AL- ’ASHR / DEMI WAKTU
(Kuliah Subuh Seri Al Ashr Eps_1, Yang Merugi)
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ
الرَّجِيْمِ
wal'ashri
[103:1] Demi masa.
innal-insaana
lafii khusrin
[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Illaaalladziina
aamanuu wa'amiluush-shoolikhaati watawaa
sawbil khaqqi watawaa sawbish-shobri
kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
Amma ba’du
Majelis netizen rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah
Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim.
No 1.050)
·
Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril
anaam Muhammadin shalalloohu ‘alaihi
wassalam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu
alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga,
sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa
ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa
wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama islam. (Qs. Ali Imran (3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa,
yaitu dengan “melaksanakan
semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri
bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan
semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
· Abu Hurairah r.a, menceritakan ia mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku larang
kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan
kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan
Muslim).
· Apa yang
akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah
sempurna sampai rasululloh saw wafat,
· Dakwah
itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir;
hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang
firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. (Al Ghosyiah
[88]:21)
·
Selebihnya, tergantung hati masing-masing,
apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk
taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
· Hari ini
kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan,
ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran
104)
· Dan kata Rasululloh saw, ad daallu
‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna
an-fusakum wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al
kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul
turunya ayat 44 surah al baqarah
ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum
kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya,
tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat
baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang
demikian ini.
· Dakwah
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw.
· Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis Netizen Rohimatullah
· Surat
Al 'Ashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
diturunkan sesudah surat Alam Nasyrah.
· Dinamai
Al 'Ashr (masa) diambil dari perkataan Al 'Ashr yang terdapat
pada ayat pertama surah ini.
· Isi
surah ini mengingatkan kepada Semua manusia bahwa berada dalam keadaan merugi
apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
· Allah
SWT mengingatkan kepada kita manusia, dengan bersumpah “demi waktu” (wal ’asry)
menunjukkan begitu sangat pentingnya kita harus memperhatikan waktu.
· Kalau
ditanya diapakah yang paling jauh dengan kita, jawabannya adalah waktu, karena
waktu yg telah lewat tak bisa dijangkau lagi, demikian siapa yang paling dekat
dengan kita, juga waktu, karena waktu terus mendekat detik demi detik kepada
kita, kalau kita tidak pandai memanfaatkannya kita menjadi golongan yang akan
merugi. “innal insaana lafii khusrin” (Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian)
· Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir, menceritakan tentang ayat
ini, bahwa “Amr bin Al ‘Ash pernah
diutus untuk menemui Musailamah al
Kadzdazb, ini terjadi setelah Muhammad diangkat sebagai Rasululloh dan “amr
bin ‘Ash belum masuk Islam.
Musailamah al Kazddzab bertanya kepada ‘Amr bin ‘Ash, “Apa yang telah diturunkan kepada
Sahabatmu ini (Rasululloh) selama ini ?”
‘Amr bin ‘Ash menjawab : “telah diturunkan kepadanya satu surat ringkat namun sangat padat”
Dia (Musailamah) bertanya : “Surat apa itu ?”
‘Amr bin Ash menjawab : wal'ashri, innal-insaana lafii
khusrin, Illaaalladziina aamanuu wa'amiluush-shoolikhaati watawaa sawbil khaqqi watawaa sawbish-shobri
Musailamah
berpikir sejenak, kemudian berkata : “Dan
telah diturunkan pula hal serupa kepadaku”
‘Amr
bin Ash bertama : “apa itu ?”
Musailamah
menjawab (dengan maksud menghina firman Allah tsb ): “Yaa
wabriyaa wabr. Wa innamaa anta uzduunani wa shadr. Wa saa-iruka hafr naqr: (“hai
kelinci, hai kelinci, sesungguhnya kamu memiliki dua telinga dan satu dada, dan
semua jenismu suka membuat galian dan lubang).
