AL- ’ASHR / DEMI WAKTU
(Kuliah Subuh Seri Al Ashr Eps-4 : Ash-shobri )
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
wal'ashri
[103:1] Demi masa.
innal-insaana
lafii khusrin
[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Illaaalladziina
aamanuu wa'amiluush-shoolikhaati watawaa
sawbil khaqqi watawaa sawbish-shobri
kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
Majelis netizen rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah
Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim.
No 1.050)
·
Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril
anaam Muhammadin shalalloohu ‘alaihi
wassalam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan penghulu
alam-nabi besar Muhammad salallaahu alaihi wassalam, beserta para keluarga,
sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa
ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa
wa-antum muslimuun /... Bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (Qs. Ali Imran
(3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa,
yaitu dengan “melaksanakan
semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri
bisa dengan duduk tidak bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan
semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
· Abu Hurairah r.a, menceritakan ia mendengar rasulullah saw sabda, : ” apa yang aku
larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku
perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari dan
Muslim).
· Apa yang
akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang sudah
sempurna sampai rasululloh saw wafat,
· Dakwah
itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir;
hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang
firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. (Al Ghosyiah
[88]:21)
·
Selebihnya, tergantung hati masing-masing,
apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima hidayah, dan ada dorongan untuk
taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
· Hari ini
kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada kebaikan,
ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran
104)
· Dan kata Rasululloh saw, ad daallu
‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna
an-fusakum wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}. “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al
kitab (taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul
turunya ayat 44 surah al baqarah
ini, allah menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum
kerabatnya yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya,
tetapi dirinya sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat
baik/beramal sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang
demikian ini.
· Dakwah
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan
dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh
saw.
· Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis Netizen Rohimatullah
· Surat
Al 'Ashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
diturunkan sesudah surat Alam Nasyrah.
· Dinamai
Al 'Ashr (masa) diambil dari perkataan Al 'Ashr yang terdapat
pada ayat pertama surah ini.
· Isi
surah ini mengingatkan kepada Semua manusia bahwa berada dalam keadaan merugi
apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
· Allah
SWT mengingatkan kepada kita manusia, dengan bersumpah “demi waktu” (wal ’asry)
menunjukkan begitu sangat pentingnya kita harus memperhatikan waktu.
·
Kalau ditanya diapakah yang paling jauh dengan kita,
jawabannya adalah waktu, karena waktu yg telah lewat tak bisa dijangkau lagi,
demikian siapa yang paling dekat dengan kita, juga waktu, karena waktu terus
mendekat detik demi detik kepada kita, kalau kita tidak pandai memanfaatkannya
kita menjadi golongan yang akan merugi. “innal insaana lafii khusrin” (Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian)
· Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir, menceritakan tentang ayat
ini, bahwa “Amr bin Al ‘Ash pernah
diutus untuk menemui Musailamah al
Kadzdazb, ini terjadi setelah Muhammad diangkat sebagai Rasululloh dan “amr
bin ‘Ash belum masuk Islam.
Musailamah al Kazddzab bertanya kepada ‘Amr bin ‘Ash, “Apa yang telah diturunkan kepada
Sahabatmu ini (Rasululloh) selama ini ?”
‘Amr bin ‘Ash menjawab : “telah diturunkan kepadanya satu surat ringkat namun sangat padat”
Dia (Musailamah) bertanya : “Surat apa itu ?”
‘Amr bin Ash menjawab : wal'ashri, innal-insaana lafii
khusrin, Illaaalladziina aamanuu wa'amiluush-shoolikhaati watawaa sawbil khaqqi watawaa sawbish-shobri
Musailamah
berpikir sejenak, kemudian berkata : “Dan
telah diturunkan pula hal serupa kepadaku”
‘Amr
bin Ash bertama : “apa itu ?”
Musailamah
menjawab (dengan maksud menghina firman Allah tsb ): “Yaa
wabriyaa wabr. Wa innamaa anta uzduunani wa shadr. Wa saa-iruka hafr naqr: (“hai
kelinci, hai kelinci, sesungguhnya kamu memiliki dua telinga dan satu dada, dan
semua jenismu suka membuat galian dan lubang).
Kemudian
ia bertanaya kepada ‘Amrs bin ‘Ash :
“bagaimana pendapatmu ?”
