MARHABAN YA ROMADHON
(Kuliah Subuh Online-Seri Rukun Islam Ke-4)
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
yaa ayyuhaalladziina aamanuu kutiba 'alaykumush-shiyaamu kamaa
kutiba 'alaalladziina min qoblikum la'allakum tattaquun
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Majelis netizen rohimatullah
· Sebelumnya kita panjatkan syukur kehadirat allah swt..
Tuhan maha pemurah pencurah rahmah maha pengasih yang tak pilih kasih dan maha
penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang.
· Alhamdulillaahil
ladzii an ’amana al iimaani wal islaami,
segala puji bagi allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan islam.
· Wa
nikmatan ‘umrihi, wa an jismihi, nikmat umur - kesempatan dan nikmat badan sehat, sehingga hari ini kita
bisa hadir di majelis ilmu ini untuk melaksana seruan Rasuulloh sawl “barangsiapa
meniti suatu jalan untuk mencari ilmu (dienul islam), maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).... Amien.
· Berkat rahmat
dan nimat itulah, pagi ini kita dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di
rumah Allah yang penuh rahmat.. Baiturrohmah.
· Sholat subuh
yang selalu disaksikan oleh malaikat ini seperti difirmankan Allah
Ta’ala dalam QS. Al israa’-78, oleh Rasululloh saw di tegaskan bahwa “barang siapa
sholat shubuh, maka ia dalam jaminan Allah....(hr. Muslim.
No 1.050)
·
Wanusyolaa wanusalamu ‘alaa khoiril anaam Muhammadin shalalloohu ‘alaihi wassalam, sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurah atas junjungan penghulu alam-nabi besar Muhammad salallaahu
alaihi wassalam, beserta para keluarga, sahabat serta umatnya ....amien
Saya juga ingin berwasiat, terutama untuk diri saya dan
keluarga keluar saya serta hadirin “ ...
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu ittaquullaaha
haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuun /... Bertakwalah
kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama islam. (Qs. Ali Imran (3:102)
· Bertaqwa,yang sebenar-benarnya taqwa, yaitu dengan
“melaksanakan semua perintahnya (sesuai dengan kemampuanya), misalnya sholat tidak bisa dengan berdiri bisa dengan duduk tidak
bisa duduk bisa dengan tidur.
· Dan meninggalkan semua larangannya (secara mutlak)”, maksudnya untuk meninggalkan larangan tidak ada alasan, misalnya
“belum mampu” meninggalkan kebiasaan minum minuman keras nanti aja, ya tidak
bisa gitu !!!
· Abu Hurairah r.a,
menceritakan ia mendengar rasulullah saw
sabda, : ”
apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilah ia, dan apa yang
aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, .. “.(hr.Bukhari
dan Muslim).
·
Apa
yang akan saya sampaikan bukan hal yang baru, karena risalah agama ya memang
sudah sempurna sampai rasululloh saw wafat,
·
Dakwah
itu hanya berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir;
hanya sekadar mengingatkan, memberitahukan dan mengabarkan tentang
firman-firman allah swt serta sunnah-sunnah rasululloh saw. (Al
Ghosyiah [88]:21)
·
Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
·
Hari
ini kami mendapat amanat untuk menyampaikan “amar ma’ruf” menyeru kepada
kebaikan, ini sesuai dengan perintah allah ta’ala (QS. Ali Imran 104)
· Dan kata Rasululloh saw, ad daallu
‘alal khoiri kafaa ’illihi orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang diajaknya /HR. Tirmizi)
·
Dan mudah-mudahan saya tidak
termasuk golongan yang diperingatkan allah ta’ala :
Ata/muruunan-naasa bilbirri watansawna
an-fusakum wa-antum
tat luunal kitaaba
Afalaa ta'qiluun
[2:44}.
“mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan
diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al kitab (taurat)? Maka
tidaklah kamu berpikir?”