Kemudian
ia bertanaya kepada ‘Amrs bin ‘Ash :
“bagaimana pendapatmu ?”
‘Amr bin Ash
berkata kepadanya : “ Demi Allah,
sesungguhnya aku tahu bahwa engkau telah berdusta”
Amr bin Ash
~ nama lengkapnya ‘Amr bin Ash bin Wail bin Hisyam bin Said bin Sahm al-Qurasyi as-Sahmi,
~ Masuk Islam dan menjadi Sahabat Rasululloh, pada tahun ke8 H
~ Saat masuk Islam ia mengajukan syarat kepada Rasululloh, : ‘Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku’ kata Amr bin Ash, Rasulullah
mengatakan, ‘Apa syarat yang kau
inginkan?’ Aku menjawab, ‘Agar dosa-dosaku diampuni.’
~ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Tidakkah
engkau ketauhi, bahwa keislaman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya? Demikian
juga hijrah menafikan kesalahan-kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji
menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?’ (HR.
Muslim).” Inilah asbabul wurud hadits tersebut.
~ Rasululloh saw menujinya dengan mengatakan : “Sesungguhnya Amr bin al-Ash
adalah di antara orang-orang yang baik dari kalangan Quraisy.” (HR. Tirmidzi dalam Sunan-nya no.3845).
~ Ketika ditugasi oleh Umar Bin Khatab menaklukan Mesir
behasil dengan cemerlang, kemudian menjadi Gubernur Mesir.
~ Amr bin al-Ash wafat pada
tahun 43 H atau 663 M, saat itu umurnya lebih dari 90 tahun. Ia telah meriwayatkan
39 hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Musailamah Al Kadzab,
~ Musailamah bin Habib berasal
dari suku Bani Hanifah.
~ Pada perjalanannya menuju Madinah Musailamah berangkat
bersama-sama tokoh dari sukunya. Tujuan awal keberangkatan ke Madinah adalah
untuk masuk Islam.
~ Keinginan untuk dianggap Nabi ini muncul ketika di perjalanan
pulang dari Madinah.
~ Dia merasa kaum Bani Hanifah lebih banyak, daerahnya
lebih luas, asetnya lebih banyak, kenapa harus mengikuti ajarannya Nabi
Muhammad
~ Akhirnya dia memperkenalkan dirinya sebagai Nabi, dan
berkirim surat kepada Nabi Muhammad SAW, mengatakan : “Aku kini mitramu dalam kenabian, separuh
daerah milik Kami, sedangkan separuh lagi milik Quraisy. Orang Quraisy adalah
orang yang cenderung membawa madharat bagi orang lain.”
~ Kegiatan pemurtadan yang dilakukan Musailamah suka menggubah
prosa berirama untuk meniru Al-Quran, lalu
dibacakan kepada pengikutnya seperti ia mendapat wahyu. Ia memang ahli dalam
bidang sastra (lihat ia meniru surat Al Ashr dengan Al Wabr/kelinci)
~ Kebohongan yang banyak dilakukan oleh Musailamah mengakibatkan dirinya
mendapat sebutan Al Kadzab yang artinya
pembohong.
Siapa
manusia yang merugi ?
·
Surat Al_”Ashr atau
surah ke 103 yang terdiri dari 3 ayat ini ini menerangkan bahwa manusia yang
tidak dapat menggunakan masanya atau waktunya dengan sebaik-baiknya termasuk
golongan yang merugi.
·
Siapakah golongan
yang merugi itu, Rasululloh saw
menjelaskan beberapa sifat orang yang merugi bahkan mengalami kebangkrutan :,
~
Pada
suatu ketika, Rosulloh saw bertanya
kepada sahabatnya : Tahukah kamu orang
yang bangkrut itu?;
~
Para sahabat
berpendapat, orang bangkrut adalah mereka
yang tidak mempunyai dirham maupun dinar.
~
Ada juga yang
berpendapat, mereka yang rugi dalam
perdagangan.