‘Amr
bin Ash berkata kepadanya : “ Demi Allah,
sesungguhnya aku tahu bahwa engkau telah berdusta”
Majelis Netizen Rohimatullah
· Dalam
surah Al_Ashr ayat 3 tersebut ada penegasan “kecuali”, pernyataan ini
menggambarkan ada kondisi sebaliknya pada pernyataan sebelumnya, yaitu “rugi”, apabila sesuai dengan yang dimaksud
pada pernyataan setelah kata “kecuali” tersebut, yaitu orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Watawaa
Sawbil Khaqqi Watawaa Sawbish-Shobri
dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
Bersabar.
· Kesabaran dalam menghadapi ujian dan
cobaan merupakan tanda kebenaran
dan kejujuran iman seseorang
kepada Allah subhanahu wata’ala. Al Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah menyatakan bahwa
lafazh ash-shabr dalam Al Qur’an disebutkan di 94 (ayat).
· Hal ini
menunjukkan sabar memiliki kedudukan tinggi nan mulia dalam agama Islam. Oleh
karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan
setengahnya lagi adalah syukur.
· Al-Qur’anul
Karim beberapa kali menjelaskan tentang ash-shobr sebagai suatu ibadah yang harus dilaksanakan,
dan balasan Allah SWT terhadap orang yang sabar.
1. Sabar Merupakan Perintah Mulia dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah subhanahu
wata’ala berfirman (Al-Baqarah [2]:
153):
yaa ayyuhaalladziina aamanuu ista'iinuu bishshobri
washsholaati innallooha ma'ash-shoobiriin
[2:153] Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.
QS. Ali_Imran
(3:200)
yaa ayyuhaalladziina aamanuu ishbiruu
washoobiruu warobithuu wattaquullooha la'allakum tuflihuun
[3:200] Hai
orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di
perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
· Konteks
(kandungan) dari kedua ayat di atas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT.
Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah subhanahu
wata’ala wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan
perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua.
· Dengan
demikian, barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki
derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Tidak terkecuali Rasulullah SAW, Allah SWT juga memerintah Rasululloh
SAW untuk memenuhi kewajiban ini, sebagaimana firman-Nya, QS. Al_Kahfi
(18:28):
washbir nafsaka ma'alladziina
yad'uuna robbahum bilghodaati
wal'asyiyyi yuriiduuna wajhahu walaa
ta'du 'aynaaka 'anhum turiidu
ziinatal khayaatid-dunyaa walaa tuthi' man aghfalnaa qolbahu 'an dzikrinaa wattaba'a hawaahu
wakaana amruhu furuthoo
[18:28] Dan bersabarlah
kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja
hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti
orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
· Jika Nabi
Muhammad SAW sebagai makhluk yang paling mulia dan sempurna masih
diperintah untuk bersabar, sebagaimana Firman Allah SWT :
QS. An
Nahl (16:127)
washbir wamaa shobruka illaa bilaahi walaa tahzan 'alayhim walaa
taku fii dhoyqin mimmaa yamkuruun
[16:127]
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka
dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
2. Pujian Allah SWT terhadap Orang-Orang yang Bersabar
· Allah SWT memuji orang-orang yang sabar sebagai orang-orang
yang jujur dalam keimanannya.
Seperti yang difirmankan Allah SWT “…, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” /…..washshoobiriina fiilba/saa-i wadhdhorroo-i
wakhiinalba/si
ulaa-ikalladziina shodaquu waulaa-ika humul muttaquun (Al-Baqarah: 177)
· Ayat ini
menegaskan bahwa keberadaan sabar dalam mengahadapi ujian dan cobaan dari Allah
SWT itu benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah subhanahu wata’la.
3. Mendapat Kecintaan dari Allah SWT
· Semua
orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh
Allah SWT. Dan Allah SWT mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa
golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap
ujian dan cobaan dari Allah subhanahu wata’la.
· Sebagaimana
Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya pada akhir ayat 146 Surah Ke-3
Ali_Imran: “… waloohu yukhibbush-shoobiriin.”/ “…, dan Allah
itu mencintai orang-orang yang sabar.”.
4. Allah SW Bersama
Orang-Orang yang Sabar
· Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam QS. Al_Anfal (8:46) : “…washbiruu,
innallooha ma'ash-shoobiriin“/ Bersabarlah
kalian, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.”
