JANGAN TERTIPU JANJI PALSU KAMPANYE
PILIH PEMIMPIN YANG AMANAH
Assalaamu’alaikum wr. Wb
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin / Wash-sholaatu was-salaamu
‘alaa asyrofil ambiyaai wal mursaliin / Wa ‘alaa ‘aalihi wa
shohbihi aj-maiin
Robbisy-rohlii shod-ri / Wa yas-sirlii amri / Wahlul ‘uqdatam-millisanii/
Yaf qohuu – qoulii / Robbi
-zidnii ‘ilman / War zughni fahma./
Amma ba’du
Qolallohu ta’ala
firqur’anil adzim,
A’udzubillahiminash-shaithonirrojiim
waminannaasi man yu' jibuka
qowluhu fii alkhayaatid dunyaa
wayusy-hidullooha 'alaa maa fii qolbihi
wahuwa aladdu alkhishaam
(QS. Al Baqarah : 204)
Majelis Netizen Rohimatullooh,
· Ditengah
gegap gempitanya pesta demokrasi, pada saat pemilihan
kepemimpinan apa itu pemimpin parpol, pemimpin organisasi sosial, dari
tingkatan paling bawah sampai pimpinan tingkat nasional, selalu diriuhkan
dengan kampanye dan propagan.
· Diajang kampanye untuk memperoleh dukungan inilah, banyak cara dilakukan termasuk yang
malang kesantunan beragama, baik santun terhadap sesamanya labih-lebih santun
terhadap Allah SWT, banyak kandidat penebar janji, tidak sedikitpun takut
mengingkarinya nanti.
· Padahal
Rasulullah SAW telah mengingatkan seperti dalam sabdanya :
Suatu khianat
besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu sepenuhnya
padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan Abu
Dawud)
·
Dalam hadits lain Rasululloh SAW bersabda : Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada
kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu
memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari)
·
Tanda-tanda
orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak
ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim)
· Tingkah laku berdusta seperti ini sudah ada sejak jaman jahiliiyah dan
dijaman Rasululloh SAW, Allah SWT
mengingatkan dengan firmannya dalam QS Al Baqarah 204 seperti yang dibaca
tadi :
waminannaasi
man yu' jibuka
qowluhu fii
alkhayaatid dunyaa
wayusyhidullooha
'alaa maa fii qolbihi
wahuwa
aladdu alkhishaam
“Dan di antara manusia ada orang
yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya
kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang
paling keras.”
Asbabunzunul ayat tsb
Seperti Diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir dari as-Suddi.
Bahwa al-Akhnas bin
Syariq (seorang anggota komplotan Zukhra yang memusuhi Rasulullah)
datang kepada Nabi saw. mengutarakan maksudnya untuk masuk Islam dengan bahasa
yang sangat menarik sehingga Nabi sendiri mengaguminya.
Di kala pulang dari rumah Rasulullah, ia melewati kebun dan
ternak kaum Muslimin. Ia membakar tanamannya dan membunuh ternak-ternaknya.
Maka turunlah ayat tersebut di atas (al-Baqarah: 204),
mengingatkan kaum Muslimin akan bahaya tipu daya mulut manis.
Money Politik.
· Pasca setiap acara pesta demokrasi, berita yang mengiringinya penuh dengan berita yang tak sedap yang berkaitan dengan “money politik” dengan modus yang beragam, beli suara kepada calon pemilih, kepada petugas pemilu dll yang berujung konflik karena hasilnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
· Kenapa ini terjadi, karena jabatan, bukan lagi dipandang sebagai amanah, tetapi sebagai “mesin pengumpul uang” yang efektif, walau harus melanggar sara’
· Hal ini sudah dipredeksi oleh Rasulullah SAW seperti yang disabdakan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan. ” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 7148)
· Sifat yang ambisius untuk mendapatkan kedudukan, membuat kita menjadikan kita serakah keduniawian, seperti pujian, kepopuleran, penghormatan, kemegahan, kemewahan bahkan menghantarkan kepada kepongahan dan kesombongan
· Kerakusan kedudukan ini digambarkan Rasulullah SAW seperti dua ekor srigala yang kelaparan, dalam Haditsnya :
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah segerombolan kambing lebih merusak dari pada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi. ” (HR. Tirmidzi no. 2482, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/178)
Kekuasaan adalah amanah
· Kepemimpinan/kekuasaan adalah amanah, yang namanya amanah bukan diminta, dibeli, direbut atau dirampas.
· Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasehatkan kepada Abdurrahman bin Samurah (Hadits riwayatkan Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 7146 dan diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya no. 1652 yang diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi “Bab Larangan meminta jabatan dan berambisi untuk mendapatkannya”.)
“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya, niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu, niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak akan ditolong). ”
· Dalam riwayat lain, dari Abu Dzar Al-Ghifari. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku sebagai pemimpin?” Mendengar permintaanku tersebut beliau menepuk pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah sementara kepemimpinan itu adalah amanah. Dan nanti pada hari kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut. ” (Shahih, HR. Muslim no. 1825)
· Rasulullah menyatakan kepada Abu Dzar bahwa kepemimpinan itu adalah sebuah amanah. Karena memang kepemimpinan itu memiliki dua rukun, kekuatan dan amanah. Kekuatan yang berarti memiliki kompetensi
· Rasulullah Rasulullah saw mengingatkan dalam sebuah haditsnya, “Bila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya. Dikatakan, bagaimana bentuk penyia-nyiaannya?. Beliau bersabda, “Bila persoalan diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, maka tunggulah kehancurannya”. (Bukhari dan Muslim).
· Lantas bagaimana akibat tidak amanat dalam menunaikan kepemimpinan? Dalam hadits di atas sudah disebutkan akibatnya, “Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita”.
Pilih pemimpin yang amanah
· Maka
pilih pemimpin yang amanah, yang akidahnya kuat, dan imannya telah teruji.
Karena yang beriman akan dilindungi oleh Allah SWT seperti janjinya dalam QS. Ali Imran (3:
28)
alloohu
waliyyulladziina aamanuu
yukhrijuhum
minazhzhulumaati ilaannuuri ….
“Allah pelindung orang-orang yang
beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman).
· Semoga
kita ditunjukin jalan yang lurus jalan yang diberkahi oleh Allah SWT, dan
diberi pemimpin yang memiliki STAF yang kuat, yaitu ‘S’idiq,
‘T’ablig, ‘A’manah dan ‘F’atonah.
· Mari kita sama berdo’a sebagaimana do’a Rasulullah SAW “ “Ya Allah tunjukkanlah aku untuk
berhias dengan akhlak yang terbaik karena tidak ada yang bisa menunjukkan kami
kepada hal itu kecuali Engkau, dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk dan
tidak ada yang bisa menjauhkan aku darinya kecuali Engkau”..Amien ya Robbal ‘alamin (Sya’ban 1436 H_**ahas**)
Waloohu
a’lam bishowab
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
asyhadualla ilahailla
anta
astagfiruka wa’atubu
ilaik
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
(HR. Tirmidzi, Shahih).
Ya Rabb,
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada Allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum warahmatulloohi wabarokatuh
[Disarikan dari Fathul
Bari karya Ibnu Hajar Al Asqolani, 13: 125-126]
0 komentar:
Posting Komentar