~
Rasulullah SAW
bersabda, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang
datang pada Hari Kiamat dengan banyak pahala shalat, puasa, zakat, dan haji.
Tapi di sisi lain, ia juga
mencaci orang, menyakiti orang, memakan harta orang (secara bathil),
menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Ia kemudian diadili dengan cara
membagi-bagikan pahalanya kepada orang yang pernah dizaliminya. Ketika telah
habis pahalanya, sementara masih ada yang menuntutnya maka dosa orang yang
menuntutnya diberikan kepadanya. Akhirnya,
ia pun dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad).
· Pada saat rasululloh saw mi’raj dari masjidil
aqsho_baitul maqdis palstin menuju sdratul muntaha, sesampai di langit pertama,
beliau diperlihatkan suatu kaum dengan perut
membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini
dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya
yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.disana beliau juga
menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya,
lalu dikatakan kepada mereka: “makanlah
daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni
menggunjing atau berghibah”.
·
Hal ini
sebenarnya sudah diperingkatkan oleh Allah swt sebagaiaman dalam Surah ke 104 Al_Humazah (Pengumpat) ayat 1 sd 9 :
waylulikulli humazatinlumaza
[104:1] Kecelakaanlah bagi setiap
pengumpat lagi pencela,
alladzii jama'a maalan wa'addadah
[104:2] yang mengumpulkan harta
dan menghitung-hitung,
yahsabu anna maalahu akhladah
[104:3] dia mengira bahwa
hartanya itu dapat mengkekalkannya,
kallaa layunbadzanna fiil khuthomah
[104:4] sekali-kali tidak!
Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Khuthomah.
wamaa adrooka maal khuthomah
[104:5] Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
Naarullaahil muuqodah
[104:6] (yaitu) api (yang
disediakan) Allah yang dinyalakan,
allatii that-tholi'u 'alaal af-idah
[104:7] yang (membakar) sampai ke
hati.
lnnahaa 'alayhim mu/shodah
[104:8] Sesungguhnya api itu
ditutup rapat atas mereka,
fii 'amadin mumaddadah
[104:9] (sedang mereka itu)
diikat pada tiang-tiang yang panjang.
· Fenomena
jaman pada akhir-akhir ini, dengan dalih dan kemasan yang berlabel kebebasan
berbicara dan berpendapat telah menggeserkan nilai-nilai kesantunan dalam
komunikasi verbal. Fitnah, umpatan dan
cacian sudah menjadi konsumsi public, bahkan ghosip dan ghibah malah menjadi
industry hiburan dengan kemasan ‘infotaimen’ yang banyak dilansir dimedia massa.
· Ngomongin
keburukan orang walau itu memang senyatanya seperti itu, namanya ‘ghibah‘. dan kalau faktanya tidaklah seperti yang diomongin,
itu namanya ‘fitnah’. Keduanya dapat membuat kita bangkrut saat dihisap
nanti. Sabda Rasulullah SAW : “Orang yang
menggunjing dan mendengarkan gunjingan, keduanya bersekutu dalam perbuatan
dosa.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani).
Termasuk menyebarkan cerita bohong seseorang dengan maksud agar menjadi
bahan tertawaan sangat keji. Celaka bagi
orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar
mereka tertawa. Celakalah dia...celaka dia. (HR. Abu Dawud dan
Ahmad)
· Gossip
atau desas desus, adalah
rangkaian kata atau berita yang tanpa
fakta, karena tidak terjamin kebenarannya (
cannot be verified and is of doubiful accuracy ). Gosip
atau desas-desus (Inggris:
rumors) adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi
kebenarannya diragukan atau merupakan berita negatif.
· Ngegosip
(kalau digosok-gosok semakin sip) atau ngomongin
keburukan orang dan belum tentu kebenarannya, kadang memang mengasikkan. Dan
ini merupakan perilaku social tempo doeloe karena memiliki banyak waktu
luang, bekerja cukup paruh waktu karena belum diburu oleh tunutan kebutuhan
hidup yang mencekik.