· Maksud
ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa orang yang sabar akan selalu mendapat
perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT, karena Allah SWT selalu
menyertainya.
· Dan Allah
SWT akan menjamin perlindungan dan pertolongan bagi orang bersabar, hal ini
ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya :
balaa in tashbiruu
watattaquu waya/tuukum min fawrihim haadzaa
yumdidkum robbukum bikhomsati aalaafin minal malaa-ikati musawwimiin
[3:125] Ya (cukup), jika kamu bersabar
dan bertaqwa,
dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah
menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (QS. Ali Imran [3]:125)
· Dan
Hadits Rasululloh SAW yang diriyawatkan At_Tirmidzi, dari Shohabat Ibnu Abbas
r.a, Rasululloh SAW bersabda :
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَبْرِ
“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya
datangnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran.”
5. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang yang Sabar
· Allah SWT
senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat
dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar, karena orang-orang yang
sabar setiap mendapatkan ujian baik perupa pujian maupun cacian, semua selalu
dikembalikan kepada Allah SWT dengan mengucapkan : إِنَّا
لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ (innaa lillaahi
wa-innaa ilayhi raaji'uun ), Artinya:
Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.
· Hal ini
ditegaskan Allah SWT dalam firman_Nya (QS.
Al-Baqarah [2]: 156-157)
alladziina idzaa ashoobat-hum mushiibatun qooluu innaa
lillaahi wa-innaa ilayhi rooji'uun
[2:156] (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”
ulaa-ika 'alayhim sholawaatun min robbihim warohmatun waulaa-ika humul muhtaduun
[2:157]
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
· Kalimat “innaa
lillaahi wa-innaa ilayhi raaji'uun” dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali
kepada Allah SWT). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar
maupun kecil.
· Akan
lebih sempurna lagi jika setelah mengucapkan kalimat istirjaa ini ditambah
dengan do’a yang diajarkan oleh baginda nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wasallam:
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيْبَتِي
وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah
musibah itu yang lebih baik bagiku.”
· Barangsiapa
yang membaca kalimat istirja’ dan
berdo’a dengan do’a di atas niscaya Allah subhanahu wata’ala akan
menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik.
Sebagaimana hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shohabiyah Ummu
Salamah radhiallahu’anha.
· Suatu
ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang mati syahid di medan
perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini, sehingga Allah subhanahu
wata’ala memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh) baginya
dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala tidak akan mengingkari janji-Nya.
6. Mendapatkan Ganjaran yang Lebih Baik dari Amalannya
· Allah SWT
memberikan ganjaran bagi orang yang
sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan, sebagaimana firman-Allah SWT (QS.
An_Nahl [16]:126) :
wa-in 'aaqobtum fa'aaqibuu
bimitsli maa 'uuqibtum bihi
wala-in shabartum lahuwa khoyrun
lishshoobiriin
[16:126] Dan
jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya
itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
· Ayat ini
Allah menunjukan bahwa orang yang sabar, itu sikap yang lebih baik dari pada
sikap yang seharusnya dilakukan oleh orang yang akan melakukan balasan atas
perlakuan buruk orang lain, walau ia dibenarkan melakukan hal itu, asal
seimbang dengan yang ia terima.
· Allah SWT
juga menjanjikan akan
memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan pahala yang tanpa batas, sebagaimana
firman-Nya pada akhir ayat 10 Surah Az-Zumar (Surah ke-39) :”…innamaa
yuwaffaash-shoobiruuna
ajrohum bighoyri khisaab/…Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
akan disempurnakan pahala mereka tanpa perhitungan.
7. Mendapat Ampunan Dari Allah subhanahu wata’ala
· Begitu
istimewanya yang yang bersabar, sehingga Allah SWT selain memberikan pahala
yang besar dari amalannya juga member ampunan. Hal ini di Firmankan Allah SWT
dalam QS. Hud (11:11) :
illaalladziina shobaruu wa'amiluush-shoolikhaati ulaa-ika
lahum maghfirotun wa-ajrun kabiir
[11:11]
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan
amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang
besar.
