MUHASSABAH
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
Wa-in ta-'udduu ni' matalloohi
Laatukh-suuhaa innallooha laghofuurur- rokhiim
“dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya allah benar-benar maha pengampun lagi maha penyayang”. [QS. An-Nahl_16:18]
Qoola
Rasulullloh saw
Laa tadzuulu qodamaa ‘abdi
Yaumal qiyaamati khatta yus ala ‘an arbain :
An ‘umrihi fiima atnaahu;
Wa ‘an ‘ilmiihi fiima fa’ala;
Wa ‘an maalihi min aynak-tasabahu
Wa fii ma anfaqohu;
Wa ‘an jismihi fiimaa
ablahu
Majelis netizen rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah
Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim.
No 1.050)
·
Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril
anaam Muhammadin shalalloohu ‘alaihi
wassalam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu
alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga,
sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa
ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa
wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama islam. (Qs. Ali Imran
(3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa,
yaitu dengan “melaksanakan
semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri
bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan
semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
· Abu Hurairah r.a, menceritakan ia mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku
larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku
perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan
Muslim).
· Apa yang
akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah
sempurna sampai rasululloh saw wafat,
· Dakwah
itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir;
hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang
firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. (Al Ghosyiah
[88]:21)
·
Selebihnya, tergantung hati masing-masing,
apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk
taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
· Hari ini
kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan,
ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran
104)
· Dan kata Rasululloh saw, ad daallu
‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna
an-fusakum wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al
kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul
turunya ayat 44 surah al baqarah
ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum
kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya,
tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat
baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang
demikian ini.
· Dakwah
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw.
· Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis netizen rohimatullah
Muhassabah.
· Sebagai
seorang muslim yang cerdas, maka hendaknya selalu melakukan muhassabah atau instropeksi agar
perjalanan kehidupan kedepan selalu terkontrol bahwa jalan yang kita tempuh “on the track” tidak mengalami “out of side” ‘ tidak keluar
dari jalur yang diperintahkan allah swt.
· Pentingnya
melakukan muhassabah dengan menghisabnya didunia agar ringan khisab diakherat.
· Imam Turmudzi juga
meriwayatkan ungkapan Umar bin Khattab mengenai
urgensi dari muhasabah. Shohabat umar r.a. Mengemukakan: “hisablah
(evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian
untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi
ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia “
· Seperti
diterangkan dalam ayat diatas, kita tak akan mampu menghitung nikmat
allah swt yang telah dilimpahkan kepada kita, bahkan sering kita merasa itu
bukan anugerah tetapi seperti menjadi hak kita untuk mendapatkannya, begitu arrahman dan arrohim allah swt kepada
ummatnya.
Khisab terhadap empat nikmat
·
Ada empat nikmat Allah
swt yang akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat kelak, sebagaimana sabda rasululloh saw yang diriwayatkan oleh at tirmidzi :
Laa ta-dzuulu qodamaa ‘abdi
Yaumal qiyaamati khatta yus
ala ‘an arbain :
”tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya hari kiamat nanti, empat
perkara (yaitu), tentang :
An ‘umrihi fiima atnaahu;
(1) umurnya untuk apa ia habiskan?;
Wa ‘an ‘ilmiihi fiima fa’ala;
(2) ilmunya untuk apa ia amalkan?;
Wa ‘an maalihi min aynak-tasabahu
Wa fii ma an-faqohu;
(3) hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia
belanjakan?;
Wa ‘an jismihi fiimaa ablahu
(3) hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia
belanjakan?;
Tentang nikmat umur
Berumur panjang, apa maksudnya.
· Dalam
do’a kita sering mohon diberikan panjang umur, atau kalau ada yang
berulang tahun kita ucapkan semoga panjang umur.
· Salah satu resep agar panjang umur adalah dengan
terus menyambung tali silaturahmi.
Dari abu
hurairah ra. Rasulullah saw bersabda : “barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan
diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali)
silaturahim.” (hr bukhari-muslim)
· Namun yang jadi pertanyaan, bukankah umur seseorang telah ditetapkan, dan
tidak akan bergeser sedikitpun. Sebagaimana difirmankan allah swt :
Qs. Al_A’raaf [7]:34, :
Walikulli ummatin ajal, Faidzaa jaa-a ajaluhum Laa yasta’ khiruuna
Saa- ‘ataw- wa laa yastaq-dimuun.
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.
“…wamaa
yu-‘ammaru mim mu’ammariw Wa laa yun-qo-shu mim
‘umurihii illa fi kitaab..’