· Disiang
hari bolong oleh terik matahari dibawah pohon rindang sambil nyari kutu,
bergunjing kesana kemari cukup mengasikkan.
Dan ternyata di era informasi dengan kecanggihan teknologi informasi,
perilaku social ini kembali di update dan modifikasi melalui kecanggihan
teknologi informasi yang memuncilkan media massa modern dengan kemasan berlabel
‘infotaimen” (ini sesungguhnya sebutan yang salah
kaprah). tapi substansinya
tetap juga ‘ngegosip’.
· Saudara
kandung Ghosip ini yang dalam bahasa agama ada yang disebut Ghibah.
Untuk mendinifikan ghibah ini,
sebuah Hadits Rosulullan SAW dari Al Faqih
meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah. Nabi SAW Bersabda : Kalian mengerti ghibah ? Para
Shabat menjawab : “Allah dan RasulNya
lebih mengerti”. Lalu beliau SAW bersabda : “Ketika kau ungkap hal-hal/keadaan kawanmu (Sedangkan) ia benci tentang
pengungkapan hal itu kepada orang lain, maka itulah yang disebut ghibah”.
· Lalu
ditanyakan. Bagaimana kalau hal itu sesuai dengan kenyataan ? Jawab Beliau SAW
: “Jika hal (yang kau ungkap) itu sesuai
dengan kenyataan orang itu, berarti itu ghibah, tetapi jika tidak sesuai, malahan itu disebut "Buhtan" (artinya menfitnah atau menjelek-jelekan)
orang dengan berbagai cara, seperti menghasut, berbohong/memalsu.
· Terhadap
dua perbuatan yang sama buruknya yaitu suka mendengar berita dusta dan memakan
barang yang haram (tidak halalan thoyyibah), dalam Surah Ke-5, Surah
Al_Maa’idah pada akhir ayat 41, Allah SWT telah memperingatkan : …......
lahum fidunn-yaa khizyun – walahum fil-aakhirati ’adzaabun-’adziim (....mereka
beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.). Dan pada awal ayat 42, Allah SWT
menjelaskan siapa yang dimaksud akan memperoleh kehinaan di dunia dan di
akherat tersebut yaitu, Samma ‘unna-lil-kazibi ak-kaaluna lis-sukh-ti, ........("Mereka
itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita dusta dan banyak
memakan yang haram*/........"
(*/ yang dimaksud seperti uang suap ).
· Rasa
ingin tahu dari manusia, yang mendorong kita suka bergosip. Bergunjing tentang
orang lain memang mengasyikan, terutama keburukannya yang biasanya manarik,
kalau kebaikannya kadang kurang menarik (misal, sianu dapat prestasi sebagai guru terbaik, ah kurang menarik, tetapi
kalau sianu korupsi, ini baru berita, masih dengan jargon “bad news is good news” atau berita keburukan adalah berita yang
paling baik).
· Saat
menggunjing aib orang biasanya dibumbui
kata yang memiliki nilai strategis, sambil berbisik, "sst! ini rahasia lho!". Yang
dibisiki akan meneruskan berita tersebut ke yang lainnya, juga sambil berpesan,
"ini rahasia lho!" akhirnya
yang namanya rahasia melekat menjadi bagian tak terpisahkan dari isi gosip itu
sendiri.
· Untuk ini Kahlil Gibran melukiskan
dalam kalimatnya, "jika kau
sampaikan rahasiamu pada angin, jangan salahkan angin bila ia kabarkan pada
pepohonan." Karena angin
selalu bergerak kemana-mana menyentuk dahan dan ranting maka berita itu juga
akan sampai kemana-mana.
· Rosulullah SAW memperingatkan : "Barang
siapa yang membongkar-bongkar aib saudaranya, Allah akan membongkar aibnya.
Barangsiapa yang dibongkar aibnya oleh Allah, Allah akan mempermalukannya,
bahkan di tengah keluarganya."
