TIGA CARA ALLAH MENGAWASI
MANUSIA
(Allah Maha Mengetahui – Al ‘Alim)
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ
الرَّجِيْمِ
Wahuwal
qoohiru fawqo 'ibaadihi wahuwal
khakiimul
khobiir
Dan dialah yang
berkuasa atas sekalian hamba-hamba-nya. Dan Dialah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui.
(QS.
Al-An’am [6]:18)
Majelis Netizen Rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana sunnah rasul “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (hr. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan allah
ta’ala dalam qs. Al israa’-78, oleh rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan allah....(HR. Muslim.
No 1.050)
· Wanusyolaa
wanusalamu ‘alaa khoiril anaam
Muhammadin shalalloohu ‘alaihi wassalam ,
sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar muhammad salallaahu alaihi
wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa
ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa
wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (qs ali imran (3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu dengan
“melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak
bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
·
Abu hurairah r.a, menceritakan ia mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku
larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku
perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(HR.Bukhari dan Muslim).
· Apa yang akan saya
sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah sempurna
sampai rasululloh saw wafat,
· Dakwah itu hanya
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw. (al
ghosyiah [88]:21)
·
Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
·
Hari
ini kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada
kebaikan, ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (ali imran 104)
· Dan kata rasululloh saw, ad daallu ‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR.
Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan Allah Ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri Watansawna
an-fusakum Wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}.
“mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan
diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al kitab (taurat)? Maka
tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul turunya
ayat 44 Surah Al Baqarah ini, allah
menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum kerabatnya
yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya, tetapi dirinya
sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat baik/beramal
sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian ini.
· Dakwah berfungsi
untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw.
· Selebihnya, tergantung
hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan
ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis Netizen Rohimatullah
·
salah satu dari ‘asmaul
husna” bahwa allah ta’ala adalah “al khoobir” yang maha mengetahui
“ “wahuwal qoohiru fawqo 'ibaadihi wahuwal khakiimul khoobiir / dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-nya. dan dialah yang
maha bijaksana lagi maha mengetahui. [qs. al an’am (6:18)]
·
apa
yang masih didalam batin manusiapun allah mengetahui, “alaa ya'lamu man
kholaqo wahuwal-lathiiful khobiir ‘ / apakah allah yang
menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia
maha halus lagi maha mengetahui?
(qs. al-mulk [67]:14)
·
suatu
ketika istri rasululloh saw aisyah r.a menyembunyikan sesuatu kepada beliau,
rasululloh saw berkata :
لَتُخْبِرِينِي أَوْ لَيُخْبِرَنِّي اللَّطِيفُ
الْخَبِيرُ
attakhbirnii au layukh-bironnaal lathiifu khobiiru
“engkau
harus memberitahukanku atau allah yang maha lembut dan maha mengetahui yang
akan memberitahukanku.”
(hr. muslim, no. 1625)
·
dalam
99 asmaul khusna, ada dua sebutan untuk dzat yang maha mengetahui yaitu (19) al
‘alim /yang maha
mengetahui/memiliki ilmu dan (31) al khobir/ yang maha mengenal.
·
menurut
imam ibnul qayyim (bada’i al fawaid, 2/131), al-‘alim
dan al-khobir
sama-sama berarti yang mengetahui. akan tetapi dari sisi
objek, keduanya memiliki perbedaan.
·
al-‘alim berasal dari kata al-‘ilmu, al-‘ilmu itu
zhahir (bagian luar dari pengetahuan), sedangkan
al-khobir
berasal dari kata al-khibroh merupakan batin (bagian dalam yang
tersembunyi).
·
hanya
allah swt yang memiliki kesempurnaan “ al ‘alim” yang mampu menyingkap al-khibroh, karena allah
memiliki asmaul husna keduanya
· lalu bagaimana allah swt yang “al ‘alim dan al khobir” tersebut mengawasi kita hambanya... pertanyaan
ini sepintas sepertinya hal yang tidak patut dipertanyakan,....
· namun justru allah
swt yang menunjukkan bagaimana allah mengawasi hambanya, yaitu ada 3 cara :
pertama, selalu berada bersama kita
·
allah
swt melakukan pengawasan secara langsung, selalu bersama dengan kita dimanapun
dan kapanpun saja, karena allah selalu bersama hambanya.