“dan
sekali-kali tidak diperpanjang umur seorang yang berumur panjang, dan tidak
pula dikurangi umurnya melainkan sudah (sudah sitetapkan) dalam kitab (lauh mahfutzh) ” QS.
Faathir (Pencipta)
[35]:11,
· Setiap orang dalam lauh mahfutzh, “kitab cacatan
masing-masing orang ini, sudah ditetapkan risqinya, ajalnya, amalnya, dan
celaka atau bahagianya.
· Dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari dari Abu
‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud r,a,
diceritakan proses terjadinya janin manusia :
~ Selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan
ovum),
~ 40
hari kemudian menjadi ‘alaqah
(segumpal darah)
~ 40
hari kemudian menjadi mudhghah
(segumpal daging).
~ Kemudian
seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan untuk menulis empat hal,
yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya,
amalnya, dan celaka atau bahagianya.
Para ulama kemudian menghitung ketiga masa itu menjadi
40 hari tambah 40 hari tambah 40 hari, sehingga masa peniupan ruh itu menjadi 120 hari sejak pertama kali janin
terbentuk.
·
Yang dipanjangkan usianya, adalah diberikan
keberkahan dalam usia yang telah ditetapkan, sehingga dengan usianya yang telah
ditetapkan itu, ia menggunakan banyak kesempatan atau umurnya untuk beribadah, bertaqorrub dan beramal sholeh. (usia muda
meninggal tetapi masa usia ibadahnya panjang maka ia kategori panjang umur)
·
Diberi
umur panjang adalah nikmat dan anugerah allah swt. Tetapi rasululloh saw memperingatkan
sewaktu ditanya oleh sahabat: “ya rasulullah siapa manusia yang paling baik?”, beliau bersabda: “barang siapa yang
dipanjangkan usianya dan makin baik perbuatannya”. “lalu siapa
manusia yang paling buruk”, ia bertanya lagi. Beliau bersabda: “barang
siapa yang dipanjangkan usianya namun buruk amal perbuatannya” (HR at-Tirmidzî,
no. 2330).
Menghisab nikmat umur
sebelum dihisab
·
Umur, terkait dengan peluang yang diberikan allah swt kepada
kita, dan merupakan nikmat allah swt.
Sebagaimana sabda rasululloh
saw, umur kita akan dihisab kelak di yaumul qiyamah : an ‘umrihi fiima atnaahu / umurnya untuk apa ia
habiskan?;
·
Mari kita hisab umur kita
sebelum dihisab nanti agar ringan pada saat dihisab nanti, seperti yang
diungkapkan oleh shohabat
umar r.a. Mengemukakan:
“…dan
bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang
menghisab (evaluasi) dirinya di dunia “
·
Untuk apa sepanjang umur kita
selama ini?
·
Jatah usia kita menurut hadist riwayat abu
hurairah, bahwa rasulullah saw bersabda,
“umur
ummatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun, dan sangat sedikit di antara mereka
yang mencapai usia itu.” ( h.r. Turmudzi, al bani menshahihkannya
dalam shahih al jami’ no: 1073).
·
Kalau di konversi dengan surah al hajj (41:47) bahwa : wa'-dahu
wa-inna yawman
'inda robbika
ka-alfi sanatin mimmaa ta'udduun /sesungguhnya sehari disisi
tuhanmu adalah seperti seribu tahun
menurut perhitunganmu.” Maka hidup di dunia dengan rata-rata 65 tahun
waktu dunia sama dengan 1,5 -1,7 jam akhirat. (1 hari akhirat=1000th dunia, 1 jam
akhirat= 41,7 tahun, jadi kalau usia antara 65-70 tahun ya = sekitar 1,5 jam
akhirat)
·
Kalau dikonversi dengan
surah al ma’aarij (70:4), lebih pendek lagi : ta'-rujul malaa-ikatu warruuhu ilayhi fii yawmin kaana
miq-daaruhu khamsiinalfa
sana / malaikat-malaikat
dan jibril naik (menghadap) kepada tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun,
Maka dengan umur rata-rata 65-70 tahun dnuisa sama dengan 2 menit waktu
akhirat (1
hari=24 jam= 1.440 menit;..jadi 1 menit akhirat = 50.000 : 1.440 = 34,7 tahun)
· Makanya allah ta’ala mengingatkan, qs.