Asbabunnuzul turunya ayat 44 surah al baqarah ini, allah
menegur, seorang yahudi yang menyuruh anak dan mantunya serta kaum kerabatnya
yang telah memeluk agama islam untuk melaksanakan kewajibannya, tetapi dirinya
sendiri tetap saja mengingkari... Ia menyuruh orang berbuat baik/beramal
sholeh, tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian ini.
·
Dakwah
berfungsi untuk fadzakkir innama anta mudzakkir; hanya sekadar mengingatkan,
memberitahukan dan mengabarkan tentang firman-firman allah swt serta
sunnah-sunnah rasululloh saw.
·
Selebihnya,
tergantung hati masing-masing, apakah terbuka untuk hidayah atau mau menerima
hidayah, dan ada dorongan untuk taufiq (melaksanakan kebaikan) tersebut.
Majelis Netizen Rohimatullah
·
Begitu
istimewa dan agungnya bulan ramadhon ini, maka kita sambut dengan ucapan “marhaban ya
ramadhan” bukan dengan ucapan “ahlan wasahlan’ yang biasanya ditujukan kepada
sebayanya.
·
Walaupun
keduanya berarti “selamat datang” tetapi penggunaannya berbeda. Para ulama
tidak menggunakan ahlan wa sahlan
untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan “marhaban ya Ramadhan”.
·
Al-Quran
menggunakan kata shiyam : “Yaa
ayuhaladziina amannu, kutiba alaikumushiam/Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (shiyamu)…….(QS.
Al_Baqarah [2]:183) sebanyak delapan kali, kesemuanya dalam arti puasa
menurut pengertian hukum syariat.
·
Shiyam atau shaum bagi manusia pada
hakikatnya adalah menahan atau mengendalikan diri. Karena itu pula puasa
dipersamakan dengan sikap sabar,
baik dari segi pengertian bahasa (keduanya berarti menahan diri)
maupun esensi kesabaran dan puasa.
·
Hadis
qudsi yang menyatakan antara lain bahwa, “Puasa untuk-Ku, dan Aku yang memberinya ganjaran”
dipersamakan oleh banyak ulama dengan firman-Nya dalam QS. Az-Zumar (39:10) : “…innamaa yuwaffaash-shoobiruuna ajrahum bighoyri hisaab /Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah Yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Orang sabar yang dimaksud di sini dapat
dipersamakan dengan orang yang berpuasa.
·
Bab
puasa/shiam Ramadhan, ditemukan dalam surat
Al-Baqarah (2): 183, 184, 185, dan 187 (Gol Madaniyyah). Ini berarti bahwa puasa Ramadhan baru
diwajibkan setelah Rasululloh saw tiba di Madinah,
Para ahli tarikh menyatakan bahwa kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan
ditetapkan Allah pada 10 Sya’ban tahun
kedua Hijrah.
·
Diantara
ayat-ayat yang menerangkan tentang Syiam di bulan Ramadhon secara berurutan
pada ayat 183, 184, 185 kemudian loncat ke ayat 187. Kenapa ayat 186 diloncati tidak menerangkan
tentang syiam, semua itu bukan tanpa maksud, dan ada hikmah dibaliknya.
·
Dalam
ayat 186, Allah menempatkan masalah
do’a diantara ayat-ayat tentang puasa, ini terkandung rahasia, bahwa perbanyak
do’a dibulan yang penuh berkah ini, seperti yang difirmankan Allah swt pada
ayat tersebut : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku,……… “ Sabda Rasululloh SAW, :” Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari, pada
bulan Romadhon, memiliki do’a yang mustajab” (HR Al Bazzar disahihkan
oleh Albani)
Yang boleh tidak puasa
·
Dari ayat-ayat yang menjelaskan tentang shiyam (Al
Baqarah 183, 184, 185 dan 187) terdapat kelompok yang diperbolehkan tidak
puasa, yaitu :
1. Orang yang tidak
beriman, hal ini dapat dilihat dari firman Allah SWT “yaa ayyuhaalladziina aamanuu
kutiba 'alaykumush-shiyaamu..” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (QS. Al Baqarah [2]:183).
