan sering merancukan antara fakta, penafsiran dan penilaian, hal ini terjadi karena kekeliruan persepsi. Misalnya, ketika kita melihat orang yang sedang membersihkan halaman rumah, orang mengatakan ia sedang ’bekerja’. Masalahnya, apa makna ’bekerja’ yang ia maksudkan, apakah itu memang pekerjaannya sehari-hari sebagai tumpangan hidupnya, atau apakah ’bekerja’ tersebut yang dimaksudkan adalah aktivitas yang ia lakukan saat senggang.

KOMUNIKASI NON VERBAL
1. Komunikasi non verbal, yaitu penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata (lisan mupun tulisan), tetapi menggunakan kial, isyarat ataupun gesture (gerakan/ekspresi anggota tubuh)ataupun vocal yang bukan kata-kata.

Komunikasi dengan bahasa/lambang-lambang non verbal seperti gerak-gerik, sikap, ekspresi wajah, kostum-kostum simbolik, dan lambang-lambang non verbal lain yang punya arti. Laurence D. Brenan mengungkpkn bahwa pernyataan manusia itu meliputi sikap, ekspresi wajah, kepribadian, penampilan, pakaian. Location and appearance, packing.

Kial / Isyarat (gestural), yaitu isyarat atau gerakan tubuh kita dapat menterjemahkan/ memformulasikan buah pikiran/idea/gagasan yang ter-ekspresikan secara fisik yang dapat ditangkap maknanya, tetapi sangat terbatas dalam mengkomunikasikan hal-hal terntutu saja.

Bergambar (pictorial), yaitu sebagai lambang-lambang pesan yang digunakan untuk berkomunikasi berkomunikasi, yang memilikim kekuatan melebihi kila/isyarat dan warn dalm hal kemampuan menerjelamahkan/memformulasikan buah pikiran/gagasan seseorang, namun masih tidak melebihi bahasa verbal.

Note : people problems are usually communication problems : verbal content (materi) 15% ; vocal interest (intonasi) 35% ; body language 50%)

Code / lambang-lambang pesan komunikasi.

Lambang-lambang komunikasi nonverbal belum dapat diidentivikasi seluruhnya, dari hasil penelitian menunjukan bahwa cara kita duduk, berdiri, berjalan, berbicara, berpakaian, sisiran rambut, dll semuanya telah mampu menyampaikan informasi pada orang lain.

Ada 4 macam code atau lambang-lambang dalam proses komunikasi, yaitu :

1. Performance Code,
yaitu lambang-lambang pesan yang dihasilkan oleh anggota badan kita, seperti suara, wajah, gerakan tangan, dll. Ada 5 macam Performance Code :
  • Lambang yaitu gerakan yang mempunyai arti tertentu, Misalnya acungan jempol sebagai ungkapan “bagus”
  • Illustrasi, yaitu suatu gerakan yang dimaksudkan untuk meperjelas komunikasi verbal. Misal : Gerakan tangan membentuk bulatan, untuk mempertegas arti bulat.
  • Afeksi, yaitu gerakan ekspresi wajah untuk mrngungkapkan suatu perasaan. Misal cemberut, sebagai ungkapan tidak suka.
  • Regulasi, yaitu berkomunikasi dengan gerakan non verbal. Misal: kerdipan mata, mencibir, mengangguk, menggeleng. Dll
  • Adaptasi, yaitu sikap penyesuaian diri dengan lingkungan dimana proses komunikasi berlangsung. Misalnya : Pakai baju koko dan berpeci, saat berkomunikasi di komunitas muslim.
2. Arvactual Code, yaitu menggunakan suatu benda tertentu (atribut tertentu) untuk menunjukan identitasnya. Misalnya : pakaian seragam, badge, dll

3. Mediatory Code, menyampaikan pesan komunikasi dengan menggunakan alat peraga. Misalnya : menjelaskan Sesutu dengan gambar, grafik, alat peraga lainnya.

4. Spatio Temporal Code,yaitu keadaan ruang dan waktu yang dapat mengkomunikan pesan tertentu. Misalnya : telpon tengah malam, mungkin ada sesuatu yang sangat penting.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non verbal, yaitu :

1. Interpretasi adalah karakteristik yang kritis dalam komunikasi non verbal, karenanya sulit menyamakan tindakan stimulus nonverbal tertentu dengan satu pesan verbal khusus. Setiap lambang-lambang nonverbal bagi suatu kultur tertentu, bisa berbeda maksudnya dengan kultur yang lain. Karenanya hindari mengeneralisasi seluruh makna lambang-lambang nonverbal tersebut.


2. Komunikasi nonverbal tidaklah merupakan sistem bahas tersendiri (kecuali bagi tuna rungu), tetapi merupakan bagian dari komunikasi verbal (sebagai stimulus untuk lebih memperkuat, memperjelas makna dari komunikasi verbal-lisan)


3. Hati-hati komunikasi non verbal mengandung resiko penafsiran yang salah yang disebabkan tidak jelas tertangkap perhatian, beda kultur, dan kurang dikenal oleh komunikan.

Klasifikasi pesan nonverbal.
Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:

1. Pesan kinesik.
Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.


Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:
  • Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, memandang objek penelitiannya baik atau buruk;
  • Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan;
  • Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;
  • Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan
  • wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:
  • Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;
  • Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
  • Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

2. Pesan Proksemik
Disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.


3. Pesan Artifaktual
Diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.


4. Pesan paralinguistik/vokalik
Adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda (pada kulaitas, intonasi dan sifat vokaliknya).


5. Pesan sentuhan dan bau-bauan,
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.



Fungsi pesan nonverbal.

Mark L. Knapp (Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:

1. Repetisi/Pengulangan, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.

2. Substitusi/Pengganti, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.

3. Kontradiksi/Pelengkap, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya mengatakan ’ bagus’ tetapi sambil mencibirkan bibir.

4. Komplemen/Memperdayakan, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan atau rasa sangat senang yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi/Penekanan, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.


Karakteristik Komunikasi Nonverbal
1. Kita selalu berkomunikasi.
Manusia sebenarnya selalu berkomunikasi, apakah itu dengan kontak mata, senyuman, kerdipan mata, melotot, kerutan dahi, dll, pakaian dengan pakaian tertentu, berdandan dengan dadanan tertentu, smua itu sebenarnya ingin mengkomunikasikan tentang kondisi kita.


2. Arti tergantung pada konteks.
Mengepalkan tangan dengan mengangkatnya keatas, memiliki makna sesuai dengan konteksnya. Konteks member semangat atau konteks mengancam.


3. Komunikasi Nonverbal lebih dapat dipercaya.
Bila seseorang mengkomunikasikan suatu kesedihan dengan verbal, namun komunikasi nonverbalnya (wajahnya tidak terlihat sedih), orang akan mengatakan bahwa ia telah berbohong.


4. Cara yang utama dalam menyatakan perasaan dan sikap.
Orang lebih banyak mengungkapkan perasaan dan sikapnya dengan tingkah laku nonverbal. Marah, kecewa, senang, murung frustasi tidak akan diucapkan, tetapi lebih ditampakan dalam laku nonverbal.



Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal sangat signifikan. Yaitu:

1. Factor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatapmuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banyak ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.

2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.

3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.

4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan.

5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.

6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat). *****

Diposting : drs. Achmad chambali Hasjim, SH.


Label:

0 komentar:

Posting Komentar