·
bahkan
allah swt teramat dekat dengan kita yaitu lebih dekat dari urat leher kita sebagaimana
firmannya dalam qs qaaf (50:16) :
wanakhnu aqrobu ilayhi min khablil wariid
“....... dan kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya”,
·
allah
juga selalu menyertai hambanya, bila kita sendiri maka dia yang kedua, bila
berdua, maka dia yang ketiga, bila bertiga, maka dia yang keempat. bila kita
berlima, maka dia yang keenam
(qs. al mujaadilah [58]:7).
o alam taro annallooha
o ya'lamu maa
fiissamaawaati wamaa fiil-ardhi
o maa yakuunu min
najwaa tsalaatsatin illaa huwa roobi
'uhum
o walaa khamsatin
illaa huwa saadisuhum
o walaa adnaa min
dzaalika
o walaa aktsaro illaa huwa ma'ahum
o ayna maa kaanuu
tsumma yunabbi-uhum
o bimaa 'amiluu
yawmal qiyaamati
o innallaaha bikulli
syay-in 'aliim
o tidakkah kamu
perhatikan,
o bahwa sesungguhnya
allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi?
o tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang, melainkan dia-lah keempatnya.
o dan tiada (pembicaraan
antara) lima orang, melainkan dia-lah keenamnya.
o dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia
berada bersama mereka di manapun mereka berada.
o kemudian dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
o sesungguhnya allah
maha mengetahui segala sesuatu.
·
terus
katanya kalau “ikhwan/laki2 dan akhwad/wanita” berkhalwat/berudaan, maka yang
ketiga adalah setan, yang akan membisikan kemunkaran.
·
ya,
rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat
dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga diantara
mereka berdua.”[ hr.
ahmad 1/18]
kedua,
melalui malaikat
·
pengawasan
juga dilakukan dengan menggunkan perangkat “malaikat” allah, yang tidak pernah
akan menyelisi perintah allah ta’ala.
(qs. qaaf [50]:17-18)
idz yatalaqqool
mutalaqqiyaani
'anil yamiini wa'anisy-syimaali qo'iid
[50:17] (yaitu) ketika
dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan
dan yang lain duduk di sebelah kiri.
maa yalfizhu min qowlin illaa ladayhi
roqiibun 'atiid
[50:18] tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir.
·
kedua
malaikat ini akan mencatat segala amal perbuatan kita yang baik maupun yang
buruk; yang besar maupun yang kecil. tidak ada yang tertinggal.
·
catatan
tersebut kemudian dibukukan dan diserahkan kepada kita di yamumil khisab nanti.
(qs.
al kahfi [18]:49).
wawudhi'al
kitaabu
fatarool
mujrimiina
musyfiqiina mimmaa fiihi wayaquuluuna yaa waylatanaa maa lihaadzaal
kitaabi
laa yughoodiru shaghiirotan walaa kabiirotan illaa akhsaahaa wawajaduu
maa 'amiluu khadliran walaa yadzlimu robbuka akhadaa
[18:49] dan
diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "aduhai
celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak
(pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang
telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan tuhanmu tidak menganiaya seorang
juapun".
ketiga,
melaalui diri kita sendiri
·
allah
swt melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri.
·
ketika
kelak nanti meninggal maka anggota tubuh kita seperti tangan dan kaki akan
menjadi saksi bagi kita.
·
kita
tidak akan memiliki kontrol terhadap anggota tubuh tersebut untuk memberikan
kesaksian sebenarnya.
·
ini
ditegaskan dalam QS. Yaasiin (36:65) :
alyawma
nakhtimu 'alaa afwaahihim
watukallimunaa aydiihim watasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun
[36:65]
pada hari ini kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka
dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
o kesimpulannya,
~
kita
hidup tidak akan bisa terlepas dimanapun dan kapanpun saja dari pengawasan
allah swt.
~
tidak
ada tempat untuk mengingkari allah swt.
~
yakinlah
bahwa perbuatan sekecil apapun akan tercatat dan akan dipertanyakan oleh allah
swt dihari perhitungan kelak.
demikian yang saya sampaikan bila itu
kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata, karena
sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
kalau ada salahnya, itulah kesalahan saya
sebagai manusia,
yang sifatnya memang deket dengan
kekhilafan
seperti kata pepatah arab :
“al insaanu makhallul khoto wan
nisyaan”.
waloohu a’lam
bishowab
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
subhanakallahumma wabihamdika
asyhadualla ilahailla anta
astagfiruka wa’atubu ilaik
“maha
suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon pengampunan-mu dan bertaubat
kepada-mu.”
(hr.
tirmidzi, shahih).
nas-alullah as-salamah wal
‘afiyah/
hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
Label: Tausiah bil Hikmah-20
0 komentar:
Posting Komentar