Allah SWT berseru “yaa ayyuhalladziina aamannu..” bukan yaa
ayyuhannass... atau yaa ayyuhal muslimun... “. Jadi berseru hanya kepada yang beriman yang wajib
menjalankan ibadah puasa ini.
2. Yang sedang
sakit atau sedang safar/dalam perjalanan, seperti yang dijelaskan dalam
ayat berikutnya (184) “...aw 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin
ukhara wa'alaalladziina
yuthiiquunahu fidyatun tha'aamu miskiinin /Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang
yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin.
Ini ditegaskan kembali dalam ayat selanjutnya
(185), karena Allah SWT tidak menghendaki kesulitan bagi umatnya “yuriidullaahu
bikumul yusra walaa yuriidu
bikumul 'usra/Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu.
·
Dari pernyataan yang ada dalam Al Qur’anul Karim,
tersebut jelas bahwa dibulan Romadhan ada kelompok yang memang tidak
menjalankan ibadah puasa, karena itu hal yang wajar bila disiang hari masih ada
orang yang masih membuka warung makanan untuk melayani bagi yang tidak puasa
tersebut, jadi mengobrak-abrik orang berdagang makanan disiang hari bukanlah
perilaku islami karena islam adalah “rahmatan lil’alamin”
Target
Ibadah Shiam
·
Seperti
yang ditegaskan dalam QS. Al_Balqarah (2:183), target ibadah shiyam Romadhon
adalah , “la’alakum
tattaqun” /agar kamu bertakwa (menjaga diri dari perbuatan munkar). Karena, sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu./….inna akromakum ‘indallahi attaqwa….. (QS. Al-Hujarat_49:13). Artinya, kalau kita benar-benar ingin
mengejar kemuliaan dunia akherat, jalan satu-satunya adalah melalui pintu ’Taqwa’ (sebenar-benar taqwa dan
istiqomah).
·
Orang
yang bertaqwa atau “muttaqin” merupakan dambaan semua umat Muhammad, karena ini
merupakan “maqoman-mahmudah” (derajat
tertinggi di sisi Allah SWT).
·
Untuk
dapat sampai disana, diperlukan kesungguhan hati untuk menggapainya, ibarat
suatu perjalanan perlu melewati beberapa “Terminal Blok M” mulai dari “Maqom Muslimim” (setelah bersahadat sebagai seorang muslim/ibarat masih TK, semua
amalannya diukur dengan pahala dan dosa semata), kemudian menuju terminal
berikutnya “Maqom
Mukminin” (ibadahnya sudah dibarengi dengan keimanan, diyakini dalam
hati, dikrarkan dengan lisannya dan terwujud dalam perilakunya, ibarat sudah
naik ke SD) ), kemudian “Maqom Muhsinin (ikhsan
artinya baik, keislaman dan keimanannya terimplementasi dalam sikap dan
perilaku yang baik/akhlakul karimah, naik ke SMP);
·
Selanjutnya Maqom Mukhlisin
(Ikhlas), Seorang muslim yang
mukmin, dan mukhsin, yang selalu melakukan kebaikan/ikhsan, ikhlas semata-mata karena Allah SWT. (sudah
tingkatan SLTA). Allah SWT menggambarkan seorang mukhlisin
sbb. “alladziina yunfiquuna
fiis-sarroo-i wadhdharroo-i
walkaatsimiinal
ghoyzha wal'aafiina 'aninnaasi walaahu
yukhibbul mukhsiniin/(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan. [QS. Ali_Imran (3:134)].