· Dari ‘Aisyah
radhiallahu ‘anha Ummul Mu’minin, beliau berkata: “Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam telah bersabda:
مَا مِنْ مُصِيْبَةٍ تُصِيْبُ الْمُسْلِمَ
إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةُ يُشِيْكُهَا
“Tidak ada suatu musibah
pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah telah menghapus dengan musibah
itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)
8. Mendapat Martabat Tinggi di dalam Al-Jannah
· Anugerah
yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak mendapatkan martabat
yang tinggi dalam al-jannah. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
ulaa-ika yujzawnal ghurfata bimaa shobaruu
wayulaqqowna fiihaa takhiyyatan wasalaamaa
[25:75]
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat
yang tinggi (dalam syurga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat
di dalamnya,
9. Sabar adalah Jalan Terbaik
· Pada
dasarnya, bahwa bersabar itu merupakan jalan terbaik, dan ingat bersabar bukan
berarti mengalah pasrah terserah mau diapain oleh manusia, tetapi bersabar
adalah berserah diri keharibaan Allah SWT.
Hal ini sebagaimana yang Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya
(QS. Hud [11]:115),
washbir fa-innallooha laa
yudhii'u ajrol mukhsiniin
[11:115] Dan
bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang berbuat kebaikan.
· Dari
shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin,
sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian)
ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
· Banyak
ungkapan para shalafush-sholeh
tentang bersabar yang patut kita teladani, seperti yang ungkapkan oleh ‘Umar
bin Al Khattab r.a : “Tidaklah seseorang
dikaruniai sesuatu yang lebih luas dan baik dibandingkan kesabaran”.
Beliau
juga berkata: “Sebaik-baik kehidupan yang kami rasakan adalah dengan
kesabaran. Kalau sekiranya sabar itu ada pada salah seorang niscaya ia akan
menjadi orang mulia.”
· ‘Ali bin
Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Posisi kesabaran dalam iman seperti posisi
kepala dalam tubuh”. ungkapan ini cukup jelas maknanya yaitu
orang yang tidak punya kesabaran ibarat orang yang tidak punya kepala, sehingga
tidak ada iman bagi orang yang tidak punya kesabaran, sebagaimana ia tidak
punya kepala dalam tubuhnya.
· Al Hasan
Al Bashri berkata:
“Sabar adalah satu kekayaan dari kekayaan
yang baik, Allah subhanahu
wata’ala tidaklah memberikan
kecuali kepada hamba-hamba-Nya yang mulia di sisi-Nya.”
· Sulaiman
Ibnul Qasim berkata: “Setiap amalan akan
diketahui ganjarannya kecuali kesabaran.
· Demikian
itulah keutamaan bagi orang-orang yang sabar sesuai yang Allah subhanahu
wata’ala janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.
· Semoga
Allah subhanahu wata’ala memberi taufiq dan hidayah kepada kita agar
menjadi prang yang sabar dan istiqomah dengan kesabarannya. Amin, Ya Robbal
‘Alamin. (Seri Al Ashr_Habis)
Waloohu a’lam
bishowab
Demikian yang saya sampaikan
bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah semata,
karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya, itulah
kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang deket
dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah arab :
“al
insaanu makhallul khoto wan nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
Asyhadualla ilahailla
anta
Astagfiruka wa’atubu
ilaik
“maha suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon
pengampunan-mu dan bertaubat kepada-mu.”
(hr.
Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
Ya Rabb
“Allaahumma aslih lii diinii allazii huwa,
‘ismatu amrii wa aslih lii dunyaaya,
All atii fiihaa ma’aasyii,
wa aslih li aakhirotii allatii fiihaa ma’aadii.
Waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khairin,
waj’alil muta raahatan lii min kulli syarrin.”
“Ya Allah,
perbaikilah agamaku yang menjadi pusat urusanku,
perbaikilah
duniaku yang menjadi tempat kembaliku.
Jadikanlah
kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan,
dan jadikanlah
kematian sebagai peristirahatanku dari setiap keburukan.
(H.R. Muslim)”
“Allaahumma innii as’aluka
ta’jiila ‘aafiyatika,
wa sabron ‘alaa baliyyatika
wa khuruujan minad dunyaa ilaa
rohmatika”
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar disegerakan curahan
keselamatan
dari sisi-Mu kepadaku,
diberikan kesabaran dalam menghadapi cobaan-Mu,
dan diberikan jalan keluar dari dunia menuju kepada kasih
sayang-Mu.
(H.R. Hakim)”
Amien !!
0 komentar:
Posting Komentar