INILAH
10 JANJI ALLAH KEPADA ORANG BERIMAN
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin / Wash-sholaatu was-salaamu
‘alaa asyrofil ambiyaai wal mursaliin / Wa ‘alaa ‘aalihi wa
shohbihi aj-maiin
Robbisy-rohlii shod-ri / Wa yas-sirlii amri / Wahlul ‘uqdatam-millisanii/
Yaf qohuu – qoulii / Robbi
-zidnii ‘ilman / War zughni fahma./
Amma
ba’du
Qolallohu ta’ala
firqur’anil adzim,
A’udzubillahiminash-shaithonirrojiim
Farodad naahu ilaa ummihi kaytaqorro 'aynuhaa walaa takhzana
walita' lama anna wa' dalloohi khaqqun walaa kinna aktsarohum laa ya' lamuun
[28:13] Maka kami kembalikan Musa kepada
ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui
bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya.
(Al-Qashash
[28]:13)
Amma ba’du
Majelis Nitezen Rohimatullooh,
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami, segala puji bagi
allah yang telah melimpahkan nikmat iman
dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.
Muslim).... Amien.
· Washsholatu
wassalamu ‘ala Rasulillah, sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar Muhammad salallaahu
alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya ....amien
·
Sebelumnya saya ingin berwasiat, terutama
untuk diri saya dan keluarga saya serta para jamaah netizen semuanya.
“ ... yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha
haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (QS
Ali Imran (3:102)
·
Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu dengan
“melaksanakan semua perintahnya
(sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa
dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan berbaring,
·
Dan meninggalkan semua larangannya
(secara sempurna)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alas an belum mampu melaksanakan, misalnya meninggalkan
kebiasaan minum minuman keras nelum bisa dilaksanakan karena belum mampu meninggalkan kebiasaan itu. Ya
Tidak bisa gitu bro!!!
· Abu Hurairah r.a,
menceritakan ia mendengar rasulullah saw
sabda, : ”
apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang
aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(HR.Bukhari
dan Muslim).
· Dakwah bit Tadwin (dakwah
tulisan) ini untuk melaksanakan Perintah Allah SWT : “Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS.
Al-Imran [3]: 104),
· Dan Sabda Rasululloh SAW : “Barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul Islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Jamaah Netizen Rohimatullooh,
· Ketika dulu kita
dijanjikan sesuatu yang sangat kita idam-idamkan oleh orang tua kita, walau syarat yang harus dipenuhi cukup berat untuk ukuran
saat itu, misalnya sholatnya dan ngajinya, dan janji itu sudah memotivasi untuk
kokoh melakukannya.
· Mungkin demikianlah
karakter perasaan kita saat mendengarkan janji dari orang-orang yang kita
percayai. Kita akan memegang janji mereka, padahal bisa jadi janji tersebut
akan tertunda atau bahkan tidak jadi terwujud sesuai rencana karena terhalang
suatu keadaan.
· Perasaan
terhadap pengharapan terhadap suatu janji adalah anugerah Allah SWT, dan dengan
anugerah itu pulalah yang dibarengi dengan kekuatan iman, kita memiliki keyakinan akan janji Allah SWT kepada umatnya
akan ditepati tanpa ada yang bisa menghalanginya.
· Kekuatan
keyakinan akan janji Allah inilah, yang membuat seorang ibu yang sangat
menyayangi putranya yang masih bayi demi keselamatannya dari kekejaman rejim
yang keji, dia hanyutkan di sunyai nil.
· Saat Raja
Fir’aun berkuasa, ada larangan hak hidup bagi lahirnya putra bani Israil, maka
itulah kecemasan Ibunda Nabi Musa “Yokhebed” yang beriman kepada Allah SWT
dengan keyakinan akan janji Allah SWT, maka demi keselamatan “Musa kecil”
dihanyutkan di sungai nil.
·
Diceritakan dalam Surah ke 28- al
Qoshosh ayat 7-13, Allah membuktikan janjiNya kepada Ibunda Musa....
fa-idzaa khifti 'alayhi fa-alqiihi fii lyammi walaa takhaafii
walaa tahzanii/”jatuhkanlah dia
kesungai nil, dan jangan kamu khawatir dan jangan bersedih hati, karena Allah
akan mengembalikannya kepadamu....”