·
Pada
derajat ini, syaitan laknatullah tidak mampu menggoda dan mempengaruhinya
(menyesatkan) karena sang hamba dijaga langsung oleh Allah SWT. Subhanallah! . Ini
dapat dilihat dialog syetan dengan Allah SWT (QS. Al-Hijr [15]:39-40): Qoola, robbi bimaa aghwaytanii
lauzayyinanna lahum fiil-ardhi
walaughwiyannahum ajma'iin /[15:39] Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, illaa 'ibaadaka
minhumul mukhlashiin/[15:40] kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
· Dan puncaknya Maqoman Mahmudah, yaitu
Muttaqin,
(taqwa
atau takut ), Secara istilah
adalah orang melaksanakan perintah Allah secara sempurna, dan menjauhkan
perintah Allah, Islam Kaffah (sudah tingkat Universitas), Dalam QS. Al-Hujurat [49]: 13) ditegaskan bahwa :…” Waja’alnakum – syu’uuban – waqobaa-ila/Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku Lita- ’Aarofu/Supaya
kamu saling mengenal Inna
Akromakum ‘Indallahi At-Qookum…/sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu.
·
Kata taqwa,
kalau diurai secara harfiah dari huruf ta’
– kaf – waw – dan ya’ yang memiliki
makna (Ta’) Tawaddu’, yaitu rendah
hati, tidak sombong, sederhana
dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabbur (sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal
kebaikan kita. Sifat sombong/takabur itu
merupakan sikap yang mengingkari kebenaran, karena ia menutupi kebohongan
dirinya, dan berakibat terjadinya kerusakan di muka bumi ini. Rasulullah SAW bersabda, : “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan
manusia.” (HR. Muslim). Dalam
QS. Al-Qoshosh (28 -83.), Allah SWT telah memperingatkan :
Tilkad-daarul aakhiroti naj’alukaa lil ladziina laa yuriduuna
‘uluw-wan fil arddzi wa laa fasaadaa, wal ‘aaqibatu lil muttaqiin.
[28:83] ”Negeri
akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan
di muka bumi dan kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah
bagi orang-orang yang bertakwa .
· Kemudian
(Kaf) Kona’ah,
Secara
maknawi, konaah berarti menerima apa adanya, merasa ikhlas dengan kondisi
apapun yang dialami. Dalam bahasa Jawa adalah (nip)“nrimo ing pandum”. Kalau pemaknaannya hanya sampai
disini, maka akan lebih pada putus asa. Dalam konsep Ilahiyah, qona’ah adalah
berserah diri dan ikhlas menerima apa yang diberikan Allah swt, dengan
tawakkal. Konsep tawakkal, manusia hanya
pada proses, sedang pada penetapan hasil berserah diri pada Allah swt.
QS.
Ali Imraan (3:160)
Iyyan-shurkumulloohu fa
laa ghooliba lakum/Jika Allah menolong kamu,
maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; wa iyyakh-dzulkum /jika
Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), faman dzal-ladzii
yanshurukum mim ba’dih /maka siapakah gerangan
yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? wa ‘alallohi fal
yatawakkalil mu’minuun /Karena itu hendaklah
kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.
·
Sedang (Waw) Warro’ / Wirra’i, maksudnya
menjauhkan diri dari hal-hal mungkar/malu untuk berbuat munkar kepada Allah swt
dan kepada sesamanya. Untuk mencegahnya dengan ibadah sholat, karena sholat
dapat mencegah perilaku munkar. ”.. “…wa
aqimish-shalaata innassh-shalaata tanhaa ‘anil-fakhsyaa’I wal-munkar …..”/Kerjakanlah
shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang
mungkar. (QS.
Al_’Ankabuut [29] : 45)
·
Dan (Ya’) Yaqin, Artinya
kemantapan hati/tidak ada keraguan sedikitpun, haqul yakin dan tidak ada
keraguan dalam menikuti perintah dan mejauhi larangan Allah swt. Dengan mengimani Al_Qur’an sebagai petunjuk
Allah swt, ”za-likal
kitabbu laa roiba fih,/Kitab (Al quran) ini tidak
ada keraguan padanya; hudal lil muttaqin, /petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqoroh [2]:2)
·
Takwa
dalam konsep Al Qur’an, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti
segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak
cukup diartikan dengan takut saja.
