AL- ’ASHR / DEMI WAKTU
(Kuliah Subuh Seri A’ Ashr Eps-3, Amalan Sholihan )
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ
الرَّجِيْمِ
wal'ashri
[103:1] Demi masa.
innal-insaana
lafii khusrin
[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Illaaalladziina
aamanuu wa'amiluush-shoolikhaati watawaa
sawbil khaqqi watawaa sawbish-shobri
kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
Majelis netizen rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah
Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim.
No 1.050)
·
Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril
anaam Muhammadin shalalloohu ‘alaihi
wassalam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu
alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga,
sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa
ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa
wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama islam. (Qs. Ali Imran
(3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa,
yaitu dengan “melaksanakan
semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri
bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan
semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
· Abu Hurairah r.a, menceritakan ia mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku
larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku
perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan
Muslim).
· Apa yang
akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah
sempurna sampai rasululloh saw wafat,
· Dakwah
itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir;
hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang
firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. (Al Ghosyiah
[88]:21)
·
Selebihnya, tergantung hati masing-masing,
apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk
taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
· Hari ini
kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan,
ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran
104)
· Dan kata Rasululloh saw, ad daallu
‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna
an-fusakum wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al
kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul
turunya ayat 44 surah al baqarah
ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum
kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya,
tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat
baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang
demikian ini.
· Dakwah
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw.
· Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis Netizen Rohimatullah
· Surat
Al 'Ashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
diturunkan sesudah surat Alam Nasyrah.
· Dinamai
Al 'Ashr (masa) diambil dari perkataan Al 'Ashr yang terdapat
pada ayat pertama surah ini.
· Isi
surah ini mengingatkan kepada Semua manusia bahwa berada dalam keadaan merugi
apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
· Allah
SWT mengingatkan kepada kita manusia, dengan bersumpah “demi waktu” (wal ’asry)
menunjukkan begitu sangat pentingnya kita harus memperhatikan waktu.
· Kalau
ditanya diapakah yang paling jauh dengan kita, jawabannya adalah waktu, karena
waktu yg telah lewat tak bisa dijangkau lagi, demikian siapa yang paling dekat
dengan kita, juga waktu, karena waktu terus mendekat detik demi detik kepada
kita, kalau kita tidak pandai memanfaatkannya kita menjadi golongan yang akan
merugi. “innal insaana lafii khusrin” (Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian)
· Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir, menceritakan tentang ayat
ini, bahwa “Amr bin Al ‘Ash pernah
diutus untuk menemui Musailamah al
Kadzdazb, ini terjadi setelah Muhammad diangkat sebagai Rasululloh dan “amr
bin ‘Ash belum masuk Islam.
Musailamah al Kazddzab bertanya kepada ‘Amr bin ‘Ash, “Apa yang telah diturunkan kepada
Sahabatmu ini (Rasululloh) selama ini ?”
‘Amr bin ‘Ash menjawab : “telah diturunkan kepadanya satu surat ringkat namun sangat padat”
Dia (Musailamah) bertanya : “Surat apa itu ?”
‘Amr bin Ash menjawab : wal'ashri, innal-insaana lafii
khusrin, Illaaalladziina aamanuu wa'amiluush-shoolikhaati watawaa sawbil khaqqi watawaa sawbish-shobri
Musailamah
berpikir sejenak, kemudian berkata : “Dan
telah diturunkan pula hal serupa kepadaku”
‘Amr
bin Ash bertama : “apa itu ?”
Musailamah
menjawab (dengan maksud menghina firman Allah tsb ): “Yaa
wabriyaa wabr. Wa innamaa anta uzduunani wa shadr. Wa saa-iruka hafr naqr: (“hai
kelinci, hai kelinci, sesungguhnya kamu memiliki dua telinga dan satu dada, dan
semua jenismu suka membuat galian dan lubang).
Kemudian
ia bertanaya kepada ‘Amrs bin ‘Ash :
“bagaimana pendapatmu ?”
‘Amr
bin Ash berkata kepadanya : “ Demi Allah,
sesungguhnya aku tahu bahwa engkau telah berdusta”
Majelis Netizen Rohimatullah
· Dalam
surah Al_Ashr ayat 3 tersebut ada penegasan “kecuali”, pernyataan ini
menggambarkan ada kondisi sebaliknya pada pernyataan sebelumnya, yaitu “rugi”, apabila sesuai dengan yang dimaksud
pada pernyataan setelah kata “kecuali” tersebut, yaitu orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Bentuk Amal Sholeh/ wa'amiluush-shoolikhaati
· Amalan
sholehan, adalah tindak perilaku baik sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah
swt, kebajikan menurut Allah swt. Amal shaleh merupakan implikasi dari
keimanan seseorang.
· Tanpa
memiliki keimanan terhadap Aqidah Islamiyyah, perilaku amal sholeh, tidak
memiliki makna rohaniah, ada kemungkinan perbuatan baiknya hanya sebuah ‘action’
untuk kepentingan tertentu.