· Fakhr al-Razi dalam tafsirnya menceritakan
sebuah riwayat bahwa para malaikat melihat di lauh al-mahfudz akan kitab
catatan manusia. Mereka membaca amal saleh manusia. Ketika sampai pada bagian
yang berkenaan dengan kejelekan manusia, tiba-tiba sebuah tirai jatuh
menutupnya. Malaikat berkata, "Maha
Suci Dia yang menampakkan yang indah dan menyembunyikan yang buruk."
· Ada baiknya kita simak Firman Allah SWT bagaimana menggambarkan seseorang
yang suka ngegosib dan ghibah, seperti dalam Surah ke-49 Al_Hujuraat ayat 12 :
ya- ayyuhal-lazi-na a-manuu / "Hai orang-orang yang beriman, ij-tanibuu
kasii-ron - minaz-zanni / jauhilah kebanyakan dari prasangka ; inna ba’dhaz-dzonni ismun / sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah (ismun) dosa ; walaa-tajassasuu / dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain ; walaa- yaghtab
ba’dzukum ba’dzan / dan janganlah sebahagian kamu menggumpat (menggunjing)
sebahagian yang lain ; a-yukhibbu
abadukum ay-yakula lakhma akhihi maitan
fa karihtumuh / Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya ; wattaqullah innalaha taw-wa-bur rahim / Dan
bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. "
· Ya Rabb, tutupilah aib dan segala
kekurangan kami di mata penduduk bumi dan langit dengan rahmat dan kasih
sayang-Mu, Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah" Amien.
Kalau begitu, Siapa Yang Beruntung ?
·
Dalam surah Al_Ashr ada penegasan “kecuali”, pernyataan ini menggambarkan
ada kondisi sebaliknya pada pernyataan sebelumnya, yaitu “rugi”, apabila sesuai dengan yang dimaksud pada pernyataan setelah
kata “kecuali” tersebut, yaitu orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.)
· Siapa yang
beruntung diakherat kelak saat dikhisab, dijelaskan Allah SWT dalam Al_Qur’anul
Karim Surah Ali_Imraan (3:104), :
waltakun
minkum ummatun yad'uuna ilaal
khayri wayak muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'anil munkari waulaa-ika humul muflikhuun
[3:104] Dan hendaklah ada
di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar217; merekalah orang-orang yang
beruntung. (Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; Munkar, segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.)
· Dalam
Surah Al_Baqarah (2:3-5), Allah SWT
lebih rinci menjelaskan siapa kelak yang akan beruntung, yaitu :
alladziina
yu/minuuna bilghaybi wayuqiimuuna shshalaata wamimmaa razaqnaahum
yunfiquun
[2:3] (yaitu) mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka.
walladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa
unzila min qablika wabil-aakhirati hum yuuqinuun
[2:4] dan mereka yang beriman kepada
Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
ulaa-ika
'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humulmuflihuun
[2:5] Mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Waloohu a’lam
bishowab
Demikian yang saya sampaikan
bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata,
karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah
kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket
dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al
insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
Asyhadualla ilahailla
anta
Astagfiruka wa’atubu
ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon
pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr.
Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
Ya Rabb,
“Allaahumma
innii as’aluka ta’jiila ‘aafiyatika
wa sabron
‘alaa baliyyatika
wa khuruujan
minad dunyaa ilaa rohmatika”
“Ya Allah,
aku memohon
kepada-Mu agar disegerakan curahan keselamatan dari sisi-Mu kepadaku, diberikan
kesabaran dalam menghadapi cobaan-Mu,
dan diberikan
jalan keluar dari dunia menuju kepada kasih sayang-Mu”
(H.R. Hakim)
Amien.
Yaa wabr, ya wab, wainnamaa anta udzunaana wa
shodro wasaa tiruka khafa taqorro
Label:
Tausiah bil Hikmah-12
0 komentar:
Posting Komentar