Ciri-ciri orang bertaqwa adalah, Allaziina Yu’minuuna,/yaitu,
mereka yang beriman; Bil-Ghoibi /percaya kepada yang ghoib; Wa-Yuqiimuunas-Sholaata/mendirikan sholat; Wa Mimma Razaqnaahum Yunfiquun/ menafkahkan sebagian rezekinya yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. Al-Baqoroh [2]:3)
Pemaknaan
Romadhon.
·
Makna
yang dapat diperoleh dari shiam di bulan Romadhon, sangat tergantung dari
suasana bathin dan qolbu dalam menyambut datangnya bulan Romadhon ini. Terdapat
dua golongan dalam menyikapi kehadiran bulan Romadhon.
·
Golongan
pertama, sedih atau kurang senang
dengan datangnya romadhon, karena bulan romadhon dipandang sebagai “penghalang
atau penghambat” aktivitas dan kebebasannya urusan keduniawiannya.
Banyak keterbatasan yang dapat dilakukan saat berpuasa (kurang produktif).
·
Golongan
ini sering bilang “eh puasa jangan
ngomong jorok, atau jangan korupsi, atau
jangan kikir and bakhil, dll. Artinya nanti kalau udah puasa usai, itu
semua dilakukan dianggap pantas. Golongan ini menempatkan Romadhon hanya
berfungsi sebagai ‘rem sementara waktu’
saja. Ini yang disinyalir oleh Rasululloh SAW : ”Banyak
orang berpuasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan
dahaga” (HR. Bukhori-Muslim).
·
Golongan
kedua, penuh suka cita dengan
berucap ‘marhaban ya romadhon’,
disambut dengan lapang data, kebersihan hati, keikhlasan dan bersyukur karena
dapat dipertemukan dengan romadhon, Rasulullah saw pernah bersabda, “siapa yang senang dengan datangnya bulan
Ramadan, maka Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka”.
·
Romadhon
sebagai “Shahrut_Tarbiyyah” atau
“bulan pendidikan meliputi : Tarbiyah
Jasadiyah, berpuasa dengan
manahan lapar dan dahaga, memperbaiki metabolism tubuh, mereparasi aktivitas
tubuh setelah selama 11 bulan tak henti siang dan malam.
·
Tarbiyah Fikriyah/akal, di bulan romadhon
diperbanyak aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan keber-agama-an, dengan
taddarus dan taddabur serta majelis-majelis ‘ilmu/memperbanyak kegiatan
tausiah.
·
Dan
Tarbiyah Qolbiyah,
bentuknya ya seperti sholat qiyamul lail, iktikaf, sodaqoh, beramal sholeh
lainnya. Dan puasa juga dapat meningkatkan kecerdasan qolbiyah (“Qolbiyah Quotient” /QQ), yaitu
kepekaan kita terhadap kaum dhuafa yang banyak menahan lapar dan dahaga.
·
Sebagai
“Shahrut-Tarbiyyah”, satu bulan kita
belajar, berlatih dan diuji mengenai keimanan, kesabaran dan kejujuran. Dan kualitas proses dan output dari”madrosatun atau tarbiyyah” di bulan romadhon ini sangat tergantung dari
inputnya, yaitu saat menyambut kehadirannya, sehingga pesertanya bisa saja DO,
karena memandang puasa sebagai rem sementara waktu, sehingga abis puasa ya
kembali asal.