· Bagaimana
amalan sholehan sebagai implikasi keimanan seseorang, adalah seperti yang
ditegaskan oleh Allah Swt QS_Al Baqoroh (2:177)
laisal birro an tuwalluu
wujuuhakum/bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah
qibalal-masyriqi wal magribi /timur dan
barat itu suatu kebajikan,
wa
laakinal birra / akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah :
man aamana billaahi ( beriman kepada
allah, )
wal-yaumil aakhiri
(hari
kemudian,)
wal-malaaikati (malaikat-malaikat
)
wal-kitaabi (kitab-kitab )
wan-nabbiyyin, (nabi-nabi )
wa
aatal-maala ’ala hubbihi zawil
qurba (dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya)
wal-yaataama wal-masaakiina (anak-anak yatim, orang-orang miskin,)
wabnassabili
was-saailina wa fir-riqab (musafir dan
orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya,
wa aqoomas-salaata (mendirikan shalat,)
wa aatazakah, ( membayar zakat, )
wal muufuunabi ‘ahdihim
izaa ’ahaduu (dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji,)
was-saabirina fil ba’saai / dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
wad-damaai wa hinal-ba’s, / penderitaan dan dalam peperangan.
ulaaikal-lazina sodaqu,/ mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya);
wa ulaaikal humul muttaqin / dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Balasan Allah SWT bagi amalan
sholihan
· Amal
shaleh memiliki tempat yang mulia dalam ajaran Islam. Karena itu, Islam
memberikan balasan kebajikan untuk orang-orang yang istiqomah dalam beramal
shaleh.
· Di antara
balasan bagi amalan sholihan yang dijanjikan Allah SWT itu adalah :
Pertama, diberi pahala yang besar,
(QS Al-Maidah [5] :9)
:
Wa 'adalloohulladziina aamanuu wa 'amiluush-shoolikhaati lahum maghfirotun wa-ajrun 'azhiim
[5:9] Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.
Kedua, diberi kehidupan yang layak
(QS. An_Nahl [16]:97) :
man 'amila shoolihan min dzakarin
aw untsaa wahuwa mu/minun
falanukhyiyannahu khayaatan thoyyibatan walanaj-ziyannahum ajrohum bi-akhsani maa kaanuu
ya'maluun
[16:97] Barangsiapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
Ketiga, diberi tambahan petunjuk.
(QS Maryam [19]: 76).
Wayazii-dulloohulladziina ihtadaw hudan walbaaqiyaatushshoolikhaatu khoyrun 'inda robbika tsawaaban wakhoyrun maroddaa
[19:76] Dan Allah akan menambah petunjuk
kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu
lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.
Keempat, dihapuskan dosa-dosanya.
(QS al-Ankabut [29]: 7).
walladziina aamanuu
wa'amiluushshoolikhaati lanukaffironna 'anhum sayyi-aatihim walanajziyannahum akhsanalladzii kaanuu
ya'maluun
[29:7] Dan orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan
benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjakan.
Kelima, dimuliakan hidupnya.
(QS al-Isra’ [17]: 70).
walaqod karromnaa banii aadama wakhamalnaahum fiil barri walbahri warozaqnaahum minath-thoyyibaati wafadh-dholnaahum
'alaa katsiirin mimman kholaqnaa tafdhiilaa
[17:70] Dan sesungguhnya telah Kami
muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan862, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Keenam, dijauhkan dari kegagalan/tidak merugi dalam hidupnya
(QS al-Ashr [103]: 1-3).
[103:3] ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.”
· Dengan
landasan aqidah islamiyah, keimanan yang kaffah akan menghantar manusia menjadi
sebaik-baik makhluk Allah SWT di dunia dan diakherat kelak. Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surah
Al-Bayyinah (98:7) menegaskan akan hal ini :
innalladziina aamanuu
wa'amiluush-shoolihaati ulaa-ika hum khoyrul bariyya
[98:7] Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
· Yang
dimaksudkan “sebaik-baik makhluk” dalam Surah Al-Bayyinah (98:7) adalah
sebagaimana yang dinyatakan oleh Surah Al_’Ashr (103:3) yaitu, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran”. Karena orang-orang inilah yang tidak merugi dengan
nikmat waktu dan umur yang telah diberikan oleh Allah SWT.
· Manusia
yang beriman, kegiatan spirutualnya tidak saja berdampak pada kesalehan
personal, bahwa dirinya telah mengerjakan kewajiban sebagai seorang muslim dan
tetapi juga berimplikasi pada kesalehan social, sebagai orang yang beriman ia
meyakini bahwa sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi sesamanya. Jadi
berperilaku baik atau beramal sholih, tidak saja dalam “habluminallah” tetapi
juga tercermin dalam “habluminannas”.
· Untuk
itu, hanya amal shaleh yang berasal dari keimanan kepada Allah SWT, keyakinan
akan keridhoan-Nya, dan hanya berharap akan rahmat-Nya yang akan membawa
manfaat dalam kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. (Bersambung Eps-4,
ash-shoobirin), ****
Waloohu a’lam
bishowab
Demikian yang saya sampaikan
bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata,
karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah
kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket
dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al
insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
Asyhadualla ilahailla
anta
Astagfiruka wa’atubu
ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon
pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr.
Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
Ya Rabb
“Allaahumma
aslih lii diinii allazii huwa,
‘ismatu
amrii wa aslih lii dunyaaya,
All atii
fiihaa ma’aasyii,
wa aslih li
aakhirotii allatii fiihaa ma’aadii.
Waj’alil
hayaata ziyaadatan lii fii kulli khairin,
waj’alil
muta raahatan lii min kulli syarrin.”
“Ya Allah,
perbaikilah agamaku yang menjadi pusat urusanku,
perbaikilah
duniaku yang menjadi tempat kembaliku.
Jadikanlah
kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan,
dan jadikanlah
kematian sebagai peristirahatanku dari setiap keburukan.
(H.R. Muslim)”
“Allaahumma innii as’aluka
ta’jiila ‘aafiyatika,
wa sabron ‘alaa baliyyatika
wa khuruujan minad dunyaa ilaa
rohmatika”
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar disegerakan curahan
keselamatan
dari sisi-Mu kepadaku,
diberikan kesabaran dalam menghadapi cobaan-Mu,
dan diberikan jalan keluar dari dunia menuju kepada kasih
sayang-Mu.
(H.R. Hakim)”
Amien !!
0 komentar:
Posting Komentar