Al mu’minun (23:114)
Qoola
illa bits-tum
illaa qoliilan
law annakum kuntum ta'lamuun
[23:114]
allah berfirman: "kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja,
kalau kamu sesungguhnya mengetahui"
Dari hadits itu kita rinci :
ü Jatah umur antara 60-70 diambil
rata-ratanya adalah ’65 tahun’, (diatas itu berarti bonus
untuk amal kebaikan)
ü Usia 65 tahun, masih “bruto”, dikurangi sampai masa baligh 15 tahun, masa yang belum dihisab. Sehingga usia mukallafnya (usia seorang mulim yang
dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama dan sudah dapat dikenai
hukum), yaitu 50 tahun
ü Dari umur 50 tahun yang
akan dihisab ini, kalau kita ‘breakdown’ menurut aktivitas
manusia, ada 3 aktivitas besar, yaitu : ‘nglembur’, ‘nganggur’,
dan ‘tidur’.
· ‘nglembur (beraktifvitas) bekerja dari bangun subuh, seputar pk 04.00
sd 17.00 (ukuran standar) berarti selama 13 jam sehari, maka dalam 50 tahun (13/24x50
tahun) adalah 27 tahun (54 %)
· ‘nganggur’ (santai), antara pukul 17.00
sd. 21.00 (hadits
rasululloh saw :
“beliau saw tidur di awal malam
dan menghidupkan akhir malam.” (mutafaq ‘alaih) berarti selama 4
jam sehari, maka dalam
50 tahun (4/24x50 tahun) adalah 8,5 tahun (17 %)
· ‘tidur’, yaitu
dari pukul 21.00 sd. 04.00 (dini hari) atau selama 7 jam sehari , maka dalam 50 tahun (7/24x50 tahun) adalah 14,5
tahun (29 %)
· Jadi, dengan usia 65 tahun, itu
digunakan untuk :
‘bermain’
(sebelum
balig/bebas hisab), 15 tahun
‘nglembur’
(pekerjaan) 27 tahun, atau 41,5 % atau 23 %
‘nganggur’
(nyantai) 8,5 tahun, atau 13 %
‘tidur’ (isitrahat) 14,5 tahun, atau 22,5 %
· Waktu untuk ibadah sholat dimana?
ü Selama
ini yang terjadi, waktu sholat ‘mengambil disela-sela’ dari
waktu ‘nglembur, nganggur dan tidur’. Karena seringnya dilakukan
disela-sela aktivitas tersebut.
ü Sering
melaksanakan sholat ‘nyuri2 waktu’
dan agak keburu-buru karena takut ketinggalan ‘nonton bola di tv, atau saat jeda iklan pada wakatu nonton tv, atau
saat ‘break’ pada kegiatan bekerja, dll. Atau….
ü Pada
setiap ‘acara-acara’ jarang difikirkan bakal menerjang waktu sholat, dan
jarang mencantumkan ‘waktu masuk
sholat’, yang ada adalah ‘ishoma’ (istirahat makan dan sholat). Yang cenderung waktunya didekatkan pada waktu
makan.
·
Waktu yg khusus ibadah sholat,
ü Selama
ini yang diniatkan secara khusus’ sebagai ibadah baru sholat, dari sela-sela waktu untuk nglembur, nganggur dan tidur
tersebut,
ü Alokasi waktu untuk sholat ini waktunya hanya mengambil 2,08 tahun selama usia 50
tahun atau cuma 4 % (dihitung satu kali sholat 12 menit kali 5 waktu adalah
1 jam sehari, maka dalam 50 tahun adalah...(1/24x50 tahun=2,08 tahun)
· Bagaimana solusinya agar umur kita panjang
untuk ibadah.
ü Ada
bebera strategi untuk mengatasinya yang memerlukan kecakapan dan komitmen dalam
keimanan dan ketaqwaan kita.
ü Pertama, memanfaatkan beberapa ‘keutamaan’ dalam ibadah sholat yang perlu dilakukan,
(kalau dunia bisnis dikenal
“promo’).
ü Kalau
mall-mall menggelar promo ‘beli 1 dapat
3/buy 1 get 3’ kita semangat
memburunya, kenapa yang ‘lakukan satu mendapat berlipat ganda’ kurang diminati.
ü Misalnya, sholat
berjamaah itu pahalanya 27 kali
lebih banyak dari pada sholat sendiri, haditst rasulullah saw dari abdullah bin umar ra. Bahwa rasulullah
saw bersabda, “shalat
berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat.” (hr muttafaq ‘alaihi).
ü Ada lagi
‘promo’ dari allah swt, sholat
isya’ berjamaah itu pahalanya sama dengan sholat separuh malam, sedang sholat
subuh berjamaah sama dengan sholat sepanjang malam.
“barangsiapa sholat isya
secara berjamaah, maka ia bagaikan sholat (malam) setengah malam, dan
barangsiapa sholat subuh secara berjamaah maka ia bagaikan sholat (malam)
semalam penuh.” (hr.muslim, abu daud dan tirmidzi).