·
Bisa
juga Lulus dengan nilai pas-pasan, kalau sebelum romadhon
dengan sesudah romadhon sama saja keislaman dan keimnanannya. Yang diharapkan adalah lulus dengan predikat “cumloude”
atau “mabrur” ibadah puasanya, yaitu meningkat
kebaikannya setelah usai menjalani shaum dibulan Romadhon ini. (Secara terminologis, kata “mabrur” dari kata “al-birru” – “al birra” berarti
kebaikan atau mendapatkan kebaikan atau menjadi baik )
·
Kemabruannya
terlihat pada 11 bulan berikutnya, dengan indicator :
~
Tidak pelit,
kikir bin
bachil/menjadi dermawan, karena romadhon adalah “syahrur
aj_juud” (bulan kedermawanan), … Menurut Rasululloh SAW, orang
yang beramal
tdk dengan riya’ termasuk salah satu dari 7 gol yang dilindungi Allah di hari
akhir.
~
Sembuh dari
penyakit rohaniah, seperti gibah, iri dengki,
sirik, tinggi hati, sombong, takabur dan lainnya, karena romadhon adalah “syahr an-najjah” bulan pelepasan diri dari neraka.
~
Bisa lebih sabar, karena romadhon sebagai “syahr ash-shobri” .
~
Rajin membaca
Al_Qur’an,
karena romadhon merupakan “Syahr
at-tilawah”. dll, pokoknya meningkat kesalehan personal yang
berdampak pada kesalehan social.
·
Disamping
itu, seorang muslim_mukmin yang puasanya ‘mabrur’
terlihat juga dari tanda-tanda seperti :
~
Wajhun
sholikhun, wajahnya baik bersih dan berseri,
tidak suntrut, mbesengut bin mrengut aja.
~
Lisanun
shodiqun, ucapannya dapat dipercaya,
benar dan menyejukan, tidak asal omong yang tidak bermanfaat malah menyakiti.
~
Qolubin
Taqqinun, hatinya semakin
ketaqwaannya.
~
Yad’un
yakhinun, tangannya
suka bersedekah. Dan semua itu akan itu tercermin dalam sikapnya yang baik (Amalun sholikhun)
Shaum Meningkat
Keimanan
·
Yang
Lulus dari “Sharut Tarbiyah” sebulan penuh di bulan Romadhon dengan predikat “qumloude”
akan tampak pada perubahan yang lebih baik dalam berkehidupan keislaman dan
keimnanannya.
·
Tanda-tanda
itu sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al
Mu’minuuna (23:2-7), yaitu meliputi 7 tanda-tanda :
1.
sholaatihim khoosyi'uun /Khusyuk dalam sholat, Ikhsan dalam
sholat (kalau sholat seolah-olah melihat_Nya, maka sesungguhnya Ia melihat
engkau), tenang dan konsentrasi.
2.
'anillaghwi
mu'ridhuun/Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. Dari Abu Hurairah R.a,
sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda "Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau
diam." (H.R. Bukhari-Muslim). Sabda Rasulullah SAW : "Sebagian kebaikan keislaman seseorang adalah
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."
3.
lizzakaati
faa'iluun/Menunaikan Zakat. Zakat memiliki banyak manfaat bagi orang mukmin, antara
lain, membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta yang berlebihan pada dunia
dan mensucikan hati sehingga tumbuh sifat - sifat kebaikan dalam hati. “….dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan…(QS. At_Taaubah [9]:103).
4.
lifuruujihim
khoofizhuun/Menjaga kemaluan dari perbuatan keji zina. Imam
Ahmad berkata : "saya tidak dapat
mengetahui setelah pembunuhan ada dosa besar daripada perzinaan". Allah SWT berfirman : walaa taqrobuuzzinaa innahu kaana faakhisyatan wasaa-a sabiilaa / Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS.
Al_Isra’ [17]:32).
5. humul 'aaduun/menjaga
pandangannya/tidak melampaui batas. Barangsiapa mencari yang di balik itu (seperti
yang dimaksud ayat 6, yaitu dengan isterinya, dengan zina, homo, hetero) maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. An_Nuur [24]:30) : qullilmu/miniina
yaghudhdhuu min abshoorihum wayakhfazhuu furuujahum dzaalika
azkaa lahum, innallooha
khobiirun bimaa
yashna'uun Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat".