· Yang kemudian Musa dipungut oleh keluarga Fir’aun yang kelak menjadi
musuhnya, dan Istri Firaun sangat senang melihat bayi tersebut seraya berkata :
“(Ia) adalah
penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan
ia bermanfaat bagi kita atau kita ambil ia menjadi anak”...... (Al-Qashash: 9)
·
Ibunda Musa tak kuat menahan pedih kehilangan putranya,
hampir tak kuat nahan dan hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Allah teguhkan
hatinya, supaya ia tetap orang-orang yang
beriman.” (Al-Qashash: 10)
·
Ibu Musa akhirnya memerintahkan kepada Saudara Musa yang
perempuan, “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedangkan
mereka tidak mengetahuinya.” (Al-Qashash: 11)
·
Sekenario Allah SWT untuk mempertemukan Kembali musa
dengan Ibunya, dengan cara mencegah ... Musa dari
menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu;
·
Saudara perempuan Musa yang
mengikuti terus itu, kemudian mmenawarkan seorang perempuan yang bisa menyusui
Musa...” Maukah kalian aku tunjukkan sebuah keluarga yang akan dapat
memeliharanya untuk kalian dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” (Al-Qashash: 12)
·
Allah membuktikan janjinya :
Farodad naahu
ilaa ummihi kay taqorro 'aynuhaa walaa takhzana
walita' lama anna wa' dalloohi khaqqun
walaa kinna aktsarohum laa ya' lamuun
[28:13] Maka kami kembalikan Musa kepada
ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahuinya. (Al-Qashash: 13)
·
Adapun
janji-janji Allah SWT dalam kehidupan
hambanya yang beriman secara
eksplisit/terang-terangan ada 10 yaitu :
1. Diberi pertolongan.
"... wakaana haqqon 'alaynaa nashrul mu/miniin...Dan Kami selalu
berkewajiban menolong orang-orang yang beriman."
(QS.
Ar-Ruum [30]: 47).
2. Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa').
innallooha
yudaa fi'u
'anilladziina aamanuu
innallooha
laa yukhibbu
kulla khowwaanin
kafuur
[22:38] Sesungguhnya Allah
membela orang-orang yang telah beriman.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni'mat. (QS. Al-Hajj [22]:38).
3. Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah).
Allah melindungi orang yang beriman, sedang orang kafir
pelindungnya setah.
allaahu waliyyulladziina aamanuu
Allah Pelindung
orang-orang yang beriman;
yukhrijuhum minazh-zhulumaati ilaannuuri
Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).
walladziina kafaruu awliyaa uhumuth thoo ghuutu
Dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan
(toghut),
yukhrijuunahum minannuuri ilaazhzhulumaati
yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
ulaa-ika ash-khaabunnaari hum fiihaa khooliduun
Mereka itu adalah
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
(QS.
Al-Baqarah [2]:257).
4. Ditunjukkan kepada jalan yang benar (Al-hidayah).
· Orang yang beriman dalam perjalanan hidupnya tidak akan kesasar-sasar,
sampai tidak tau mana yang haq dan mana yang bathil, karena diberi
hidayah/petunjuk oleh Allah mana jalan yang lurus yang diridhoi oleh Allah SWT
“...wa-innallooha
lahaadil-ladziina
aamanuu ilaa shiroothin
mustaqiim”
”... Dan sesungguhnya Allah adalah
Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus” (QS. Al-Hajj [22]:54).
5. Dijaga keberadaannya di bumi.
·
Allah SWT menjamin keberadaan
orang yang beriman tidak akan punah oleh ulah orang-orang kafir di bumi ini
sampai sampai akhir jaman nanti
·
walan yaj'alallaahu
lilkaafiriina 'alaa almu/miniina sabiilaa
"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada
orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisa’i [
: 141).
6. Diberikan kekuasaan di dunia.
ü Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh,
ü ...layastakh lifannahum
fiil-ardhi kamaa istakh lafalladziina
min qoblihim
walayu makkinanna lahum diina humulladzii
irtadaa lahum
...Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,...”