Sepanjang
malam
adalah
10 jam, dimulai matahari tenggelam (maghrib) sampai matahari terbit
(subuh) sama dengan pukul 18.00 sd. 04.00
Jadi sholat isya’ berjamaah,
sama dengan sholat separuh malam, sama dengan sholat
5 jam sehari atau atau sama dengan (5x60 menit) = 300 menit, kalau satu sholat
10 menit, sama dengan berlipat 30 kali,
Dan subuh berjamaah sama dengan sepanjang malam, berarti
10 jam atau 600 menit atau berlipat 60 kali
ü
Solusi berikutnya adalah mengkhusu’kan ibadah saat bulan
romadhon agar mendapatkan “malam lailatu qodar” : laylatulqodri
khoyrun min alfisyahr [97:3] malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
~Asbabunnuzul ayat
ini, bermula dari umat muhammad kagum / “iri” dengan usia umat sebelumnya yang diberi umurnya sampai
ratusan tahun panjang, sehingga ia bisa ibadah dengan waktu yang panjang,
~Diriwayatkan oleh ibnu jarir
yang bersumber dari mujahid bahwa seperti di kalangan bani israel terdapat seorang laki-laki yang suka
beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang
harinya.
~Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan ( kl-83 th 4 bln)
~Maka allah menurunkan ayat ini (al-qadr 1-3) yang menegaskan bahwa satu
malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan
seorang laki-laki dari bani israel tersebut.
· Kedua, semua
aktivitas kita diniatkan sebagai ibadah,
maka waktu untuk kebaikan akan bertambah.
ü Hadits
rasululloh saw menjelaskan akan hal ini, “sesungguhnya setiap perbuatan1 tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang
(akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (h.r.
Bukhari muslim)
·
Ketiga, menjaga kekhusukan ibadah ritualnya (mahdoh) sampai kepada ibadah
ijma’iyahnya (amal sosialnya)
ü Kekhusu’an ibadah ukrowinya, terus bersambung dalam amal perbuatannya... Ibadah
mahdhohnya berbanding lurus dengan ibadah ijma’iyahnya,
ü Dalam aspek
qouliyah, sholat yang diawali dengan takbir (‘hablum-minallah’)
sebagai bentuk penghambaan kepada allah swt. Dan
diakhiri dengan salam (‘hablum-minannas), menebar keslamatan
dan kedamaian kepada sesama makhluk allah, sebagai bukti bahwa ibadah mahdhoh todak bisa lepas dengan ibadah ijtima’iyah.
ü Ini dikuatkan dengan adanya perintah mendirikan sholat selalu bergandengan
dengan perintah zakat “wa-aqiimuush-sholaata wa aatuuz-zakaata”, dalam al
qur’an sekurang diulang sebanyak 24 kali,
membuktikan bahwa ibadah ukrowi (mahdhoh) tidak bisa
dipisahkan dengan ibadah ijtima’iyahnya (ibadah sosial).
ü Dengan terus beramal sholeh/berperilaku baik kepada sesamanya, akan terus
menambah pahala kebaikannya... Wallohu
a’lam bishshowab.
Rasululloh saw menasehatkan.
· Karena
umur terkait dengan masalah waktu, dan waktu yang berlalu tak akan kembali
maka, rasululloh saw telah menasehatkan :
· Dari ibnu
‘abbas radliyallaahu ‘anhuma, dari rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya beliau berkata kepada seorang
laki-laki untuk menasihatinya : ”manfaatkanlah lima
(keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : hidupmu sebelum
matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa
mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” [hr.
Al-hakim dan al-baihaqi]. ********
Akhirnya,
Ya rabb “allaahumma
innii a’uuzubika min zawaali ni’matika
wa tahawwuli ‘aafiyatika wa fujaa ‘ati niqmatika wa jamii’i sakhatika”/
“ya allah, aku berlindung
kepada-mu dari lenyapnya kenikmatan dari-mu, berubahnya (hilangnya)
kesejahteraan dari-mu, siksa-mu yang datang dengan tiba-tiba, dan dari segala
kebencian-mu. (h.r. Muslim)” .
Ya rabb, “allaahumma
innii as ‘alukal hudaa wat tuqoo wal ‘afaafa wal ginaa”/
“ya allah, aku memohon kepada-mu
petunjuk, ketakwaan, kesuciaan diri, dan kekayaan (h.r.
Muslim)”.
Waloohu
a’lam bishowab
Demikian yang saya sampaikan
bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata,
karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah
kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket
dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al
insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
Asyhadualla ilahailla
anta
Astagfiruka wa’atubu
ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon
pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr.
Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
0 komentar:
Posting Komentar