6.
li-amaanaatihim
wa'ahdihim roo'uun/Memelihara amanat dan menepati janji.
Sabda Rasulullah SAW : "tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila
berbicara dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya
berkhianat". (H.R. Syaikhani dari Abu Hurairah r.a). Firman Allah
SWT (QS. Al_Ma’aarij [70]:32) : walladziina
hum li-amaanaatihim wa'ahdihim roo'uun / Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya.
7.
'alaa
sholawaatihim yukhoofizhuun/Memelihara sholat, Sholat adalah pembeda
antara muslim dan musyrik kafir, Rasulullah SAW bersabda : "beda antara muslim dan musyrik atau
kafir adalah meninggalkan sholat"(H.R. Muslim). Firman Allah
SWT dalam QS. Al_Baqarah (2:43), wa-aqiimuushshalaata wa aatuuzzakaata warka'uu ma 'arrooki 'iin Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'
·
Balasan
bagi yang mampu menjadi orang iman dengan 7 karakteristik tersebut , maka
balasan dari Allah SWT adalah, “menjadi pewaris syurga Firdaus dan kekal didaklamnya”
(pada ayat 10-11).
·
Semoga kita termasuk golongan umat yang telah meningkat
keimanannya, sehingga pantas sebagai pewaris syurga Firdaus yang dijanjikan
Allah Ta’ala tersebut.. Amein.
·
Sebagai penutup mari kita
renungkan sindiran dari Allah SWT seperti difirmankan dalam Surah An Nahl (16)
: 92 : walaa
takuunuu kallatii naqadhat ghazlahaa min ba'di quwwatin ankaatsan
tattakhidzuuna ( Dan janganlah
kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat, menjadi cerai berai kembalI,….)
·
Apa
yang sudah kita ‘pintal’ dibulan
romadhon, misalnya kita pintal ‘benang-benang’ syiam, qiyamul lail, sodaqoh,
tilawatil qur’an, maashshobirin, dan ibadah-ibadah lain sehingga menjadi
‘kain’ pembungkus sebagi muttaqin,
setelah usai romadhon jangan di urai lagi “bebang-benang ibadah’ tersebut,
sehingga yang didapat hanya tumpukan benang kusut.
Waloohu
a’lam bishowab
Demikian yang saya
sampaikan bila itu kebenaran, merupakan kebenaran yang datangnya dari allah
semata, karena sifat-nya yang al haaq/yang maha benar,
Kalau ada salahnya,
itulah kesalahan saya sebagai manusia,
Yang sifatnya memang
deket dengan kekhilafan
Seperti kata pepatah
arab :
“al insaanu makhallul khoto wan
nisyaan”.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ
ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Subhanakallahumma
wabihamdika
Asyhadualla ilahailla
anta
Astagfiruka wa’atubu
ilaik
“maha
suci engkau ya allah, dengan memuji-mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-mu, aku memohon pengampunan-mu dan bertaubat
kepada-mu.”
(hr.
Tirmidzi, shahih).
Nas-alullah
as-salamah wal ‘afiyah/
Hanya kepada allah kita mohon keselamatan.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad.
Wassalamu’alaikum
warahmatulloohi wabarokatuh
Ya Rabb.
Robbanaa taqobbal minnaa
innaka antassamii'ul 'aliim
Ya Tuhan kami terimalah
daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui".
Robbanaa waj'alnaa muslimayni
laka wamin dzurriyyatinaa
ummatan muslimatan
laka wa-arinaa manaasikanaa
watub 'alaynaa innaka antat tawwaaburrahiim
Ya
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.
QS. Al_Baqoroh (2:128,128)
Amien !!
0 komentar:
Posting Komentar