KALIMAH SYAHADATAIN
( kuliah Subuh Online_Episote Syahadat Rasul)
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
man
yuthi'ir-rosuula faqod athoo
'allooha waman tawallaa
famaa arsalnaaka 'alayhim khafiizhoo
[4:80]
Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah.
Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka
(QS. An Nissa’
[4]:80)
Majelis netizen rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah
Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim.
No 1.050)
·
Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril
anaam Muhammadin shalalloohu ‘alaihi
wassalam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu
alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga,
sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa
ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa
wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama islam. (Qs. Ali
Imran (3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa,
yaitu dengan “melaksanakan
semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri
bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan
semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
·
Abu Hurairah r.a, menceritakan ia mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku
larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku
perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan
Muslim).
· Apa yang
akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah
sempurna sampai rasululloh saw wafat,
· Dakwah
itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir;
hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang
firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. (Al Ghosyiah [88]:21)
·
Selebihnya, tergantung hati masing-masing,
apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk
taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
· Hari ini
kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan,
ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran 104)
· Dan kata Rasululloh saw, ad daallu
‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna
an-fusakum wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al
kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul
turunya ayat 44 surah al baqarah
ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum
kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya,
tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat
baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang
demikian ini.
· Dakwah
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw.
· Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis netizen rohimatullah
· Syahadat
sering disebut dengan Syahadatain
karena terdiri dari dua kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2
kalimat Syahadat), yaitu “Syahadat Tauhid” dan “Syahadat
Rasul”
· Dua
kalimah syahadat itu laksana ‘anak kunci’ yang dengannya manusia
masuk kedalam alam keselamatan ( keislaman ), dan dengan dua kalimah syahadat, itu
pula seseorang telah berhijrah dari alam kafirum kepada alam muslimun.
SYAHADAT RASUL
wa asyhadu anna
muhammadan rasuulullaah
· Syahadat rasul ini juga mempunyai
dua rukun, yaitu kalimat ”’abduhu warosuuluhu’ (hamba dan utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath
(berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam .
· Beliau
adalah hamba Allah dari golongan manusia. Tetapi beliau sebagai Rosul Allah
makhluk yang paling sempurna dengan sifat yang mulia. Allah SWT menegaskan tentang siapa Muhammad
saw.: qul
innamaa anaa basyarun mitslukum yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaahun
waahidun…./Katakanlah: Sesungguhnya
aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". …….. [QS.
Al-Kahfi ( 18:110)]
Q.S. Al-Ahzab
(33:40) :
Maa kaana Muhammadun aabaa
akhadim-mir rijaalikum wa laakir-rosuulallohi wa khootaman-nabiyyiin, wa
kaanalloohu bi kulli syai’in ‘alimaa.
[33:40] Muhammad itu sekali-kali
bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu1224, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
· Persaksian
untuk Rasulullah Saw dengan dua sifat ini meniadakan ifrath (berlebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah saw . Karena
banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya
hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat
ibadah (penyembahan) untuknya selain dari Allah Subhannahu wa Ta'ala .
· Mereka ber-istighotsah (minta pertolongan)
kepada beliau, dari selain Allah. Juga meminta kepada beliau apa yang tidak
sanggup melakukannya selain Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan
kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian orang mengingkari kerasulannya atau
mengurangi haknya (inkarunsunnah), sehingga ia bergantung kepada
pendapat-pendapat yang menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri dalam me-na'wil-kan
(mengimplementasikan) hadits-hadits
dan hukum-hukumnya.
· Syahadat
Rasul,
memiliki makna mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan
RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan
konsekuensinya: menta'ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya,
dan menjadikannya sebagai suri tauladan dalam sikap dan perilaku hidupnya.