(QS. An-Nuur [24]: 55).
7. Diberi keberkahan dari langit dan bumi,
(Al-barokah
wa ar-rizqu ath-thoyyib).
· Keberkahan ini hanya akan diberikan kepada suatu kaum dinegeri yang beriman
dan bertaqwa, tidak untuk yang kufur terhadap ayat-ayat Allah.
walaw anna ahlal quroo
aamanuu wattaqow
lafatakhnaa
'alayhim barokaatin
minas-samaa-i
wal-ardhi walaakin kadzdzabuu fa-akhadznaahum bimaa kaanuu yaksibuun
[7:96] Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (QS.
Al-A'raaf [7]: 96).
8. Diberi kemuliaan dan kejayaan (Al-izzah).
ü Kemuliaan, kekuatan dan kejayaan bagi orang yang beriman, ditunjukan Allah
saat terjadi Perang Murasi, didekat
telaga Murasi jalur Makah-Madinah.
ü Perang antara Bani
Musthaliq di
bawah pimpinan Hârits bin Dhirar dengan kaum muslimin (Anshor dan Muhajirin) yang dipimpin Rasululloh SAW.
ü Keberanian
kaum kuffar terhadap kaum Muslimin tidak terlepas dari peristiwa pahit yang
menimpa kaum Muslimin dalam perang Uhud.
ü Mereka berkata: "Sesungguhnya
jika kita telah kembali ke Madinah,
benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari
padanya."
ü Allah menujukannya :“....minhaal-adzolla
walillaahil 'izzatu
walirosuulihi
walilmu/miniina –walaakinnal munaafiqiina laa
ya'lamuun
“Padahal
kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi
orang-orang yang beriman (mukmin), tetapi orang-orang munafik itu
tiada mengetahui. .....” (QS.
Al-Munafiquun [63]: 8).
9. Kehidupan yang baik (al-hayah
ath-thayyibah)
ü Allah SWT menjamin kehidupan orang yang beriman dan beramal sholeh (dalam
surah-surah Al Qur’an dua hal ini sering menyatu (“aqimushsholata wa atudzdzakah)
man
'amila shoolihan
min dzakarin aw untsaa
wahuwa
mu/minun fala nukh yiyannahu khayaatan
thoyyibatan
walanaj ziyannahum ajrohum
bi-akhsani
maa kaanuu ya'maluun
[16:97]
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(QS.
An- Nahl [16]:97).
10. Diberikan kemenangan (Al-fAth).
· Kalau kita terus berpegangan kepada keimanan, maka kita akan beri rahmat
kemenangan, kemenangan melawan kemunkaran, kemenangan atas hawa nafsu
“....fa'asaallaahu an
ya/tiya bilfathi aw amrin min 'indihi fayushbihuu 'alaa
”Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada
Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.."
(QS. Al-Maa'idah [5]:52).
Imannya diuji dulu
oleh Allah
· Dengan
janji-janji yang menggiurkan tersebut tentu kualifikasi (penyeleksian)
orang-orang yang dikategorikan sebagai memiliki keimanan sangat ketat.
· Jika
tidak, tentulah banyak orang, bahkan semua orang, yang akan mengaku-aku diri
sebagai orang beriman.
· Untuk
menghindari ini dan untuk mengukur pula seberapa kadar keimanan manusia,
dilakukanlah proses tes terlebih dahulu, tes keimanan, sebagaimana tes ini
dilakukan terhadap generasi-generasi dahulu.
·
akhasibannaasu
an yut rokuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun
[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
·
walaqod
fatannaalladziina min qoblihim falaya' lamannalloohul ladziina
shodaquu
walaya' lamannal kaadzibiin
[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-'Ankabuut [29]: 2-3)
Waloohu
a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan
bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata,
karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah
kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket
dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al
insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
asyhadualla ilahailla
anta
astagfiruka wa’atubu
ilaik
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
(HR. Tirmidzi, Shahih).
( dipostkan : Sya’ban 1436 H_Hamhas)***
0 komentar:
Posting Komentar