QS.An_Nisaa’ (4:59):
yaa ayyuhaalladziina aamanuu athii'uullooha
wa-athii'uur-rosuula,
wauliil-amri minkum, fa-in tanaaza'tum
fii syay-in farudduuhu ilaalloohi
warrasuuli, in kuntum tu/minuuna bilaahi walyawmil-aakhiri dzaalika khoyrun wa-akhsanu
ta/wiilaa
[4:59] “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Konsekuensi Ar-Rasul Qudwatuna
(Rasul Teladan kami)
Meneladani
sikap dan perbuatan Nabi Muhammad Rasululooh SAW dalam kehidupan sehari-hari
merupakan konsekuensi seorang muslim ketika berikrar dengan dua kalimah
syahadat.
Kesempurnaan
Rasululloh SAW yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya menjadikan Rasululloh SAW
sebagai tauladan dan panutan kita sebagai seorang mulim baik dalam aspek
ibadah, aspek zuhud, aspek tawadu’, aspek akhlak dalam kesabaran dan pemaaf,
aspek kekuatan fisik (menjaga kesehatan) aspek keberanian (fisabilillah), aspek
manajemen (mengelola kekuasaan), aspek keamanahan, aspek kesantunan dan etika,
aspek aqidah dan syariah, serta aspek-aspek dalam kehidupan yang imani.
Meneladani
kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebagai konsekyensi dari ikrar dua kalimah
syahadat, pada rukun syahadat kedua, yaitu Syahadat Rasul, “wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah” , ada beberapa
sikap dan perilaku yang bisa dilakukan, untuk mewujudkan Rasulullah SAW sebagau
‘qudwatuna’ atau teladan kami, adalah :
Pertama, Mencintai Rasul. Kecintaan kepada
Rasululloh SAW ditempatkan pada urutan kedua, setelah kecintaan kita kepada
Allah SWT. Ini dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam
firmanNya QS. At_Taubah (9:24)
qul in kaana
aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa'asyiiratukum wa-amwaalun
iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa
ahabba ilaykum minallaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu
hattaa ya/tiyallaahu bi-amrihi walaahu laa yahdiil qawmal faasiqiin
[9:24]
Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.
Hadits
Rasululloh SAW diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasululloh SAW bersabda :
“Tidak beriman salah seorang diantara
kamu sehingga aku lebih dicintai dari pada dirinya, anak serta orang tuanya
serta manusia seluruhnya” (HR. Bukahri-Muslim)
Kedua, Membenarkan, mengikuti dan
mentaatinya. Sebuah sikap dan prinsip yang harus dimiliki oleh setiap seorang muslim
sebagai pengikut Rasululloh SAW. Sikap dan prinsip ini akan dapat member
ampunan bila kita melakukan kekhilafan, sebagaimana Firman Allah SWT (QS.
Ali_Imran [3:31]) :
qul in kuntum tuhibbuunallaaha fattabi'uunii
yuhbibkumullaahu wayaghfir lakum dzunuubakum walaahu ghafuurun rahiim
[3:31]
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Dalam
ayat berikutnya (QS. Ali_Imran [3:32]) Allah juga menegaskan :
qul athii'uullaaha warrasuula fa-in tawallaw fa-innallaaha laa yuhibbu
lkaafiriin
[3:32]
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
Membenarkan
dan mentaati Rasululloh SAW sudah menjadi keharusan mutlak bagi umat muslim
sebagai pengikut Rasululloh SAW, sesungguhnya kunci kemuliaan seorang muslim
terletak kepada ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasululloh SAW, ini merupakan
konsekuensi mutlak dari ikrar dua syahadat, yaitu syadat tauihid dan syahadat
rasul yang telah diucapkan. Untuk hal in
I Allah berfirman :
(QS. An_Nisaa’ [4:59])
yaa
ayyuhaalladziina aamanuu athii'uullaaha wa-athii'uu rrasuula waulii l-amri
minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaallaahi warrasuuli in kuntum
tu/minuuna bilaahi walyawmi l-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaa
[4:59]
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. An_Nisaa’ [4:80])
man yuthi'i rrasuula faqad athaa'allaaha waman tawallaa famaa arsalnaaka 'alayhim hafiizhaa
[4:80]
Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah.
Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka321.
(QS. Al_Hujarat [49:1])
yaa ayyuhaalladziina aamanuu laa tuqaddimuu bayna
yadayillaahi
warasuulihi wattaquullaaha
innallaaha
samii'un 'aliim
[49:1]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya1408 dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya
ketaatan kepada Rasululloh SAW sama kedudukannya dengan ketaatan kepada Allah
SWT. Manakala seorang muslim taat kepada Rasul maka ia juga akan taat kepada
Allah SWT demikian juga sebaliknya ketaatan kepada Allah SWT berimplikasi pada
ketaatan kepada RasulNya.
Ketaatan
kepada Allah SWT dan Rasululloh SAW kan berdampak pada kenikmatan hidup
sebagaimana yang dirasakan oleh para nabi, orang-orang yang sholeh, yang mati
syahid. Dan mereka itu adalah sahabat yang paling baik kita dalam mengarungi
hidup ini. Firman Allah SWT (QS. An_Nisaa’ [3:69]) :
waman yuthi'illaaha warrasuula faulaa-ika ma'alladziina an'amallaahu 'alayhim mina
nnabiyyiina washshiddiiqiina
wasysyuhadaa-i
washshaalihiina wahasuna ulaa-ika rafiiqaa
[4:69]
Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para
shiddiiqiin314,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya.
Ketaatan
kepada RasulNya, juga dapat menghantarkan dan menjadikan kunci untuk masuk
surga, seperti yang disabdakan Rasululloh SAW : “ Semua umatku akan masuk surge, kecuali yang tidak mau” Sahabat bertanya
: “Siapa yang tidak mau ya Rasululloh”; Beliau menjawab : “ Siapa yang taat
kepadaku ia akan masuk sorga dan siapa yang durhaka kepadaku, ia termasuk orang
yang tidak mau atau masuk neraka” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a)
Ketiga, Berdakwah dan melanjutkan tugas
risalah Muhammad SAW. Misi dan tugas utama Rasululloh SAW adalah
untuk menyampaikan risalah illahiyah, yaitu mengajak dan menyeru seluruh umat
manusia untuk bertauhid, beriman dan tunduk kepada Allah SWT. Tugas ini harus terus berlanjut mengiringi
putaran bumi sampai akhir zaman. Apa yang akan terjadi bila seruan beramar
ma’ruf tidak ada lagi yang melakukan, gempuran iblis syaithonirrojin akan
meraja lela menuntun umat manusia kejalan kekufuran dan kemusyrikan, menjauhkan
dari kehidupan yang islamiyah-imaniah illahiyah yang telah dicontohkan oleh Rasululloh
SAW. Karena itu melanjutkan berdakwah,
beramar ma’ruf harus menjadi tugas para pengikut Rasululloh SAW, Allah SWT
berfirman :
(QS. Ali_Imran [ 3:104]) :
waltakun minkum ummatun
yad'uuna ilaa
lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104]
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar217; merekalah orang-orang yang
beruntung.
(QS. An_Nahl [ 16:125]) :
ud'u ilaa sabiili rabbika bilhikmati walmaw'izhati lhasanati wajaadilhum billatii hiya ahsanu inna rabbaka huwa
a'lamu biman dhalla
'an sabiilihi wahuwa a'lamu bilmuhtadiin
[16:125]
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah845 dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam
sebuah hadits Rasululloh SAW bersabda :”
sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat “ (HR. Ahmad, Bukhari dan
At_Tirmidzi)
Menyampaikan
dan menyerukan kalimah Allah SWT ini bila dilakukan dengan baik, maka kita akan
memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah SWT dan dimasukan dalam golongan
umat yang baik atau ‘khoiru ummah’ sebagaimana
firman Allah SWT :
(QS. Ali_Imran [3:110])
kuntum khayra ummatin
ukhrijat linnaasi
ta/muruuna bilma'ruufi watanhawna 'ani lmunkari watu/minuuna bilaahi walaw aamana ahlu lkitaabi lakaana khayran lahum
minhumu lmu/minuuna wa-aktsaruhumu lfaasiquun
[3:110]
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(QS. Fushshilat [41:33])
waman ahsanu qawlan mimman da'aa ilaallaahi wa'amila shaalihan waqaala innanii mina
lmuslimiin
[41:33]
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?"
Dalam
hadits Rasululloh SAW bersabda : “Barang
siapa menunjukan pada suatu kebaikan atau kebajikan, maka ia akan mendapat
pahala seperti yang mengerjakan” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Keempat, Menghidupkan sunnah-sunnah Rasul.
Menjalankan dan menghidupkan sunah-sunah rasul adalah bentuk kecintaan kita
terhadap keteladanan Rasululloh SAW. Beliau telah mewariskan kepada kita
Al_Qur’an dan Al-Hadits yang harus digunakan sebagai rujukan dalam menjalani
kehidupan di dunia ini, bila kita menginginkan kehidupan di akherat kelak yang
lebih baik.
Dengan
berpegangan kepada Al_Qur’an dan Al_Hadits kita dihindarkan dari perbuatan
bi’ah dalam perkara-perkara ubudiyah, karena Rasululloh SAW sudah mengingatkan
dalam sabdanya : “ Sesungguhnya siapa
yang hidup sesudahku, akan mengalami banyak pertentangan. Oleh karena itu,
kalian semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah penggantiku.
Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut. Dan waspadailah kamu
kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu adalah bid’ah dan setiap
bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka “ (HR Ahmad, Abu Daud,
Ibnu Majah, Hakim,. Baihaqi dan at_Tirmidzi).
Agar
berpegang pada Al Qur’an dan al hadits tersebut memang ditegaskan oleh
rasululloh SAW dalam sabda beliau : “Aku
tinggalkan kepada kalian dua hal, yang kalian tidak akan tersesat selamanya
bila berpegang teguh dengannya, yaitu kitab (Al Qur’an) dan sunnahku” (HR.
Hakim)
Kelima, Menghormati para ulama’. Ulama
merupakan pewaris para nabi, Dalam hadits Nabi bersabda :“Sesungguhnya ulama adalah pewaris nabi”. Rasululloh SAW
memerintahkan agar menghormati para ulama. Ulama yang dimaksud adalah orang
yang berilmu, dan dengan ilmunya itu menjadikan ia sangat takut (bertaqwa)
kepada Allah SWT, yang demikian itulah ulama khoir, bukan ulama syu’ akhir jaman, yaitu ‘ulama’ yang
mengikuti hawa nafsunya yang halal menjadi haram dan yang haran menjkadi halal,
dunia jadi tujuannya, seruannya mebuat kegaduhan umat, tidak amanah dan tidak
istiqomah. Allah berfirman (QS Fathir [35:28] :
wamina nnaasi waddawaabbi wal-an'aami mukhtalifun lwaanuhu kadzaalika innamaa yakhsyaallaaha min 'ibaadihi l'ulamaau innallaaha 'aziizun ghafuur
[35:28]
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama1258. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.
[([1258]. Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat
ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.]
Demikian
itu, seharusnya seseorang yang telah berikrar dengan dua kalimah syahadat,
syahadat tauhid dan syahadat rasul dalam menjalani kehidupannya, karena ia
telah hijrah dari alam kafirun kea lam muslimun. ***
Waloohu
a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan
bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata,
karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah
kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket
dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al
insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallohumma
wabihamdika
asyhadualla ilahailla
anta
astagfiruka wa’atubu
ilaik
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada
sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan
bertaubat kepada-Mu.”
(HR. Tirmidzi, Shahih).
Ya Rabb,
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada Allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
0 komentar:
Posting Komentar